PLN Akan Bangun Tower Raksasa untuk Interkoneksi Jawa-Bali
A
A
A
DENPASAR - Sistem interkoneksi listrik Jawa-Bali akan dibangun menggunakan model menara atau tower saluran listrik bertegangan ekstra tinggi yang melintang di atas Selat Bali. Rencana tersebut saat ini sedang memasuki tahapan penentuan lokasi yang akan dilanjutkan dengan studi kelayakan.
"Jadi nantinya akan dibangun menara tinggi yang akan membentangkan kabel listrik tegangan tinggi dari Jawa ke Pulau Bali," kata GM Unit Induk Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa di Denpasar, Bali, Rabu (26/6/2019).
Tower transmisi listrik interkoneksi itu akan melewati wilayah Banyuwangi dan Gilimanuk. Dalam desain terbaru yang diperlihatkan kepada kalangan media, nantinya tower raksasa yang akan dibangun berjumlah empat unit. Satu unit di wilayah Banyuwangi, satu unit di Gilimanuk dan dua unit tower di perairan selat Bali.
Menurut Nyoman, rencana pembangunan interkoneksi dengan empat tower itu merupakan opsi yang paling memungkinkan setelah usulan awal yakni membuat dua tower raksasa setinggi 376 meter ditolak pemerintah provinsi bali dan masyarakat setempat karena dianggap akan menggangu kesakralan tempat Ibadah di daerah Gilimanuk.
Adapun terkait pelaksanaan pembangunan proyek tersebut, masih menunggu hasil studi yang diperkirakan rampung tahun depan. "Kemungkinan baru akan dilakukan pengerjaan tahun 2021 hingga 2024," kata Nyoman.
"Jadi nantinya akan dibangun menara tinggi yang akan membentangkan kabel listrik tegangan tinggi dari Jawa ke Pulau Bali," kata GM Unit Induk Distribusi Bali Nyoman Suwarjoni Astawa di Denpasar, Bali, Rabu (26/6/2019).
Tower transmisi listrik interkoneksi itu akan melewati wilayah Banyuwangi dan Gilimanuk. Dalam desain terbaru yang diperlihatkan kepada kalangan media, nantinya tower raksasa yang akan dibangun berjumlah empat unit. Satu unit di wilayah Banyuwangi, satu unit di Gilimanuk dan dua unit tower di perairan selat Bali.
Menurut Nyoman, rencana pembangunan interkoneksi dengan empat tower itu merupakan opsi yang paling memungkinkan setelah usulan awal yakni membuat dua tower raksasa setinggi 376 meter ditolak pemerintah provinsi bali dan masyarakat setempat karena dianggap akan menggangu kesakralan tempat Ibadah di daerah Gilimanuk.
Adapun terkait pelaksanaan pembangunan proyek tersebut, masih menunggu hasil studi yang diperkirakan rampung tahun depan. "Kemungkinan baru akan dilakukan pengerjaan tahun 2021 hingga 2024," kata Nyoman.
(fjo)