BTN Siap Menjadi Mitra Utama BP Tapera

Minggu, 26 Mei 2019 - 21:06 WIB
BTN Siap Menjadi Mitra Utama BP Tapera
BTN Siap Menjadi Mitra Utama BP Tapera
A A A
JAKARTA - PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk menyatakan siap menjadi mitra utama Badan Pengelola Tabungan Perumahan Rakyat (BP Tapera) untuk mengakselerasi kepemilikan hunian yang terjangkau bagi masyarakat Indonesia.

Kesiapan tersebut didukung pengalaman Bank BTN menjadi pemimpin pasar Kredit Pemilikan Rumah (KPR) Subsidi, inovasi bisnis yang sudah dilakukan BTN, hingga kepemilikan Manajer Investasi yang sudah diinisiasi perseroan dengan membidik saham mayoritas PNMIM, dimana saat ini 30% saham sudah diambil alih BTN.

Direktur Utama Bank BTN, Maryono, mengatakan perseroan dan BP Tapera memiliki visi yang sejalan. Keduanya, sebut Maryono, adalah agen pemerintah yang disiapkan untuk mendukung program pemerintah khususnya dalam pembiayaan perumahan menyasar Masyarakat Berpenghasilan Rendah (MBR) untuk memiliki rumah yang terjangkau.

Untuk mencapai visi tersebut, ujar Maryono, sebagai bank spesialis pembiayaan perumahan, perseroan telah menggelar berbagai langkah strategis untuk mengembangkan kapasitas bisnisnya. Perseroan, lanjut Maryono, tengah berupaya merampungkan aksi akuisisi perusahaan Manajer Investasi dan meracik skema pembiayaan perumahan yang baru guna menjangkau semakin banyak masyarakat memiliki rumah.

"Menjadi mitra BP Tapera merupakan sinergi yang sangat tepat sejalan dengan upaya kami terus mendukung kesuksesan Program Satu Juta Rumah. Hanya BTN yang sangat concern mendukung pembiayaan perunahan rakyat sejak bank ini ada tahun 1974. Ini bukan program BTN tetapi program pemerintah yang perlu didukung bersama stakeholder terkait bidang perumahan. Kami akan terus berinovasi untuk menjangkau banyak masyarakat Indonesia, khususnya MBR untuk memiliki hunian yang terjangkau," ujar Maryono di Jakarta, Minggu (26/5/2019).

Bank BTN pun telah melakukan berbagai inovasi dan sinergi di segmen Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi kelompok MBR. Di segmen KPR Subsidi misalnya, perseroan aktif bersinergi dengan berbagai pihak guna penyaluran kredit yang lebih luas. Perseroan pun menciptakan produk KPR Mikro untuk menyasar MBR informal seperti tukang ojek online dan tukang bakso untuk memiliki rumah.

Dengan berbagai langkah strategis tersebut, bank spesialis kredit perumahan ini mencatatkan pertumbuhan pesat di segmen KPR Subsidi. Dalam lima tahun terakhir, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan KPR Subsidi 29,85%, mulai Desember 2014 hingga Desember 2018. Per Maret 2019, emiten bersandi saham BBTN ini juga masih menempati posisi wahid di pasar KPR Subsidi dengan pangsa 92,96%.

Bank BTN juga telah menggelar Perjanjian Pembelian Saham Bersyarat (Conditional Shares Purchase Agreement/CSPA) untuk membeli saham PT Permodalan Nasional Madani Investment Management (PNMIM). Hingga kini, Bank BTN telah berkomitmen membeli 30% saham perusahaan manajer investasi tersebut. Ke depannya dengan ijin OJK, perseroan bakal menambah kepemilikan saham hingga mencapai 85%.

"Pembelian saham manajer investasi ini kami lakukan untuk memaksimalkan pengelolaan dana jangka panjang seperti dana Tapera, sekaligus untuk meningkatkan kinerja bisnis Bank BTN," tambah Maryono.

Per April 2019, Bank BTN mencatatkan pertumbuhan positif pada penyaluran KPR dan berada di atas rata-rata industri perbankan nasional. Catatan keuangan perseroan merekam, KPR Bank BTN tumbuh sebesar 22,29% secara tahunan (year-on-year/yoy) dari Rp150,9 triliun pada April 2018 menjadi Rp184,53 triliun.

Adapun, dari data Bank Indonesia menunjukkan per Maret 2019, KPR secara nasional hanya tumbuh sebesar 13,2% yoy, turun dari 13,7% yoy pada bulan sebelumnya.

Pertumbuhan pesat KPR di Bank BTN disumbang laju KPR Subsidi yang naik 29,37% yoy dari Rp80,49 triliun pada April 2018 menjadi Rp104,13 triliun di periode yang sama tahun ini. KPR Non-subsidi juga mencatatkan pertumbuhan positif sebesar 14,19% yoy menjadi Rp80,4 triliun pada April 2019 dari Rp70,41 triliun.

Sementara itu, Deputi Komisioner BP Tapera Bidang Pemanfaatan, Ariev Baginda Siregar, mengatakan kehadiran BP Tapera ditujukan agar kebutuhan kalangan MBR akan perumahan dapat dipenuhi. Kehadiran BP Tapera, ujar Ariev, bertujuan untuk menyediakan dana murah jangka panjang. Dana tersebut akan disalurkan untuk pembiayaan perumahan yang berkesinambungan.

"Peserta Tapera yang tergolong sebagai masyarakat berpenghasilan rendah dapat memeroleh manfaat untuk pembelian rumah, perbaikan rumah, atau membangun rumah melalui KPR dengan bunga rendah yang disalurkan oleh institusi keuangan yang bekerjasama dengan kami," jelas Ariev.

Saat ini, Ariev menjelaskan BP Tapera tengah merancang pondasi mulai dari SDM, keuangan, logistik, hingga rencana strategis dalam lima tahun pertama. Nantinya, kalangan masyarakat yang ditargetkan menjadi peserta Tapera yakni para pekerja asing, pekerja swasta, pekerja mandiri, pegawai Badan Usaha Milik Negara (BUMN)/Badan Usaha Milik Daerah (BUMD), Aparatur Sipil Negara (ASN)/Tentara Nasional Indonesia (TNI)/Kepolisian Republik Indonesia (Polri).

Menurut Ariev, per April 2019, BP Tapera telah memiliki dana senilai Rp10,4 triliun. Dana tersebut berasal dari Taperum-PNS yang nantinya akan diperuntukkan bagi pemupukan, pemanfaatan, dan dana cadangan bagi peserta yang pensiun. "Kedepannya dana tersebut akan terus meningkat. Kami memproyeksikan potensi peserta Tapera akan mencapai 139 juta orang pada 2024," kata Ariev.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9444 seconds (0.1#10.140)