Mantan Bos IMF Pimpin Bank Sentral Eropa, Lagarde Punya Banyak PR
A
A
A
JAKARTA - Managing Director International Monetary Fund (IMF) Christine Lagarde dipilih oleh para pemimpin Uni Eropa untuk menjadi Presiden Bank Sentral Eropa (ECB) menggantikan Mario Draghi yang masa jabatannya berakhir pada Oktober mendatang. Lagarde bakal meninggalkan jabatannya di IMF untuk menjadi wanita pertama yang memimpin lembaga keuangan dan moneter di Eropa itu.
Terkait hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, banyak pekerjaan rumah (PR) ditambah tantangan serta tugas yang perlu dilakukan Christine Lagarde sebagai Presiden Bank Sentral Eropa (ECB). Salah satunya menjaga momentu ekonomi Eropa agar krisis tidak kembali terulang.
"Dengan situasi Eropa, jabatan ini (Presiden ECB) sangat menantang karena dituntut untuk bisa meningkatkan kinerja perekonomian dan memperbaiki dari sisi growthnya dan kemampuan untuk menjaga momentum sesudah krisis 2008 dan 2009. Ada banyak tugas harus dilakukan," ujar Menkeu Sri Mulyani di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (3/7/2019)
Sebagai informasi, Lagarde yang berkebangsaan Prancis akan menggantikan Mario Draghi, dimana masa jabatannya delapan tahun berakhir pada 31 Oktober. Nominasi Lagarde adalah bagian dari perjanjian para pemimpin Uni Eropa (UE) tentang kepemimpinan masa depan lembaga-lembaga Uni Eropa, yang juga termasuk mengusulkan Ursula von der Leyen, menteri pertahanan wanita Jerman, untuk menjadi Presiden Komisi Eropa berikutnya.
Pengganti Draghi memang akan mendapatkan warisan kondisi yang sulit, misalnya pertumbuhan ekonomi global yang melemah. Saat konferensi G-20 Lagarde telah menyampaikan jika ekonomi global telah mencapai titik yang sulit untuk tumbuh.
Terkait hal itu, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengatakan, banyak pekerjaan rumah (PR) ditambah tantangan serta tugas yang perlu dilakukan Christine Lagarde sebagai Presiden Bank Sentral Eropa (ECB). Salah satunya menjaga momentu ekonomi Eropa agar krisis tidak kembali terulang.
"Dengan situasi Eropa, jabatan ini (Presiden ECB) sangat menantang karena dituntut untuk bisa meningkatkan kinerja perekonomian dan memperbaiki dari sisi growthnya dan kemampuan untuk menjaga momentum sesudah krisis 2008 dan 2009. Ada banyak tugas harus dilakukan," ujar Menkeu Sri Mulyani di Hotel Sultan, Jakarta, Rabu (3/7/2019)
Sebagai informasi, Lagarde yang berkebangsaan Prancis akan menggantikan Mario Draghi, dimana masa jabatannya delapan tahun berakhir pada 31 Oktober. Nominasi Lagarde adalah bagian dari perjanjian para pemimpin Uni Eropa (UE) tentang kepemimpinan masa depan lembaga-lembaga Uni Eropa, yang juga termasuk mengusulkan Ursula von der Leyen, menteri pertahanan wanita Jerman, untuk menjadi Presiden Komisi Eropa berikutnya.
Pengganti Draghi memang akan mendapatkan warisan kondisi yang sulit, misalnya pertumbuhan ekonomi global yang melemah. Saat konferensi G-20 Lagarde telah menyampaikan jika ekonomi global telah mencapai titik yang sulit untuk tumbuh.
(akr)