Ekspor Rempah-rempah Asal Indonesia ke Belanda Makin Digenjot
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Perdagangan (Kemendag) terus berupaya meningkatkan ekspor produk rempah-rempah Indonesia ke Belanda dan negara Eropa lainnya. Melalui kerja sama dan kolaborasi antara buyer Belanda dan pemasok Indonesia dalam peningkatan mutu bumbu dan rempah-rempah Indonesia agar dapat memenuhi standar Uni Eropa menjadi kunci dalam berkompetisi memenangkan pasar di Belanda dan Eropa.
“Di samping untuk terus mendorong peningkatan ekspor Indonesia, kunjungan ini untuk mengetahui kendala dan hambatan yang dihadapi importir Belanda dalam mendatangkan produk rempah-rempah dari Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda dalam melakukan kunjungan ke perusahaan importir rempah-rempah Indonesia, yaitu Verstegen Spices & Sauces BV di Den Haag, Belanda
Verstegen Spices & Sauces BV merupakan perusahaan produsen dan importir asal Belanda yang bergerak di sektor rempah-rempah. Perusahaan ini mendistribusikan produknya tidak hanya di Belanda, namun ke seluruh Eropa.
Dalam menjalankan bisnisnya, Verstegen sangat mengedepankan keamanan pangan dan kualitas produk. Hal ini dibuktikan dengan berbagai sertifikat yang dimilikinya seperti The British Retail Consortium (BRC), the International Featured Standards (IFS), serta sertikat organik dan halal.
Tercatat Verstegen Spices & Sauces BV telah mengimpor rempah-rempah dari Indonesia selama lebih dari 20 tahun yang nilainya mencapai 30% dari total impornya. Perusahaan ini juga aktif dalam keanggotaan perkumpulan pemangku kepentingan yang peduli terhadap keberlanjutan rempah- rempah (Sustainable Spices Initiative/SSI).
“Kemendag akan terus memberikan dukungan dan perhatian penuh bagi para buyer produk Indonesia melalui berbagai program. Salah satunya, melalui kunjungan langsung ke buyer di luar negeri,” paparnya.
Pada kunjungan tersebut, Arlinda juga mengundang importir Belanda untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia yang akan diselenggarakan di Indonesia Convention Exibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten pada 16 sampai dengan 20 Oktober 2019.
“Kami berupaya agar importir Eropa tidak hanya hadir, namun juga mendorong perusahaan tersebut untuk dapat melakukan kontrak dagang dengan pelaku usaha Indonesia pada pameran bergengsi tersebut,” pungkas Arlinda.
Belanda merupakan salah satu pasar potensial bagi produk rempah-rempah asal Indonesia. Pada 2018, ekspor rempah-rempah Indonesia ke dunia mencapai USD 31,2 juta. Sementara, pada triwulan ke II 2019 ekspor rempah-rempah Indonesia ke Belanda tercatat sebesar USD 12,6 juta.
Ekspor rempah-rempah Indonesia ke Belanda terdiri dari beberapa macam. Jenis rempah-rempah tersebut antara lain kayu manis, lada putih dan hitam, pala, vanila, jahe, kunyit, serta daun salam. Di antara jenis tersebut ada beberapa yang mendominasi pasar. Indonesia memasok sekitar 47,2% kayu manis dari total impor Belanda dari dunia pada triwulan I 2019.
Besaran pangsa pasar ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemasok utama kayu manis di Belanda. Dengan tren impor sebesar 57,0% per tahun selama tiga tahun terakhir, potensi pasar komoditas ini di Belanda masih sangat besar.
“Di samping untuk terus mendorong peningkatan ekspor Indonesia, kunjungan ini untuk mengetahui kendala dan hambatan yang dihadapi importir Belanda dalam mendatangkan produk rempah-rempah dari Indonesia,” ujar Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda dalam melakukan kunjungan ke perusahaan importir rempah-rempah Indonesia, yaitu Verstegen Spices & Sauces BV di Den Haag, Belanda
Verstegen Spices & Sauces BV merupakan perusahaan produsen dan importir asal Belanda yang bergerak di sektor rempah-rempah. Perusahaan ini mendistribusikan produknya tidak hanya di Belanda, namun ke seluruh Eropa.
Dalam menjalankan bisnisnya, Verstegen sangat mengedepankan keamanan pangan dan kualitas produk. Hal ini dibuktikan dengan berbagai sertifikat yang dimilikinya seperti The British Retail Consortium (BRC), the International Featured Standards (IFS), serta sertikat organik dan halal.
Tercatat Verstegen Spices & Sauces BV telah mengimpor rempah-rempah dari Indonesia selama lebih dari 20 tahun yang nilainya mencapai 30% dari total impornya. Perusahaan ini juga aktif dalam keanggotaan perkumpulan pemangku kepentingan yang peduli terhadap keberlanjutan rempah- rempah (Sustainable Spices Initiative/SSI).
“Kemendag akan terus memberikan dukungan dan perhatian penuh bagi para buyer produk Indonesia melalui berbagai program. Salah satunya, melalui kunjungan langsung ke buyer di luar negeri,” paparnya.
Pada kunjungan tersebut, Arlinda juga mengundang importir Belanda untuk berpartisipasi dalam Trade Expo Indonesia yang akan diselenggarakan di Indonesia Convention Exibition, Bumi Serpong Damai, Tangerang, Banten pada 16 sampai dengan 20 Oktober 2019.
“Kami berupaya agar importir Eropa tidak hanya hadir, namun juga mendorong perusahaan tersebut untuk dapat melakukan kontrak dagang dengan pelaku usaha Indonesia pada pameran bergengsi tersebut,” pungkas Arlinda.
Belanda merupakan salah satu pasar potensial bagi produk rempah-rempah asal Indonesia. Pada 2018, ekspor rempah-rempah Indonesia ke dunia mencapai USD 31,2 juta. Sementara, pada triwulan ke II 2019 ekspor rempah-rempah Indonesia ke Belanda tercatat sebesar USD 12,6 juta.
Ekspor rempah-rempah Indonesia ke Belanda terdiri dari beberapa macam. Jenis rempah-rempah tersebut antara lain kayu manis, lada putih dan hitam, pala, vanila, jahe, kunyit, serta daun salam. Di antara jenis tersebut ada beberapa yang mendominasi pasar. Indonesia memasok sekitar 47,2% kayu manis dari total impor Belanda dari dunia pada triwulan I 2019.
Besaran pangsa pasar ini menjadikan Indonesia sebagai salah satu pemasok utama kayu manis di Belanda. Dengan tren impor sebesar 57,0% per tahun selama tiga tahun terakhir, potensi pasar komoditas ini di Belanda masih sangat besar.
(akr)