PNM Dorong Nasabah Mekaar Naik Kelas
A
A
A
JAKARTA - PT Permodalan Nasional Madani (Persero) atau PNM siap mendorong sekitar 200.000 nasabah program Membina Ekonomi Keluarga Sejahtera (Mekaar) untuk naik kelas.
Strategi yang akan dilakukan dengan menggandeng bank penyalur KUR mikro dan meluncurkan Mekaar Plus pada bulan Juni tahun ini. Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan sedang menyiapkan strategi untuk mendorong nasabah Mekaar untuk naik kelas sehingga usahanya lebih optimal.
Setidaknya ada 200.000 nasabah yang siap naik kelas atau kebutuhan pinjamannya Rp10-15 juta. Karena itu, perseroan siap menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri Tbk untuk menyalurkan KUR mikro yang dibutuhkan nasabah.
“Fokus utamanya adalah nasabah Mekaar yang naik kelas. Caranya dengan menggandeng program KUR mikro dan menggunakan program kami sendiri, yaitu Mekaar Plus,” ujar Arief di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, pihaknya membuka peluang kerja sama dengan perbankan dalam pemberian akses KUR kepada nasabah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk peningkatan kapasitas usaha bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Nasabah yang bakal ditransfer ke program KUR nanti merupakan nasabah program Mekaar yang tidak menggunakan agunan. Dalam program KUR, PNM hanya berperan sebagai pihak yang mempertemukan antara nasabah dengan perbankan.
Adapun dana pinjaman berasal dari bank. Namun, pendampingan kepada pelaku usaha tetap dilakukan PNM. “Supaya tidak ada sesuatu yang putus dalam program pendampingannya, KUR hanya dari sisi pendanaan. Nasabah dapat kesempatan mendapatkan dana murah,” katanya.
Sebagai gambaran, program Mekaar merupakan layanan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok bagi perempuan prasejahtera beranggota 10 hingga 30 perempuan dengan pembiayaan Rp2-5 juta yang selama ini diberikan bertahap tanpa jaminan.
Pada Juni tahun ini pihaknya juga menyiapkan produk Mekaar Plus dengan menyeleksi nasabah Mekaar yang siap naik kelas. “Kalau memang ada layanan perbankan di situ, kami masukkan ke KUR, kalau tidak ada, kami akan menyiapkan produk Mekaar Plus,” katanya.
Arief menambahkan, ada perbedaan antara Mekaar biasa dengan Mekaar Plus, karena plafon pinjaman untuk nasabah Mekaar biasa hanya sampai Rp5 juta sedangkan Mekaar Plus bisa lebih dari Rp5 juta.
“(Mekaar Plus) persis seperti yang KUR mikro,” ujar Arief seusai silaturahmi bersama media. Menurut dia, saat ini banyak nasabah yang sudah sampai plafon pinjaman Rp5 juta, sedangkan untuk nasabah Mekaar Plus, maka pendekatan PNM terhadap mereka akan berbeda. (Hafid Fuad)
Strategi yang akan dilakukan dengan menggandeng bank penyalur KUR mikro dan meluncurkan Mekaar Plus pada bulan Juni tahun ini. Direktur Utama PNM Arief Mulyadi mengatakan sedang menyiapkan strategi untuk mendorong nasabah Mekaar untuk naik kelas sehingga usahanya lebih optimal.
Setidaknya ada 200.000 nasabah yang siap naik kelas atau kebutuhan pinjamannya Rp10-15 juta. Karena itu, perseroan siap menggandeng PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) dan PT Bank Mandiri Tbk untuk menyalurkan KUR mikro yang dibutuhkan nasabah.
“Fokus utamanya adalah nasabah Mekaar yang naik kelas. Caranya dengan menggandeng program KUR mikro dan menggunakan program kami sendiri, yaitu Mekaar Plus,” ujar Arief di Jakarta, kemarin.
Menurut dia, pihaknya membuka peluang kerja sama dengan perbankan dalam pemberian akses KUR kepada nasabah. Hal ini dilakukan sebagai bentuk peningkatan kapasitas usaha bagi pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Nasabah yang bakal ditransfer ke program KUR nanti merupakan nasabah program Mekaar yang tidak menggunakan agunan. Dalam program KUR, PNM hanya berperan sebagai pihak yang mempertemukan antara nasabah dengan perbankan.
Adapun dana pinjaman berasal dari bank. Namun, pendampingan kepada pelaku usaha tetap dilakukan PNM. “Supaya tidak ada sesuatu yang putus dalam program pendampingannya, KUR hanya dari sisi pendanaan. Nasabah dapat kesempatan mendapatkan dana murah,” katanya.
Sebagai gambaran, program Mekaar merupakan layanan pemberdayaan melalui pembiayaan berbasis kelompok bagi perempuan prasejahtera beranggota 10 hingga 30 perempuan dengan pembiayaan Rp2-5 juta yang selama ini diberikan bertahap tanpa jaminan.
Pada Juni tahun ini pihaknya juga menyiapkan produk Mekaar Plus dengan menyeleksi nasabah Mekaar yang siap naik kelas. “Kalau memang ada layanan perbankan di situ, kami masukkan ke KUR, kalau tidak ada, kami akan menyiapkan produk Mekaar Plus,” katanya.
Arief menambahkan, ada perbedaan antara Mekaar biasa dengan Mekaar Plus, karena plafon pinjaman untuk nasabah Mekaar biasa hanya sampai Rp5 juta sedangkan Mekaar Plus bisa lebih dari Rp5 juta.
“(Mekaar Plus) persis seperti yang KUR mikro,” ujar Arief seusai silaturahmi bersama media. Menurut dia, saat ini banyak nasabah yang sudah sampai plafon pinjaman Rp5 juta, sedangkan untuk nasabah Mekaar Plus, maka pendekatan PNM terhadap mereka akan berbeda. (Hafid Fuad)
(nfl)