Ekspor Teh Indonesia Berpeluang Naik di Tengah Perang Dagang AS-China
A
A
A
JAKARTA - Indonesia berpeluang meningkatkan ekspor teh di tengah perang dagang yang terjadi antara Amerika Serikat-China. Peluang tersebut dimanfaatkan salah satunya dengan mengikuti pameran World Tea Expo (WTE) 2019 di Las Vegas, Amerika Serikat (AS). Hasilnya, Indonesia meraih potensi transaksi sebesar USD529 ribu dalam pameran tersebut dan diprediksi akan meningkat.
"Perang dagang AS-China merupakan momentum yang memberikan peluang lebih besar bagi para produsen teh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan teh hijau dan teh hitam China dengan kemasan di bawah 3 kg kemungkinan besar akan dikenakan tarif 25%. Sehingga hal tersebut menjadi celah teh Indonesia merebut pangsa pasar teh China yang dikenakan tarif," ujar Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles di Jakarta, Selasa (18/6).
Paviliun Indonesia menampilkan tujuh perusahaan, untuk kategori produk teh dan minuman herbal terdiri dari lima perusahaan yaitu Harendong Tea Estate, PT Bukit Sari, PT Kepala Djenggot, Mustika Ratu, dan Rowadu. Sedangkan, untuk kategori produk makanan ringan terdiri dari dua perusahaan, yaitu Jans Food dan Ladang Lima dengan produk-produknya yaitu sweet potato chips, salted butter cookies, Danish cookies dan vegan almond cookies.
Lokasi strategis didapatkan Paviliun Indonesia yakni di depan pintu masuk pameran. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri, yaitu bisa mendapatkan eksposur yang tinggi terhadap para pembeli. Gaya hidup sehat generasi muda AS menggeser gaya konsumsi minuman soda ke produk teh siap minum.
Hal tersebut mempengaruhi perkembangan produk minuman teh yang semakin berinovasi misalnya blended tea yang menggunakan bunga (bunga telang/butterfly pea, mawar, melati, dan lavender) sebagai campuran teh, teh rempah instan dengan berbagai kemasan yang menarik, teh untuk diet keto, chia seeds bubble tea, cider tea, sparkling tea, kombucha serta teh rasa buah-buahan tropik seperti sirsak.
Teh kombucha mengalami pertumbuhan pesat sejak 2017 karena digadang sebagai minuman “elixir of life” yang memberikan manfaat kesehatan untuk sistem pencernaan dan detoksifikasi. Nilai pasar teh Kombucha diperkirakan mencapai USD 556 juta pada 2018. “Tidak hanya importir daun teh, industri teh siap minum, khususnya Kombucha di AS juga dapat dibidik sebagai buyer sasaran," tandasnya.
"Perang dagang AS-China merupakan momentum yang memberikan peluang lebih besar bagi para produsen teh seluruh dunia, termasuk Indonesia. Hal ini dikarenakan teh hijau dan teh hitam China dengan kemasan di bawah 3 kg kemungkinan besar akan dikenakan tarif 25%. Sehingga hal tersebut menjadi celah teh Indonesia merebut pangsa pasar teh China yang dikenakan tarif," ujar Kepala Indonesian Trade Promotion Center (ITPC) Los Angeles di Jakarta, Selasa (18/6).
Paviliun Indonesia menampilkan tujuh perusahaan, untuk kategori produk teh dan minuman herbal terdiri dari lima perusahaan yaitu Harendong Tea Estate, PT Bukit Sari, PT Kepala Djenggot, Mustika Ratu, dan Rowadu. Sedangkan, untuk kategori produk makanan ringan terdiri dari dua perusahaan, yaitu Jans Food dan Ladang Lima dengan produk-produknya yaitu sweet potato chips, salted butter cookies, Danish cookies dan vegan almond cookies.
Lokasi strategis didapatkan Paviliun Indonesia yakni di depan pintu masuk pameran. Hal ini memberikan keuntungan tersendiri, yaitu bisa mendapatkan eksposur yang tinggi terhadap para pembeli. Gaya hidup sehat generasi muda AS menggeser gaya konsumsi minuman soda ke produk teh siap minum.
Hal tersebut mempengaruhi perkembangan produk minuman teh yang semakin berinovasi misalnya blended tea yang menggunakan bunga (bunga telang/butterfly pea, mawar, melati, dan lavender) sebagai campuran teh, teh rempah instan dengan berbagai kemasan yang menarik, teh untuk diet keto, chia seeds bubble tea, cider tea, sparkling tea, kombucha serta teh rasa buah-buahan tropik seperti sirsak.
Teh kombucha mengalami pertumbuhan pesat sejak 2017 karena digadang sebagai minuman “elixir of life” yang memberikan manfaat kesehatan untuk sistem pencernaan dan detoksifikasi. Nilai pasar teh Kombucha diperkirakan mencapai USD 556 juta pada 2018. “Tidak hanya importir daun teh, industri teh siap minum, khususnya Kombucha di AS juga dapat dibidik sebagai buyer sasaran," tandasnya.
(akr)