Mendorong Ekspor Demi Menghapus Defisit Neraca Dagang

Senin, 01 Juli 2019 - 17:20 WIB
Mendorong Ekspor Demi Menghapus Defisit Neraca Dagang
Mendorong Ekspor Demi Menghapus Defisit Neraca Dagang
A A A
JAKARTA - PT Grand Kartech Tbk (KRAH) mulai memperluas pasar ekspor ke sejumlah negara tetangga, untuk turut serta mendukung upaya pemerintah menekan defisit neraca dagang. KRAH sendiri merupakan perusahaan manufaktur yang memproduksi mesin-mesin untuk kebutuhan industri seperti boiler, pressure vessel, tangki, mesin-mesin customized/make to order, dan lain-lain, akan memanfaatkan momen ini untuk mengembangkan size market perusahaan.

Direktur PT Grand Kartech Tbk Johanes Budi Kartika menerangkan, perusahaannya dalam beberapa tahun ke belakang sudah melakukan penetrasi ke beberapa negara tetangga. “Kondisi ini memberikan semangat bagi kami para perusahaan manufaktur untuk memperbesar pasar ekspor ke depannya,” tutupnya.

Seperti diketahui industri pengolahan nonmigas konsisten memberikan kontribusi paling besar terhadap nilai ekspor nasional. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) pada April 2019, ekspor produk manufaktur mencapai USD9,42 miliar atau menyumbang sebesar 74,77% dari total ekspor Indonesia.

“Beberapa hal yang terkait dengan defisit neraca perdagangan, sebetulnya kalau kita bicara industri nonmigas, masih positif. Secara kumulatif, volume ekspor Januari-April 2019 meningkat 10,22% dibanding periode yang sama di tahun 2018, yang disumbang oleh peningkatan ekspor nonmigas 13,07%,” kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto.

Sementara itu, sejumlah komoditas nonmigas yang nilai ekspornya naik pada April 2019 dibanding Maret 2019, yakni karet dan barang dari karet senilai USD72,4 juta (15,10%), bubur kayu/pulp USD51,7 juta (21,39%), alas kaki USD30,0 juta (8,66%), pupuk USD23,9 juta (66,36%), serta berbagai produk kimia USD23,8 juta (6,64%).

“Kami terus mendorong produsen dalam negeri melakukan substitusi impor. Jadi, substitusi impor itu harus ada dari barang yang di dalam negeri dan kami dorong untuk ekspor ke luar negeri," jelas Menperin.

Substitusi impor merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menekan defisit neraca perdagangan. Adapun negara tujuan ekspor produk nonmigas Indonesia yang terbesar pada April 2019, yakni ke China yang mencapai USD2,04 miliar, disusul Amerika Serikat USD1,38 miliar dan Jepang USD1,05 miliar, dengan kontribusi ketiganya mencapai 37,65%. Sementara ekspor ke Uni Eropa (28 negara) sebesar USD1,16 miliar.

Apabila dilihat pada periode Januari-April 2019, China tetap merupakan negara tujuan ekspor terbesar dengan nilai USD7,27 miliar (14,85%), diikuti Amerika Serikat dengan nilai USD5,54 miliar (11,32%), dan Jepang dengan nilai USD4,45 miliar (9,09%). Komoditas utama yang diekspor ke China pada periode tersebut adalah lignit, besi/baja, dan minyak kelapa sawit.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7717 seconds (0.1#10.140)