Potensi Besar, Wamendag Ingin Kembalikan Kejayaan Rempah dan Bumbu Indonesia
loading...
A
A
A
JAKARTA - Indonesia memiliki kekayaan rempah-rempah yang tidak dimiliki negara lain. Hal itu terbukti selama ribuan tahun Indonesia sudah dikenal dunia sebagai penghasil rempah. Terkait ini, Wakil Menteri Perdagangan (Wamendag) Jerry Sambuaga menyatakan ingin mengembalikan kejayaan rempah Indonesia seperti dulu kala.
Menurut Jerry, peluang kembali berjayanya rempah Indonesia itu sangat mungkin. Syaratnya harus ada dukungan yang kuat baik dari sisi produksi maupun perdagangan. Pihaknya di Kementerian Perdagangan (Kemendag) berharap kerja sama dari seluruh elemen dan kementerian serta lembaga untuk mencapai hal itu.
“Kebutuhan rempah sangat ditentukan oleh pola konsumsi masyarakat dunia itu sendiri. Jadi kita harus bisa menciptakan kebutuhan akan rempah Indonesia. Melalui promosi budaya dan masakan Indonesia misalnya, atau melalui penelitian-penelitian yang mendukung konsumsi rempah Indonesia,” kata Wamendag Jerry Sambuaga dalam Seminar virtual Spice Up The World, dikutip Sabtu (17/7/2021).
Dia menuturkan, hal ini tidak lepas dari fakta bahwa rempah dan bumbu Indonesia yang diekspor banyak dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia yang bermukim di luar negeri.
Bagi Jerry, tren itu harus digeser agar rempah dan bumbu Indonesia bisa juga dinikmati secara luas oleh masyarakat dunia. Dia menyontohkan bagaimana masakan China, Thailand bahkan Vietnam mulai dikenal luas sehingga banyak bermunculan restoran-restoran khas dari negara-negara tersebut. Adapun Indonesia juga mempunyai potensi yang sangat besar untuk bisa seperti negara-negata tersebut.
Lebih lanjut, dia mengatakan bukan hanya di sektor makanan dan kuliner, sebenarnya banyak rempah dan bumbu Indonesia yang bisa menjadi bahan untuk industri farmasi dan kecantikan.
“Banyak sekali irisan penggunaan produk bumbu dan rempah Indonesia yang juga bisa dimanfaatkan untuk bidang-bidang tersebut. Artinya, peluang untuk meningkatkan ekspor bumbu dan rempah Indonesia masih sangat terbuka lebar,” jelas dia.
Perlu diketahui, Kementerian Perdagangan saat ini juga sudah melakukan berbagai hal dalam upaya meningkatkan ekspor rempah dan bumbu Indonesia, antara lain memetakan potensi pasar, melakukan promosi dan memperkuat dukungan logistik, perizinan dagang dan lain-lain.
Jerry sendiri berharap Indonesia bisa membangun sebuah sistem logistik dan transportasi yang terintegrasi agar produk rempah dan bumbu Indonesia bisa langsung dikirim ke negara konsumen. Ini akan memperpendek rantai pasokan sehingga produk rempah dan bumbu Indonesia makin kompetitif.
“Kalau bisa jangan terlalu banyak mata rantai pasokannya. Kalau bisa juga kita upayakan agar tidak melalui negara ketiga sehingga produk kita dari segi harga dan bahkan kualitas makin kompetitif,” ucapnya.
Manfaat lain dari memperpendek mata rantai pasokan adalah nama Indonesia makin dikenal sebagai produsen. Selama ini banyak produk Indonesia yang diklaim berasal dari negara lain karena memang perdagangannya harus melalui negara tersebut. “Itu akan menyulitkan produsen Indonesia dalam menikmati nilai tambah dan keuntungan perdagangan jangka panjang,” pungkasnya.
Menurut Jerry, peluang kembali berjayanya rempah Indonesia itu sangat mungkin. Syaratnya harus ada dukungan yang kuat baik dari sisi produksi maupun perdagangan. Pihaknya di Kementerian Perdagangan (Kemendag) berharap kerja sama dari seluruh elemen dan kementerian serta lembaga untuk mencapai hal itu.
“Kebutuhan rempah sangat ditentukan oleh pola konsumsi masyarakat dunia itu sendiri. Jadi kita harus bisa menciptakan kebutuhan akan rempah Indonesia. Melalui promosi budaya dan masakan Indonesia misalnya, atau melalui penelitian-penelitian yang mendukung konsumsi rempah Indonesia,” kata Wamendag Jerry Sambuaga dalam Seminar virtual Spice Up The World, dikutip Sabtu (17/7/2021).
Dia menuturkan, hal ini tidak lepas dari fakta bahwa rempah dan bumbu Indonesia yang diekspor banyak dipengaruhi oleh kebutuhan masyarakat Indonesia yang bermukim di luar negeri.
Bagi Jerry, tren itu harus digeser agar rempah dan bumbu Indonesia bisa juga dinikmati secara luas oleh masyarakat dunia. Dia menyontohkan bagaimana masakan China, Thailand bahkan Vietnam mulai dikenal luas sehingga banyak bermunculan restoran-restoran khas dari negara-negara tersebut. Adapun Indonesia juga mempunyai potensi yang sangat besar untuk bisa seperti negara-negata tersebut.
Lebih lanjut, dia mengatakan bukan hanya di sektor makanan dan kuliner, sebenarnya banyak rempah dan bumbu Indonesia yang bisa menjadi bahan untuk industri farmasi dan kecantikan.
“Banyak sekali irisan penggunaan produk bumbu dan rempah Indonesia yang juga bisa dimanfaatkan untuk bidang-bidang tersebut. Artinya, peluang untuk meningkatkan ekspor bumbu dan rempah Indonesia masih sangat terbuka lebar,” jelas dia.
Perlu diketahui, Kementerian Perdagangan saat ini juga sudah melakukan berbagai hal dalam upaya meningkatkan ekspor rempah dan bumbu Indonesia, antara lain memetakan potensi pasar, melakukan promosi dan memperkuat dukungan logistik, perizinan dagang dan lain-lain.
Jerry sendiri berharap Indonesia bisa membangun sebuah sistem logistik dan transportasi yang terintegrasi agar produk rempah dan bumbu Indonesia bisa langsung dikirim ke negara konsumen. Ini akan memperpendek rantai pasokan sehingga produk rempah dan bumbu Indonesia makin kompetitif.
“Kalau bisa jangan terlalu banyak mata rantai pasokannya. Kalau bisa juga kita upayakan agar tidak melalui negara ketiga sehingga produk kita dari segi harga dan bahkan kualitas makin kompetitif,” ucapnya.
Manfaat lain dari memperpendek mata rantai pasokan adalah nama Indonesia makin dikenal sebagai produsen. Selama ini banyak produk Indonesia yang diklaim berasal dari negara lain karena memang perdagangannya harus melalui negara tersebut. “Itu akan menyulitkan produsen Indonesia dalam menikmati nilai tambah dan keuntungan perdagangan jangka panjang,” pungkasnya.
(ind)