Posisi Investasi Internasional RI Capai USD331,2 Miliar

Jum'at, 28 Juni 2019 - 12:32 WIB
Posisi Investasi Internasional RI Capai USD331,2 Miliar
Posisi Investasi Internasional RI Capai USD331,2 Miliar
A A A
JAKARTA - Posisi Investasi Internasional (PII) Indonesia pada akhir kuartal I/2019 mencatat kewajiban neto sebesar USD331,2 miliar (31,5% terhadap PDB), meningkat dibandingkan dengan posisi kewajiban neto pada akhir kuartal IV/2018 yang tercatat USD318,6 miliar (30,6% terhadap PDB).

"Peningkatan kewajiban neto PII Indonesia tersebut disebabkan kenaikan posisi Kewajiban Finansial Luar Negeri (KFLN) yang melampaui peningkatan Aset Finansial Luar Negeri (AFLN)," ujar Direktur Eksekutif Komunikasi Bank Indonesia (BI) Onny Widjarnako di Jakarta, Jumat (28/6/2019).

BI mencatat pada akhir kuartal I/2019, posisi KFLN naik 3,5% (qtq) atau sebesar USD23,3 miliar menjadi USD689,0 miliar. Sedangkan posisi AFLN pada periode yang sama naik 3,1% (qtq) atau sebesar USD10,6 miliar menjadi USD357,8 miliar.

Menurut Onny, posisi KFLN Indonesia yang meningkat terutama didorong oleh besarnya aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung. Hal tersebut mencerminkan kepercayaan investor yang tinggi terhadap prospek perekonomian domestik. Selain itu, berkurangnya risiko ketidakpastian di pasar keuangan global turut menjadi faktor pendorong aliran masuk modal asing dalam bentuk investasi portofolio dan investasi langsung.

Posisi KFLN yang meningkat juga dipengaruhi oleh faktor revaluasi positif atas nilai instrumen finansial domestik sejalan dengan peningkatan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan faktor pelemahan nilai tukar dolar AS terhadap rupiah yang berdampak pada peningkatan nilai instrumen investasi berdenominasi rupiah.

Sementara itu, posisi AFLN Indonesia meningkat terutama didorong oleh meningkatnya posisi aset investasi lainnya dan cadangan devisa. Peningkatan ini juga didukung oleh kenaikan rerata indeks saham negara-negara penempatan AFLN dan faktor pelemahan dolar AS terhadap beberapa mata uang utama penempatan cadangan devisa.

Lebih lanjut BI memandang perkembangan PII Indonesia pada kuartal I/2019 masih tetap sehat. Hal ini tercermin dari struktur kewajiban neto PII Indonesia yang masih didominasi oleh instrumen berjangka panjang. Meski demikian, BI akan tetap mewaspadai risiko kewajiban neto PII terhadap perekonomian.

"Ke depan, BI meyakini kinerja PII Indonesia akan semakin baik sejalan dengan stabilitas perekonomian yang terjaga dan pemulihan ekonomi Indonesia yang berlanjut didukung oleh konsistensi dan sinergi bauran kebijakan moneter, kebijakan pendalaman pasar keuangan, kebijakan fiskal, dan reformasi struktural," pungkas Onny.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.9266 seconds (0.1#10.140)