IHSG Melemah 21,65 Poin, Bursa Asia Goyah Karena Data Tenaga Kerja AS
A
A
A
JAKARTA - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup tersungkur 21,65 poin atau 0,34% ke level 6.351,83, pada perdagangan Senin (8/7/2019).
Di awal transaksi, IHSG dibuka menguat 13,26 poin atau 0,21% ke level 6.360,21. Namun penguatan tersebut tidak berlangsung lama, mendekati sesi I perdagangan, IHSG berbalik melemah hingga penutupan. Senin ini, IHSG bergerak di level 6.324,72-6.367,36.
Tujuh dari sembilan indeks sektoral berakhir di wilayah negatif, dipimpin sektor pertambangan -1,08% dan konsumer -0,9%. Adapun sektor aneka industri dan pertanian masing-masing mampu naik 1,8% dan 0,55%.
Dari 604 saham yang diperdagangkan, 291 tertekan, 135 stagnan, dan 178 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp6,88 triliun dari 15,10 miliar saham. Transaksi bersih asing -Rp213,59 miliar, dengan aksi jual asing Rp1,85 triliun melawan aksi beli asing Rp1,63 triliun.
Senada, pasar saham Asia ditutup melemah pada Senin ini, setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat yang kuat pada Jumat lalu. Sehingga menimbulkan ekspektasi moderat bahwa bank sentral AS, Federal Reserve akan segera membuat langkah terhadap suku bunga.
Melansir dari CNBC, Senin (8/7), hasil tersebut menekan indeks Shanghai China sebesar 2,58% ke level 2.933,36, dan Shenzhen juga turun 2,89% menjadi 1.554,80. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,66% akibat demonstrasi menentang kebijakan esktradisi China yang telah mengguncang kota tersebut.
Di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 0,98% menjadi 21.534,35, sementara indeks Topix turun 0,89% ditutup pada level 1.578,40. Di Korea Selatan, Kospi turun 2,2% menjadi 2.064,17, karena saham Samsung Electronics turun 2,74%.
Bursa saham India, Nifty 50 turun 1,67% karena saham Punjab National Bank anjlok lebih dari 10% setelah bank melaporkan penemuan penipuan sekitar 38 miliar rupee atau setara USD554 juta. ASX 200 Australia turun 1,17% menjadi 6.672.2, imbas melemahnya harga saham pertambangan, seperti Rio Tinto turun 0,98% dan BHP Billiton jatuh 1,77%.
Di awal transaksi, IHSG dibuka menguat 13,26 poin atau 0,21% ke level 6.360,21. Namun penguatan tersebut tidak berlangsung lama, mendekati sesi I perdagangan, IHSG berbalik melemah hingga penutupan. Senin ini, IHSG bergerak di level 6.324,72-6.367,36.
Tujuh dari sembilan indeks sektoral berakhir di wilayah negatif, dipimpin sektor pertambangan -1,08% dan konsumer -0,9%. Adapun sektor aneka industri dan pertanian masing-masing mampu naik 1,8% dan 0,55%.
Dari 604 saham yang diperdagangkan, 291 tertekan, 135 stagnan, dan 178 menguat. Nilai transaksi saham mencapai Rp6,88 triliun dari 15,10 miliar saham. Transaksi bersih asing -Rp213,59 miliar, dengan aksi jual asing Rp1,85 triliun melawan aksi beli asing Rp1,63 triliun.
Senada, pasar saham Asia ditutup melemah pada Senin ini, setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat yang kuat pada Jumat lalu. Sehingga menimbulkan ekspektasi moderat bahwa bank sentral AS, Federal Reserve akan segera membuat langkah terhadap suku bunga.
Melansir dari CNBC, Senin (8/7), hasil tersebut menekan indeks Shanghai China sebesar 2,58% ke level 2.933,36, dan Shenzhen juga turun 2,89% menjadi 1.554,80. Indeks Hang Seng Hong Kong turun 1,66% akibat demonstrasi menentang kebijakan esktradisi China yang telah mengguncang kota tersebut.
Di Jepang, Nikkei 225 tergelincir 0,98% menjadi 21.534,35, sementara indeks Topix turun 0,89% ditutup pada level 1.578,40. Di Korea Selatan, Kospi turun 2,2% menjadi 2.064,17, karena saham Samsung Electronics turun 2,74%.
Bursa saham India, Nifty 50 turun 1,67% karena saham Punjab National Bank anjlok lebih dari 10% setelah bank melaporkan penemuan penipuan sekitar 38 miliar rupee atau setara USD554 juta. ASX 200 Australia turun 1,17% menjadi 6.672.2, imbas melemahnya harga saham pertambangan, seperti Rio Tinto turun 0,98% dan BHP Billiton jatuh 1,77%.
(ven)