Produksi Baterai Berbasis EBT, Baran Energy Tanam Modal Rp200 Miliar
A
A
A
JAKARTA - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mendorong pemanfaatan energi yang bersumber dari Energi Baru Terbarukan (EBT). Hal itu tertuang dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN), dimana pemanfaatan EBT ditargetkan mencapai 23% pada 2025 mendatang. Sejumlah kebijakan strategis telah dikeluarkan termasuk pengembangan energi yang bersumber dari listrik.
Kebijakan tersebut direspon oleh banyak perusahaan. Tidak hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tapi juga swasta. Founder dan CEO PT Aldebaran Rekayasa Cipta (Baran Energy), Victor Wirawan, mengatakan pihaknya sedang mengembangkan tiga varian produk teknologi energi yang tergolong ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 KWh, dan PowerCube 1.2 MWh. Baran Energy menanamkan investasi Rp200 miliar.
"Perangkat teknologi ini bisa dimanfaatkan, terutama untuk menampung energi yang dihasilkan oleh energi terbarukan, seperti energi yang bersumber dari matahari, angin, dan air," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Dia menjelaskan, proses pengalihan pemanfaatan sumber energi berbasis fosil ke EBT di Indonesia memerlukan waktu, sama seperti di sejumlah negara Eropa dan China. Namun, pada waktunya, sumber-sumber energi berbasis fosil akan tergantikan oleh sumber energi terbarukan.
Baran Energy mencoba melakukan inovasi model kepemilikan, bagaimana supaya teknologi ini menjadi terjangkau. Sehingga lebih banyak lagi orang yang bisa berpindah ke energi terbarukan.
Program ini diharapkan dapat membantu percepatan peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan. "Visi kami mendorong penggunaan energi terbarukan dan mobilitas elektrik di Indonesia," tutur Victor.
Saat ini, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) baterai listrik Baran Energy ini baru mencapai 60%. Dalam waktu dekat, perusahaan juga akan menggandeng pihak Panasonic Indonesia untuk memproduksi baterai dari dalam negeri.
Kebijakan tersebut direspon oleh banyak perusahaan. Tidak hanya Badan Usaha Milik Negara (BUMN) tapi juga swasta. Founder dan CEO PT Aldebaran Rekayasa Cipta (Baran Energy), Victor Wirawan, mengatakan pihaknya sedang mengembangkan tiga varian produk teknologi energi yang tergolong ramah lingkungan, yaitu PowerWall berkapasitas 8.8 KWh, PowerPack 126 KWh, dan PowerCube 1.2 MWh. Baran Energy menanamkan investasi Rp200 miliar.
"Perangkat teknologi ini bisa dimanfaatkan, terutama untuk menampung energi yang dihasilkan oleh energi terbarukan, seperti energi yang bersumber dari matahari, angin, dan air," ujarnya dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Jumat (19/7/2019).
Dia menjelaskan, proses pengalihan pemanfaatan sumber energi berbasis fosil ke EBT di Indonesia memerlukan waktu, sama seperti di sejumlah negara Eropa dan China. Namun, pada waktunya, sumber-sumber energi berbasis fosil akan tergantikan oleh sumber energi terbarukan.
Baran Energy mencoba melakukan inovasi model kepemilikan, bagaimana supaya teknologi ini menjadi terjangkau. Sehingga lebih banyak lagi orang yang bisa berpindah ke energi terbarukan.
Program ini diharapkan dapat membantu percepatan peralihan dari energi fosil ke energi terbarukan. "Visi kami mendorong penggunaan energi terbarukan dan mobilitas elektrik di Indonesia," tutur Victor.
Saat ini, tingkat komponen dalam negeri (TKDN) baterai listrik Baran Energy ini baru mencapai 60%. Dalam waktu dekat, perusahaan juga akan menggandeng pihak Panasonic Indonesia untuk memproduksi baterai dari dalam negeri.
(ven)