Bank Indonesia Terus Mendorong Pengembangan UMKM

Selasa, 09 Juli 2019 - 18:25 WIB
Bank Indonesia Terus...
Bank Indonesia Terus Mendorong Pengembangan UMKM
A A A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) terus mendorong pengembangan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) menggunakan pendekatan end to end atau dari hulu ke hilir. Dari sektor hulu, BI bukan hanya melakukan pendampingan dan pembinaan saja melainkan memperbaiki manajemen administrasi dan tata kelola serta melatih kewirausahaan.

Di sektor hilir, BI juga memberikan akses pembiayaan dan akses pasar menggunakan digital hopefully sehingga masuk ke pasar yang lebih bagus.

"Kualitas dan kuantitas sisi hulu ini seperti mendampingi dengan memberikan mesin produksi sehingga kualitas dapat dipertanggung jawabkan," kata Kepala Departemen UMKM dan Perlindungan Konsumen Budi Hanoto saat diskusi bareng media mengenai Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) di Jakarta Selasa (9/7/2019).

BI mencatat sudah memiliki sekitar 662 UMKM binaan dan juga mitra UMKM yang sering di ajak kerja sama dalam suatu pameran atau pelatihan sebanyak 898 mitra. Sebanyak 898 UMKM tersebut dipetakan ke dalam empat kelas.

Kelas pertama adalah UMKM potensial sebanyak 401 UMKM. Level pertama ini merupakan UMKM yang masih di bina BI, didampingi dan difasilitasi. Kedua, kelas UMKM sukses sebanyak 51 UMKM. Level dua ini UMKM yang baru mendapat fasilitas dari bank dan terhubung dengan akses.

Ketiga, kelas digital yakni UMKM yang terhubung dengan digital sebanyak 355 UMKM. Level ketiga ini sudah dianggap digital karena mereka memasarkan melalui media sosial.

"Ketika masuk digital, nanti akan ada pembenahan yang lebih detail lagi kami akan seleksi, improve dan didik lagi supaya memang benar benar memanfaatkan platform digital. Dan itu bisa menggunakan e-commerce, e-payment, dan mungkin e-financing ke depannya seperti itu," beber Budi.

Nantinya, kata dia, digital platform UMKM tersebut bisa mendekatkan UMKM dengan pembelinya sehingga UMKM yang berada di pelosok-pelosok juga bisa terhubung, direkatkan dengan digital tersebut. Selanjutnya, keempat kelas berorientasi ekspor sebanyak 91 UMKM.

Di samping itu, BI juga memfasilitasi business matching (temu bisnis) dan business coaching (konsultasi bisnis) bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) untuk mengembangkan kapasitas bisnis dan memperluas akses pasar UMKM. Kegiatan temu bisnis dan konsultasi bisnis dilakukan sebagai bagian dari rangkaian Pameran Karya Kreatif Indonesia (KKI) 2019 yang akan kembali digelar pada 12-14 Juli 2019 di Exhibition Hall A, Jakarta Convention Center.

Berbeda dari tahun sebelumnya, KKI 2019 memfasilitasi business matching (temu bisnis) antara pelaku UMKM dengan lembaga keuangan, marketplace, dan agregator/importir luar negeri."Business matching bertujuan untuk memberikan apresiasi dan menggalang komitmen dalam rangka pengembangan UMKM, antara lain dengan memperluas kesempatan UMKM dalam mendapatkan akses pembiayaan, kerja sama dan komitmen pemasaran produk UMKM untuk ekspor melalui agregator, serta pemanfaatan e-commerce," tambah Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko.

Dalam kegiatan KKI 2019 ini, diharapkan pengunjung yang datang dapat naik 20% dibandingkan KKI tahun lalu. "Dari jumlah size pengunjung beda sisi KKI pertama kali yang disampaikan. Kita memiliki target setiap tahun pengunjungnya naik 20%. Sekarang ditargetkan setiap hari ada 4.000 pengunjung jadi 3 hari ada 12.000 pengunjung. Tahun lalu 9.000-10.000 pengunjung," katanya.

BI melihat, KKI ini sebagai wadah keberhasilan UMKM BI sehingga UMKM yang ditampilkan di KKI dengan kualitas baik mengenai kelas, dan siap ekspor serta telah memanfaatkan platfporm digital. Nantinya, Payment dalam kegiatan ini semuanya harus menggunakan layanan nontunai atau mesin EDC.

"Ini nanti semua pakai nontunai, kita kedepankan mesin EDC, QR Code. Sebab kami kedepankan bisnis relation, dan bisnis coacing siapa tau ada pelaku UMKM yang ingin ekspor dan kerja sama dengan desainer difasilitasi dengan KKI," ujarnya.

Selain dalam KKI 2019, BI juga memperluas kegiatan business coaching untuk menyediakan informasi dan konsultasi kepada pelaku bisnis khususnya UMKM maupun calon pelaku bisnis mengenai persyaratan yang diperlukan untuk mengembangkan bisnis melalui kegiatan ekspor, termasuk kemudahan bagi pelaku UMKM, serta mempertemukan UMKM dengan e-commerce dalam rangka perluasan akses pasar.
Melalui kegiatan business coaching, pelaku UMKM diharapkan mendapatkan informasi, tips/trik, dan persyaratan agar dapat mengembangkan kapasitasnya untuk memperluas bisnisnya hingga ke pasar ekspor.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.1056 seconds (0.1#10.140)