Bertemu Australia, Mendag Bahas Tiga Isu Perdagangan Ini
A
A
A
JAKARTA - Menteri Perdagangan (Mendag) Enggartiasto Lukita membahas tiga isu perdagangan saat bertemu Menteri Perdagangan, Pariwisata dan Investasi Australia Simon Birmingham di sela-sela kegiatan G20 Ministerial Meeting on Trade and Digital Economy di Tsukuba, Jepang, Sabtu (8/6) lalu.
"Tiga isu penting yang kita bahas yaitu perkembangan ratifikasi Indonesia−Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP), dan reformasi WTO," ujar Mendag dalam keterangan resminya, Minggu (9/6/2019).
Mendag menjelaskan, pertama kedua negara menyepakati IA-CEPA masuk ke dalam proses ratifikasi setelah ditandatangani. Untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha, Indonesia dan Australia akan mempercepat proses tersebut agar secara resmi dapat dimanfaatkan oleh semua pihak.
"Kami sepakat untuk mempercepat penyelesaian proses ratifikasi IA-CEPA agar kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia-Australia dapat segera diimplimentasikan," ujar Mendag.
Kedua, Indonesia sebagai negara koordinator meminta dukungan Australia untuk lebih fleksibel dalam mengenakan tarif dagang terhadap negara anggota RCEP yang belum memiliki perjanjian perdagangan dengan Australia.
"Kita meminta Australia untuk tidak mengenakan tarif dagang yang terlalu tinggi kepada negara anggota RCEP yang belum memiliki perjanjian perdagangan dengan Australia," tuturnya.
Mendag juga menambahkan bahwa Indonesia mendorong seluruh negara anggota untuk bersikap realistis dan bersedia menyepakati langkah dalam mencapai penyelesaian perundingan secara substansial di akhir tahun ini.
Ketiga, Indonesia mendukung reformasi WTO. Menurut Mendag, perlu adanya perbedaan yang jelas antara proses dan substansi dalam reformasi WTO. Hal tersebut juga telah disampaikan pada pertemuan Menteri Perdagangan APEC 2019 di Chili beberapa bulan lalu.
Fokus dan prioritas reformasi WTO saat ini adalah pada pemilihan anggota Appellate Body. Reformasi WTO diharapkan dapat mengembalikan fungsi WTO secara efektif dan memulihkan sistem perdagangan multilateral, serta kredibilitas WTO di mata dunia.
Selain melakukan pertemuan dengan Australia, Mendag juga melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Perdagangan China, Wang Shouwen. Pada kesempatan tersebut, Indonesia meminta pengiriman langsung produk sarang burung walet dan hasil pertanian Indonesia ke pasar China yang selama ini masih banyak diekspor melalui Viet Nam.
Wamendag China menyambut baik permintaan Indonesia dan akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menindaklanjuti hal tersebut.
"China menyambut baik permintaan untuk produk sarang burung walet dan hasil pertanian Indonesia dapat langsung masuk ke pasar China tanpa melalui negara lain," kata Mendag.
"Tiga isu penting yang kita bahas yaitu perkembangan ratifikasi Indonesia−Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA), Regional Comprehensive Economic Partnership Agreement (RCEP), dan reformasi WTO," ujar Mendag dalam keterangan resminya, Minggu (9/6/2019).
Mendag menjelaskan, pertama kedua negara menyepakati IA-CEPA masuk ke dalam proses ratifikasi setelah ditandatangani. Untuk memenuhi kebutuhan dunia usaha, Indonesia dan Australia akan mempercepat proses tersebut agar secara resmi dapat dimanfaatkan oleh semua pihak.
"Kami sepakat untuk mempercepat penyelesaian proses ratifikasi IA-CEPA agar kerja sama perdagangan dan investasi Indonesia-Australia dapat segera diimplimentasikan," ujar Mendag.
Kedua, Indonesia sebagai negara koordinator meminta dukungan Australia untuk lebih fleksibel dalam mengenakan tarif dagang terhadap negara anggota RCEP yang belum memiliki perjanjian perdagangan dengan Australia.
"Kita meminta Australia untuk tidak mengenakan tarif dagang yang terlalu tinggi kepada negara anggota RCEP yang belum memiliki perjanjian perdagangan dengan Australia," tuturnya.
Mendag juga menambahkan bahwa Indonesia mendorong seluruh negara anggota untuk bersikap realistis dan bersedia menyepakati langkah dalam mencapai penyelesaian perundingan secara substansial di akhir tahun ini.
Ketiga, Indonesia mendukung reformasi WTO. Menurut Mendag, perlu adanya perbedaan yang jelas antara proses dan substansi dalam reformasi WTO. Hal tersebut juga telah disampaikan pada pertemuan Menteri Perdagangan APEC 2019 di Chili beberapa bulan lalu.
Fokus dan prioritas reformasi WTO saat ini adalah pada pemilihan anggota Appellate Body. Reformasi WTO diharapkan dapat mengembalikan fungsi WTO secara efektif dan memulihkan sistem perdagangan multilateral, serta kredibilitas WTO di mata dunia.
Selain melakukan pertemuan dengan Australia, Mendag juga melakukan pertemuan bilateral dengan Wakil Menteri Perdagangan China, Wang Shouwen. Pada kesempatan tersebut, Indonesia meminta pengiriman langsung produk sarang burung walet dan hasil pertanian Indonesia ke pasar China yang selama ini masih banyak diekspor melalui Viet Nam.
Wamendag China menyambut baik permintaan Indonesia dan akan berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait untuk menindaklanjuti hal tersebut.
"China menyambut baik permintaan untuk produk sarang burung walet dan hasil pertanian Indonesia dapat langsung masuk ke pasar China tanpa melalui negara lain," kata Mendag.
(fjo)