Desain Rest Area Jalan Tol Bakal Dievaluasi
A
A
A
JAKARTA - Terkait evaluasi kecukupan tempat istirahat (Rest Area) di Jalan Tol saat Mudik Lebaran tahun 2019, Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan dibutuhkan dukungan perilaku pengendara dalam menggunakan rest area sehingga tidak terjadi penumpukan kendaraan. Ia menjelaskan bahwa seberapapun banyaknya rest area, tidak akan cukup dengan kondisi eksisting yang seperti ini.
Sebagai ilustrasi, rest area di Palimanan dan Kalikangkung, kondisi normal menampung 17 ribu kendaraan, namun pada saat mudik kemarin naik empat kali lipat jadi 68 ribu kendaraan. Penerapan kebijakan satu arah yang memungkinkan penggunaan rest area di kedua sisi, juga tidak bisa menampung seluruhnya pemudik ingin masuk rest area.
Sebagai evaluasi, Menteri Basuki mengatakan ke depan pemerintah berencana akan mengupayakan adanya perubahan desain parkir di tempat peristirahatan atau Rest Area. Hal itu dilakukan guna mengakomodasi pemudik yang ingin beristirahat di sela perjalanan mudik atau balik.
“Kita evaluasi desain untuk parkir lebih disiapkan khusus, tidak menyebar di semua ruang rest area. Perilaku pengendara umumnya misalnya jika ingin ke toilet, maka parkirnya juga harus dekat dengan toilet sehingga menumpuk. Untuk itu akan kita coba atur agar parkir kendaraan di rest area jauh dari pertokoan sehingga lebih teratur,” ujarnya di Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Disamping itu untuk rest area pada ruas jalan tol antar kota, posisinya terlalu dekat dengan pinggir jalan, sehingga kerap menimbulkan kemacetan. “Akan kita coba evaluasi rest area yang saat ini berada persis di pinggir jalan tol," sambungnya.
"Akan lebih baik jika desainnya menjorok ke dalam, terutama untuk jalan tol antar kota yang masih memungkinkan ketersediaan lahannya. Terlebih dengan rencana Kementerian Perhubungan yang akan memanfaatkan rest area sebagai “terminal tol”, maka dibutuhkan desain khusus agar tidak menimbulkan kemacetan,” tandas Basuki.
Sebagai ilustrasi, rest area di Palimanan dan Kalikangkung, kondisi normal menampung 17 ribu kendaraan, namun pada saat mudik kemarin naik empat kali lipat jadi 68 ribu kendaraan. Penerapan kebijakan satu arah yang memungkinkan penggunaan rest area di kedua sisi, juga tidak bisa menampung seluruhnya pemudik ingin masuk rest area.
Sebagai evaluasi, Menteri Basuki mengatakan ke depan pemerintah berencana akan mengupayakan adanya perubahan desain parkir di tempat peristirahatan atau Rest Area. Hal itu dilakukan guna mengakomodasi pemudik yang ingin beristirahat di sela perjalanan mudik atau balik.
“Kita evaluasi desain untuk parkir lebih disiapkan khusus, tidak menyebar di semua ruang rest area. Perilaku pengendara umumnya misalnya jika ingin ke toilet, maka parkirnya juga harus dekat dengan toilet sehingga menumpuk. Untuk itu akan kita coba atur agar parkir kendaraan di rest area jauh dari pertokoan sehingga lebih teratur,” ujarnya di Jakarta, Selasa (11/6/2019).
Disamping itu untuk rest area pada ruas jalan tol antar kota, posisinya terlalu dekat dengan pinggir jalan, sehingga kerap menimbulkan kemacetan. “Akan kita coba evaluasi rest area yang saat ini berada persis di pinggir jalan tol," sambungnya.
"Akan lebih baik jika desainnya menjorok ke dalam, terutama untuk jalan tol antar kota yang masih memungkinkan ketersediaan lahannya. Terlebih dengan rencana Kementerian Perhubungan yang akan memanfaatkan rest area sebagai “terminal tol”, maka dibutuhkan desain khusus agar tidak menimbulkan kemacetan,” tandas Basuki.
(akr)