Amar Bank Tambah Modal Rp500 Miliar di Tunaiku
A
A
A
JAKARTA - Amar Bank pemilik platform financial technology (fintech) Tunaiku, melakukan penambahan modal Rp500 miliar. Dengan demikian, berdasarkan POJK No. 6/POJK.03/2016 tentang Kegiatan Usaha dan Jaringan Kantor berdasarkan modal inti, Amar Bank Indonesia telah menjadi Bank Umum Kegiatan Usaha (BUKU) 2.
"Dengan kualifikasi ini, kami dapat lebih luas memberikan layanan digital maupun layanan perbankan lainnya," tegas Presiden Direktur Amar Bank, Tuk Yulianto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/7/2019).
Menurut dia, Amar Bank melalui Tunaiku terus memberikan layanannya bagi masyarakat Indonesia selama lima tahun terakhir. Amar Bank pada 2014 hanya memiliki modal inti Rp130 miliar. Saat ini, modal inti bank tersebut telah mencapai lebih dari Rp1 triliun.
"Untuk masuk kategori BUKU 2 membutuhkan modal di atas Rp1 triliun. Amar Bank berhasil manambah setoran modal lebih dari Rp500 miliar sehingga modal inti Amar Bank telah melebihi Rp1 triliun," tegas Tuk Yulianto.
Managing Director Amar Bank, Vishal Tulsian, mengatakan meningkatnya status Amar Bank menjadi BUKU 2, membuat bank itu dalam waktu dekat akan diluncurkan Tunaiku Bisnis, sebuah produk digital untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Amar Bank merupakan bank yang berbasis di Surabaya yang terus melakukan perubahan besar khususnya di bidang teknologi perbankan. Berubah nama dari Amin Bank menjadi Amar Bank pada 2014 dan meluncurkan Tunaiku pada 2014, pionir financial Technology (Fintech) di Indonesia dan juga merupakan produk fintech pertama di bawah bank.
Sekarang ini, Tunaiku telah memberikan layanan bagi 200 ribu orang lebih, dan akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Amar Bank telah menunjukkan pertumbuhan yang cepat sejak 2014. Dana Pihak Ketiga (third party funds) baru mencapai Rp31 miliar. "Setelah menjadi BUKU 2 dapat mencapai Rp1,4 triliun per 23 Juni 2019," tegasnya.
Aset Amar Bank meningkat tajam dari Rp231 miliar pada 2014 menjadi Rp2,6 triliun per 23 Juni 2019. Laba sebelum pajak (profit before tax) pada Desember 2014 baru mencapai Rp500 juta dan pada Desember 2018 meningkat mencapai Rp22,2 miliar.
"Pertumbuhan yang begitu cepat ini menunjukan produk-produk perbankan yang dimiliki oleh Amar Bank sesuai dengan target pasar utama yang dituju di segmen retail," klaim Vishal.
Amar Bank, selain memberikan layanan keuangan melalui kantor cabang, juga memberikan akses ke layanan perbankan digital melalui Tunaiku untuk KTA digital yang kini tersedia di 16 kota.
"Kami berharap melalui dua produk ini, kantor konvensional serta digital, dapat membantu mempermudah akses masyarakat ke layanan perbankan (inklusi finansial). Dan juga terus membantu perekonomian masyarakat untuk terus tumbuh," ungkap Vishal.
"Dengan kualifikasi ini, kami dapat lebih luas memberikan layanan digital maupun layanan perbankan lainnya," tegas Presiden Direktur Amar Bank, Tuk Yulianto dalam keterangan tertulisnya, Kamis (4/7/2019).
Menurut dia, Amar Bank melalui Tunaiku terus memberikan layanannya bagi masyarakat Indonesia selama lima tahun terakhir. Amar Bank pada 2014 hanya memiliki modal inti Rp130 miliar. Saat ini, modal inti bank tersebut telah mencapai lebih dari Rp1 triliun.
"Untuk masuk kategori BUKU 2 membutuhkan modal di atas Rp1 triliun. Amar Bank berhasil manambah setoran modal lebih dari Rp500 miliar sehingga modal inti Amar Bank telah melebihi Rp1 triliun," tegas Tuk Yulianto.
Managing Director Amar Bank, Vishal Tulsian, mengatakan meningkatnya status Amar Bank menjadi BUKU 2, membuat bank itu dalam waktu dekat akan diluncurkan Tunaiku Bisnis, sebuah produk digital untuk pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM).
Amar Bank merupakan bank yang berbasis di Surabaya yang terus melakukan perubahan besar khususnya di bidang teknologi perbankan. Berubah nama dari Amin Bank menjadi Amar Bank pada 2014 dan meluncurkan Tunaiku pada 2014, pionir financial Technology (Fintech) di Indonesia dan juga merupakan produk fintech pertama di bawah bank.
Sekarang ini, Tunaiku telah memberikan layanan bagi 200 ribu orang lebih, dan akan terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.
Amar Bank telah menunjukkan pertumbuhan yang cepat sejak 2014. Dana Pihak Ketiga (third party funds) baru mencapai Rp31 miliar. "Setelah menjadi BUKU 2 dapat mencapai Rp1,4 triliun per 23 Juni 2019," tegasnya.
Aset Amar Bank meningkat tajam dari Rp231 miliar pada 2014 menjadi Rp2,6 triliun per 23 Juni 2019. Laba sebelum pajak (profit before tax) pada Desember 2014 baru mencapai Rp500 juta dan pada Desember 2018 meningkat mencapai Rp22,2 miliar.
"Pertumbuhan yang begitu cepat ini menunjukan produk-produk perbankan yang dimiliki oleh Amar Bank sesuai dengan target pasar utama yang dituju di segmen retail," klaim Vishal.
Amar Bank, selain memberikan layanan keuangan melalui kantor cabang, juga memberikan akses ke layanan perbankan digital melalui Tunaiku untuk KTA digital yang kini tersedia di 16 kota.
"Kami berharap melalui dua produk ini, kantor konvensional serta digital, dapat membantu mempermudah akses masyarakat ke layanan perbankan (inklusi finansial). Dan juga terus membantu perekonomian masyarakat untuk terus tumbuh," ungkap Vishal.
(ven)