Sempat Capai Titik Terendah, Kini Investasi Hulu Migas Meningkat 16%
A
A
A
JAKARTA - Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) mencatat realisasi investasi di sektor hulu migas meningkat dibandingkan tahun lalu. Berdasarkan catatan SKK Migas realisasi investasi hulu migas pada semester I/2019 sebesar USD5,21 miliar atau meningkat sebesar 16% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar USD4,5 miliar.
“Investasi hulu migas sempat mencapai titik terendah dalam 5-6 tahun belakangan namun saat ini lebih baik. Untuk tahun ini investasi meningkat 16% dibandingkan tahun lalu,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, di Jakarta, Minggu (21/7/2019).
Menurutnya realisasi investasi hulu migas pada semester I/2019 tersebut mencapai 35,22% dari target tahun ini sebesar USD14,39%. Pihaknya menyebut tren positif investasi hulu migas akan berlanjut hingga akhir tahun ini apabila dilihat dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) para Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) mencapai USD2,4 miliar.
“Kami harapkan investasi akan terus meningkat sampai akhir tahun ini. Itu dapat dilihat dari KKP pengembangan dan eksplorasi,” ujar dia.
Tak berhenti disitu, pihaknya juga memproyeksikan investasi hulu migas akan terus mengalami peningkatan sampai 2027 mendatang. Hal itu lantaran terdapat 42 proyek utama hulu migas mencapai USD43,3 miliar dengan total produksi mencapai 1,1 juta barel oil ekuivalen per day (BOEPD). “Empat di antaranya merupakn proyek strategis nasional sebagai prioritas untuk meningkatkan produksi,” kata dia.
Hal senada juga dikatakan Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Fatar Yani yang menyebutkan, peningkatkan investasi tetap berlanjut sampai akhir tahun ini. Hal itu dilihat dari meningkatnya kegiatan eksplorasi sampai Juni 2019 sebanyak 18 sumur meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 11 sumur.
Tak hanya itu, pengembangan sumur ekplorasi juga tercatat meningkat dari 129 sumur pada Juni 2018 menjadi 135 sumur sampai Juni 2019. Peningkatan juga terjadi pada kegiatan workover dari 324 sumur menjadi 340 sumur hingga Juni 2019.
Selain itu, di sisa tahun ini akan ada sembilan proyek migas yang mulai beroperasi. Satu proyek sudah on stream di Maret yakni proyek Terang Sirasun Batur. Pada kuartal ketiga, Proyek Ario-Damar-Sriwijaya Phase-2 20 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) oleh PT Tropik Energi Pandan akan on stream pada Juli ini.
Selanjutnya, Proyek Suban Compression 100 mmscfd oleh ConocoPhilips (Grissik) Ltd dengan nilai investasi USD440 juta dijadwalkan beroperasi pada Agustus. Sisa proyek lainnya yang akan beroperasi di kuartal terakhir tahun ini yakni Proyek YY dengan produksi minyak 4.605 barel per hari (BOPD) dan 25,5 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) dengan nilai investasi USD56 juta di Oktober.
Ditambah empat proyek dijadwalkan beroperasi di November. Rinciannya, Buntal-5 45 MMSCFD oleh Medco E&P Natuna Ltd dengan nilai investasi USD33 juta, Bison-Iguana-Gajah Putri 163 MMSCFD oleh Premiere Oil Natuna Sea BV dengan nilai investasi USD171 juta, Temelat oleh PT Medco E&P Indonesia dengan perkiraan produksi 10 MMSCFD dengan nilai investasi USD11 juta, dan Panen dengan estimasi produksi 2.000 BOPD oleh PetroChina International Jabung Ltd dengan investasi USD17 juta.
Terakhir, dua proyek akan beroperasi di Desember. Rincinya, Bukit Tua Phase-3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd dengan perkiraan produksi 3.182 BOPD dan gas 31 MMSCFD dengan nilai investasi USD15 juta, serta Proyek Full Well Stream Kedung Keris dengan produksi 3.800 BOPD oleh Exxon Mobil Cepu Ltd dengan investasi USD72 juta.
Lifting Migas
Di sisi lain, SKK Migas mencatat produksi siap jual (lifting) migas semester I/2018 mencapai 89% atau sebesar 1,8 juta BOEPD dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu sebesar 2 juta BOEPD. Rinciannya lifting minyak sebesar 752 ribu barel BOPD dan lifting gas 1,06 juta BOEPD.
Dwi optimistis target lifting migas bisa mencapai target APBN 2019 sebesar 2,02 juta BOEPD. Pihaknya akan melakukan pengawasan secara ketat KKKS dalam meningkatkan produksi eksisting di antaranya reaktivasi sumur serta implementasi inovasi dan teknologi. “Selain itu penerapan strategi enhanced oil recovery (EOR) dan strategi eksplorasi yang intensif,” tandas dia.
Sementara itu, Fatar Yani memproyeksikan capaian lifting minyak sampai akhir tahun berada di kisaran 97%-98%, atau 755 ribu BOPD. “Sedangkan untuk lifting gas tidak jauh dari target,” terangnya.
“Investasi hulu migas sempat mencapai titik terendah dalam 5-6 tahun belakangan namun saat ini lebih baik. Untuk tahun ini investasi meningkat 16% dibandingkan tahun lalu,” ujar Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto, di Jakarta, Minggu (21/7/2019).
Menurutnya realisasi investasi hulu migas pada semester I/2019 tersebut mencapai 35,22% dari target tahun ini sebesar USD14,39%. Pihaknya menyebut tren positif investasi hulu migas akan berlanjut hingga akhir tahun ini apabila dilihat dari Komitmen Kerja Pasti (KKP) para Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) mencapai USD2,4 miliar.
“Kami harapkan investasi akan terus meningkat sampai akhir tahun ini. Itu dapat dilihat dari KKP pengembangan dan eksplorasi,” ujar dia.
Tak berhenti disitu, pihaknya juga memproyeksikan investasi hulu migas akan terus mengalami peningkatan sampai 2027 mendatang. Hal itu lantaran terdapat 42 proyek utama hulu migas mencapai USD43,3 miliar dengan total produksi mencapai 1,1 juta barel oil ekuivalen per day (BOEPD). “Empat di antaranya merupakn proyek strategis nasional sebagai prioritas untuk meningkatkan produksi,” kata dia.
Hal senada juga dikatakan Deputi Pengendalian Operasi SKK Migas Fatar Yani yang menyebutkan, peningkatkan investasi tetap berlanjut sampai akhir tahun ini. Hal itu dilihat dari meningkatnya kegiatan eksplorasi sampai Juni 2019 sebanyak 18 sumur meningkat dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebanyak 11 sumur.
Tak hanya itu, pengembangan sumur ekplorasi juga tercatat meningkat dari 129 sumur pada Juni 2018 menjadi 135 sumur sampai Juni 2019. Peningkatan juga terjadi pada kegiatan workover dari 324 sumur menjadi 340 sumur hingga Juni 2019.
Selain itu, di sisa tahun ini akan ada sembilan proyek migas yang mulai beroperasi. Satu proyek sudah on stream di Maret yakni proyek Terang Sirasun Batur. Pada kuartal ketiga, Proyek Ario-Damar-Sriwijaya Phase-2 20 juta kaki kubik per hari (million standard cubic feet per day/mmscfd) oleh PT Tropik Energi Pandan akan on stream pada Juli ini.
Selanjutnya, Proyek Suban Compression 100 mmscfd oleh ConocoPhilips (Grissik) Ltd dengan nilai investasi USD440 juta dijadwalkan beroperasi pada Agustus. Sisa proyek lainnya yang akan beroperasi di kuartal terakhir tahun ini yakni Proyek YY dengan produksi minyak 4.605 barel per hari (BOPD) dan 25,5 juta kaki kubik per hari (MMSCFD) oleh PT Pertamina Hulu Energi Offshore North West Java (ONWJ) dengan nilai investasi USD56 juta di Oktober.
Ditambah empat proyek dijadwalkan beroperasi di November. Rinciannya, Buntal-5 45 MMSCFD oleh Medco E&P Natuna Ltd dengan nilai investasi USD33 juta, Bison-Iguana-Gajah Putri 163 MMSCFD oleh Premiere Oil Natuna Sea BV dengan nilai investasi USD171 juta, Temelat oleh PT Medco E&P Indonesia dengan perkiraan produksi 10 MMSCFD dengan nilai investasi USD11 juta, dan Panen dengan estimasi produksi 2.000 BOPD oleh PetroChina International Jabung Ltd dengan investasi USD17 juta.
Terakhir, dua proyek akan beroperasi di Desember. Rincinya, Bukit Tua Phase-3 oleh Petronas Carigali Ketapang II Ltd dengan perkiraan produksi 3.182 BOPD dan gas 31 MMSCFD dengan nilai investasi USD15 juta, serta Proyek Full Well Stream Kedung Keris dengan produksi 3.800 BOPD oleh Exxon Mobil Cepu Ltd dengan investasi USD72 juta.
Lifting Migas
Di sisi lain, SKK Migas mencatat produksi siap jual (lifting) migas semester I/2018 mencapai 89% atau sebesar 1,8 juta BOEPD dari target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yaitu sebesar 2 juta BOEPD. Rinciannya lifting minyak sebesar 752 ribu barel BOPD dan lifting gas 1,06 juta BOEPD.
Dwi optimistis target lifting migas bisa mencapai target APBN 2019 sebesar 2,02 juta BOEPD. Pihaknya akan melakukan pengawasan secara ketat KKKS dalam meningkatkan produksi eksisting di antaranya reaktivasi sumur serta implementasi inovasi dan teknologi. “Selain itu penerapan strategi enhanced oil recovery (EOR) dan strategi eksplorasi yang intensif,” tandas dia.
Sementara itu, Fatar Yani memproyeksikan capaian lifting minyak sampai akhir tahun berada di kisaran 97%-98%, atau 755 ribu BOPD. “Sedangkan untuk lifting gas tidak jauh dari target,” terangnya.
(akr)