Menteri PPN Sebut Tiga Tantangan dalam Mendongkrak Perekonomian

Selasa, 23 Juli 2019 - 16:35 WIB
Menteri PPN Sebut Tiga Tantangan dalam Mendongkrak Perekonomian
Menteri PPN Sebut Tiga Tantangan dalam Mendongkrak Perekonomian
A A A
JAKARTA - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) Bambang Brodjonegoro mengatakan, Indonesia masih harus mengatasi tiga tantangan utama dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan.

Tantangan pertama adalah daya saing sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang masih tertinggal jika dibandingkan dengan negara ASEAN lainnya.

"SDM Indonesia masih berada pada peringkat 65 dari 130 negara dengan skor 62,19. Kita tertinggal dibandingkan Malaysia di peringkat 33, Thailand di peringkat 40, Filipina di peringkat 50, bahkan Vietnam di peringkat 64," ujarnya di Jakarta, Selasa (23/7/2019).

Kedua, lebih dari separuh pekerja Indonesia masih berada di sektor informal dengan produktivitas yang rendah. Sektor manufaktur nampaknya belum berhasil menjadi penggerak utama dalam penciptaan lapangan kerja.

Ketiga, masih rendahnya akses kelompok rentan seperti perempuan, penyandang disabilitas, serta penduduk daerah tertinggal terhadap kesempatan kerja yang berkualitas.

"Mayoritas mereka masih bekerja di sektor informal karena sulit mengakses lapangan kerja formal dan lingkungan kerja yang inklusif," jelasnya.

Bambang menuturkan, dinamika perubahan demografi dan perkembangan teknologi yang cepat juga memberi peluang sekaligus tantangan bagi Indonesia untuk meningkatkan daya saing.

Merespons berbagai tantangan tersebut, upaya pembangunan SDM dilakukan pemerintah Indonesia secara holistik dan terintegrasi.

Dia menegaskan, penyediaan pelayanan dasar dan perlindungan sosial, pemerataan layanan kesehatan dan pendidikan berkualitas, serta pengembangan Iptek dan inovasi menjadi prasyarat keberhasilan untuk mewujudkan SDM yang andal, adaptif, kreatif, dan inovatif.

"Membangun kesiapan SDM juga perlu diiringi dengan upaya penguatan sektor-sektor produktif agar dapat memberikan kesempatan kerja seluas-luasnya kepada masyarakat sehingga pengangguran, kemiskinan, dan ketimpangan dapat diatasi," tuturnya.

Selama periode 2015-2019, pertumbuhan ekonomi berkualitas telah mampu menciptakan 11,2 juta kesempatan kerja baru.

Jumlah tersebut melampaui target penciptaan 10 juta kesempatan kerja dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019.

Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) berhasil ditekan menjadi 5,01% pada Februari 2019, terendah sejak krisis ekonomi 1997 dan 1998.

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga terus mengalami kenaikan dengan rata-rata peningkatan mencapai 0,89% dan telah termasuk dalam kategori tinggi.

"Tentunya, keberhasilan ini harus dijaga agar akselerasi laju pertumbuhan dan pemerataan pembangunan ekonomi dapat dicapai," pungkasnya.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6185 seconds (0.1#10.140)