Indonesia-UEA Sepakat Kerja sama Kembangkan Pariwisata
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah Indonesia dan Uni Emirat Arab (UEA) sepakat menjalin kerja sama untuk mengembangkan sektor pariwisata. Kerja sama tersebut disepakati saat Putra Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan melakukan kunjungan ke Indonesia dan bertemu dengan Presiden Joko Widodo.
Pertemuan itu salah satunya secara khusus membahas kerja sama antara kedua negara terkait pengembangan pariwisata. Salah satu poin pentingnya dalam pertemuan tersebut adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait kerja sama pariwisata antara pemerintah UEA dengan pemerintah Indonesia.
"Ini merupakan hal yang menggembirakan. Kerja sama ini sangat strategis untuk pengembangan pariwisata Indonesia. Apalagi Inisiatif MoU diusulkan oleh UEA, yang membuktikan sektor pariwisata Indonesia sangat menjanjikan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Lingkup kerja sama MoU ini kemudian menjadi pendorong pengembangan pariwisata di Indonesia. Terutama dalam hal pemasaran, pengembangan destinasi, pengembangan SDM, penelitian dan pengembangan pariwisata, serta pengembangan kerja sama dengan swasta di bidang pariwisata.
Hingga saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan investasi tercepat. Ladang investasinya pun sangat luas dengan nilai penanaman modal diperkirakan mencapai Rp500 triliun.
Indonesia juga sedang mengembangkan 10 Destinasi Prioritas yang sangat potensial pertumbuhannya yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Selain itu juga ada 5 Destinasi Unggulan yang juga siap dikembangkan antara lain Tanjung Gunung Bangka, Sungai Liat Bangka, Sukabumi, Pangandaran, serta Likupang di Minahasa Utara.
"Pada 2019 kami targetkan investasi pariwisata mencapai Rp500 triliun sehingga dapat memberikan efek yang semakin baik bagi ekonomi Indonesia," ujar Menpar.
Di bagian lain, kedatangan putra mahkota UEA dinilai memiliki nilai tersendiri bagi Indonesia. Layaknya kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, kedatangan Putra Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan juga bisa mendongkrak jumlah wisatawan Timur Tengah.
"Karena jelas, sebagai putra mahkota maka menjadi sorotan media untuk kemudian mengangkat pariwisata Indonesia khususnya di kawasan Timur Tengah," katanya.
Pertemuan itu salah satunya secara khusus membahas kerja sama antara kedua negara terkait pengembangan pariwisata. Salah satu poin pentingnya dalam pertemuan tersebut adalah penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) terkait kerja sama pariwisata antara pemerintah UEA dengan pemerintah Indonesia.
"Ini merupakan hal yang menggembirakan. Kerja sama ini sangat strategis untuk pengembangan pariwisata Indonesia. Apalagi Inisiatif MoU diusulkan oleh UEA, yang membuktikan sektor pariwisata Indonesia sangat menjanjikan," kata Menteri Pariwisata Arief Yahya di Jakarta, Kamis (25/7/2019).
Lingkup kerja sama MoU ini kemudian menjadi pendorong pengembangan pariwisata di Indonesia. Terutama dalam hal pemasaran, pengembangan destinasi, pengembangan SDM, penelitian dan pengembangan pariwisata, serta pengembangan kerja sama dengan swasta di bidang pariwisata.
Hingga saat ini pariwisata menjadi salah satu sektor di Indonesia dengan tingkat pertumbuhan investasi tercepat. Ladang investasinya pun sangat luas dengan nilai penanaman modal diperkirakan mencapai Rp500 triliun.
Indonesia juga sedang mengembangkan 10 Destinasi Prioritas yang sangat potensial pertumbuhannya yakni Danau Toba, Tanjung Kelayang, Tanjung Lesung, Kepulauan Seribu dan Kota Tua, Borobudur, Bromo Tengger Semeru, Mandalika, Labuan Bajo, Wakatobi, dan Morotai.
Selain itu juga ada 5 Destinasi Unggulan yang juga siap dikembangkan antara lain Tanjung Gunung Bangka, Sungai Liat Bangka, Sukabumi, Pangandaran, serta Likupang di Minahasa Utara.
"Pada 2019 kami targetkan investasi pariwisata mencapai Rp500 triliun sehingga dapat memberikan efek yang semakin baik bagi ekonomi Indonesia," ujar Menpar.
Di bagian lain, kedatangan putra mahkota UEA dinilai memiliki nilai tersendiri bagi Indonesia. Layaknya kedatangan Raja Arab Saudi Salman bin Abdulaziz al-Saud, kedatangan Putra Mahkota UEA Syekh Mohammed bin Zayed Al Nahyan juga bisa mendongkrak jumlah wisatawan Timur Tengah.
"Karena jelas, sebagai putra mahkota maka menjadi sorotan media untuk kemudian mengangkat pariwisata Indonesia khususnya di kawasan Timur Tengah," katanya.
(fjo)