Neraca Dagang RI Maret 2020 Surplus USD743 Juta
loading...
A
A
A
JAKARTA - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, neraca perdagangan Indonesia pada Maret 2020 mengalami surplus mencapai USD743 juta. Adapun angka ini berasal dari ekspor sebesar USD14,09 miliar dan impor USD13,35 miliar.
Hal ini tentu menunjukkan nilai ekspor lebih besar daripada impor yang membuat neraca dagang kembali cetak surplus. Dimana sebelumnya surplus juga terjadi pada Februari 2020 yang mencapai USD2,34 miliar. Sehingga total neraca dagang Januari Sampai Maret 2020 mencapai USD2,62 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto merinci, surplus ini berasal dari sektor non migas yang mencapai USS13,42 miliar dan migas USD670 juta. Dari komponennya, ekspor migas Indonesia turun 16,29% menjadi USD670 juta. Tetapi ekspor nonmigas meningkat 1,24% dari bulan sebelumnya menjadi USD13,42 miliar pada Maret 2020," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Dia melanjutkan, dari nilai impor menurut penggunaan barang sendiri semuanya menurun. Termasuk impor barang konsumsi, impor bahan baku penolong, dan impor barang modal.
"Impor meningkat dipicu oleh impor nonmigas yang naik 19,83%. Secara yoy, impor kita mengalami penurunan tipis sebesar 0,75%," jelasnya.
Hal ini tentu menunjukkan nilai ekspor lebih besar daripada impor yang membuat neraca dagang kembali cetak surplus. Dimana sebelumnya surplus juga terjadi pada Februari 2020 yang mencapai USD2,34 miliar. Sehingga total neraca dagang Januari Sampai Maret 2020 mencapai USD2,62 miliar.
Kepala BPS Suhariyanto merinci, surplus ini berasal dari sektor non migas yang mencapai USS13,42 miliar dan migas USD670 juta. Dari komponennya, ekspor migas Indonesia turun 16,29% menjadi USD670 juta. Tetapi ekspor nonmigas meningkat 1,24% dari bulan sebelumnya menjadi USD13,42 miliar pada Maret 2020," ujar Suhariyanto di Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Dia melanjutkan, dari nilai impor menurut penggunaan barang sendiri semuanya menurun. Termasuk impor barang konsumsi, impor bahan baku penolong, dan impor barang modal.
"Impor meningkat dipicu oleh impor nonmigas yang naik 19,83%. Secara yoy, impor kita mengalami penurunan tipis sebesar 0,75%," jelasnya.
(ant)