Neraca Dagang Juni Surplus, Menko Darmin Soroti Sektor Migas
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution menyoroti sektor minyak dan gas (migas) pada neraca perdagangan Indonesia. Pasalnya, kinerja ekspor-impor migas yang selama ini lebih sering defisit (impor lebih besar dari ekspor) sangat berpengaruh kepada neraca perdagangan.
"Benar-benar urusan di migas, karena sebenarnya yang membuat neraca dagang positif atau negatif banyak sekali dipengaruhi migas," ujar Darmin di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan pada Juni 2019 mengalami surplus tipis sebesar USD200 juta. Posisi surplus neraca perdagangan Juni ini lebih rendah dari capaian surplus perdagangan Mei 2019 yang sebesar USD210 juta.
Tercatat, nilai ekspor Juni sebesar USD11,78 miliar sedangkan impor USD11,58 miliar. Neraca untuk sektor nonmigas pada Juni 2019 masih mencatat surplus sebesar USD1.162,8 juta, sebaliknya sektor migas defisit sekitar USD966,8 juta.
Ekspor migas pada Juni 2019 tercatat turun 34,36% menjadi USD746,2 juta dari bulan sebelumnya sebesar USD1.136,8 juta. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah 14,35% menjadi USD143,8 juta dan ekspor gas turun 49,70% menjadi USD447,9 juta, sementara ekspor hasil minyak naik 97,05% menjadi USD154,5 juta.
Di tengah pelambatan kondisi perekonomian global yang masih terjadi, Darmin tetap optimistis neraca perdagangan Indonesia ke depannya bisa berlanjut surplus.
"Memang situasi (ekonomi global) sedang tidak bagus. Meski begitu kan secara total neraca perdagangan masih surplus, walaupun ekspor turun. Meski surplus enggak banyak tapi itu menunjukkan tendensi surplus akan berlanjut," tandasnya.
"Benar-benar urusan di migas, karena sebenarnya yang membuat neraca dagang positif atau negatif banyak sekali dipengaruhi migas," ujar Darmin di Gedung Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (15/7/2019).
Sebagai informasi, Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan pada Juni 2019 mengalami surplus tipis sebesar USD200 juta. Posisi surplus neraca perdagangan Juni ini lebih rendah dari capaian surplus perdagangan Mei 2019 yang sebesar USD210 juta.
Tercatat, nilai ekspor Juni sebesar USD11,78 miliar sedangkan impor USD11,58 miliar. Neraca untuk sektor nonmigas pada Juni 2019 masih mencatat surplus sebesar USD1.162,8 juta, sebaliknya sektor migas defisit sekitar USD966,8 juta.
Ekspor migas pada Juni 2019 tercatat turun 34,36% menjadi USD746,2 juta dari bulan sebelumnya sebesar USD1.136,8 juta. Penurunan ekspor migas disebabkan oleh menurunnya ekspor minyak mentah 14,35% menjadi USD143,8 juta dan ekspor gas turun 49,70% menjadi USD447,9 juta, sementara ekspor hasil minyak naik 97,05% menjadi USD154,5 juta.
Di tengah pelambatan kondisi perekonomian global yang masih terjadi, Darmin tetap optimistis neraca perdagangan Indonesia ke depannya bisa berlanjut surplus.
"Memang situasi (ekonomi global) sedang tidak bagus. Meski begitu kan secara total neraca perdagangan masih surplus, walaupun ekspor turun. Meski surplus enggak banyak tapi itu menunjukkan tendensi surplus akan berlanjut," tandasnya.
(ind)