Pembangunan PLTGU Jawa 1 Sudah Capai 15%
A
A
A
JAKARTA - PT Pertamina Power Indonesia (PPI) menyatakan perkembangan konstruksi pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Gas Uap (PLTGU) Jawa 1 berkapasitas 1.760 megawatt (MW) telah mencapai 15%. Proyek infrastruktur ketenagalistrikan terintegrasi tersebut tercatat baru memasuki masa konstruksi akhir tahun lalu.
"Untuk saat ini progress-nya sudah sampai 15%. Artinya jauh lebih cepat dari target sebesar 1%," ujar Direktur Utama Pertamina Power Indonesia Ginanjar di sela acara Industrial Expertise Forum On Gas & Renewable Energy di Hotel Ritz Carlton Pacific Place SCBD, Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Dia optimistis pembangunan PLTGU Jawa 1 akan sesuai target. Rencananya proyek pembangkit terintegrasi dengan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) tersebut dapat selesai pada akhir tahun 2021 sesuai dengan kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN. Kemudian rencananya commissioning untuk masing-masing power block dilakukan berturut-turut mulai Juni 2021.
"Targetnya dapat beroperasi secara komersil (comercial operation date/COD) Desember 2021. Sebelumnya pada bulan Juni 2021 kita akan comissioning," ungkapnya.
Sementara, pembangunan kapal FSRU Jawa 1 juga telah dimulai di galangan kapal Samsung Heavy Industries Busan, di Korea Selatan. Kapal FSRU ini memiliki kapasitas kargo penyimpanan liquefied natural gas (LNG) sebesar 170.150 m3 dengan kapasitas unit regasifikasi 300 MMSCFD. Kapal FSRU ini direncanakan selesai pada bulan Desember 2020 dan direncanakan memasuki perairan Indonesia pada pertengahan Januari 2021.
"Untuk investasi FSRU Jawa 1 itu sekitar USD300-400 juta. Tapi investasi itu satu paket dengan pembangkit dengan total mencapai USD1,8 miliar. Jadi nanti PLTGU-nya akan terintegrasi dengan FSRU," terang Ginanjar.
Dia mengatakan bahwa kapal tersebut akan meregasifikasi pasokan LNG yang berasal dari BP Tangguh dimana commissioning unit regasifikasi kapal FSRU akan dilaksanakan pada Maret 2021. Selanjutnya akan dilakukan pengiriman gas melalui pipa sepanjang 21 kilometer ke PLTGU Jawa 1 yang di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Adapun listrik yang dibangkitkan nantinya oleh PLTGU Jawa 1 akan dikirimkan ke gardu induk di Cibatu Dua, Bekasi.
Di bagian lain, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini juga berencana membangun PLTGU di Bangladesh dengan kapasitas 1.200 MW dengan investasi sebesar USD1,4 miliar. Tidak hanya membangun PLTGU, PPI juga akan membangun FSRU terintegrasi dengan pembangkit. "LNG to power ini rencananya akan PPA akhir tahun ini atau awal tahun 2020. Kami akan PPA dengan PLN-nya Bangladesh," kata dia.
Ia menargetkan keputusan final pendanaan (financial close/FC) proyek dapat terlaksana paling lambat satu tahun setelah PPA diteken nanti. Targetnya proyek tersebut bisa beroperasi komersial pada 2022 mendatang. "Targetnya tetap on schedule bisa COD pada 2022. Untuk harga listriknya kami tawarkan yang termurah dan terbaik di Bangladesh," tutup Ginanjar.
"Untuk saat ini progress-nya sudah sampai 15%. Artinya jauh lebih cepat dari target sebesar 1%," ujar Direktur Utama Pertamina Power Indonesia Ginanjar di sela acara Industrial Expertise Forum On Gas & Renewable Energy di Hotel Ritz Carlton Pacific Place SCBD, Jakarta, Kamis (27/6/2019).
Dia optimistis pembangunan PLTGU Jawa 1 akan sesuai target. Rencananya proyek pembangkit terintegrasi dengan Floating Storage Regasification Unit (FSRU) tersebut dapat selesai pada akhir tahun 2021 sesuai dengan kontrak Power Purchase Agreement (PPA) dengan PLN. Kemudian rencananya commissioning untuk masing-masing power block dilakukan berturut-turut mulai Juni 2021.
"Targetnya dapat beroperasi secara komersil (comercial operation date/COD) Desember 2021. Sebelumnya pada bulan Juni 2021 kita akan comissioning," ungkapnya.
Sementara, pembangunan kapal FSRU Jawa 1 juga telah dimulai di galangan kapal Samsung Heavy Industries Busan, di Korea Selatan. Kapal FSRU ini memiliki kapasitas kargo penyimpanan liquefied natural gas (LNG) sebesar 170.150 m3 dengan kapasitas unit regasifikasi 300 MMSCFD. Kapal FSRU ini direncanakan selesai pada bulan Desember 2020 dan direncanakan memasuki perairan Indonesia pada pertengahan Januari 2021.
"Untuk investasi FSRU Jawa 1 itu sekitar USD300-400 juta. Tapi investasi itu satu paket dengan pembangkit dengan total mencapai USD1,8 miliar. Jadi nanti PLTGU-nya akan terintegrasi dengan FSRU," terang Ginanjar.
Dia mengatakan bahwa kapal tersebut akan meregasifikasi pasokan LNG yang berasal dari BP Tangguh dimana commissioning unit regasifikasi kapal FSRU akan dilaksanakan pada Maret 2021. Selanjutnya akan dilakukan pengiriman gas melalui pipa sepanjang 21 kilometer ke PLTGU Jawa 1 yang di Kecamatan Cilamaya Wetan, Kabupaten Karawang. Adapun listrik yang dibangkitkan nantinya oleh PLTGU Jawa 1 akan dikirimkan ke gardu induk di Cibatu Dua, Bekasi.
Di bagian lain, anak usaha PT Pertamina (Persero) ini juga berencana membangun PLTGU di Bangladesh dengan kapasitas 1.200 MW dengan investasi sebesar USD1,4 miliar. Tidak hanya membangun PLTGU, PPI juga akan membangun FSRU terintegrasi dengan pembangkit. "LNG to power ini rencananya akan PPA akhir tahun ini atau awal tahun 2020. Kami akan PPA dengan PLN-nya Bangladesh," kata dia.
Ia menargetkan keputusan final pendanaan (financial close/FC) proyek dapat terlaksana paling lambat satu tahun setelah PPA diteken nanti. Targetnya proyek tersebut bisa beroperasi komersial pada 2022 mendatang. "Targetnya tetap on schedule bisa COD pada 2022. Untuk harga listriknya kami tawarkan yang termurah dan terbaik di Bangladesh," tutup Ginanjar.
(fjo)