Gubernur BI Pastikan Sikap Bank Sentral Eropa Tak Ganggu Investasi RI
A
A
A
JAKARTA - Bank Indonesia (BI) optimistis faktor eksternal mengenai sikap Bank Sentral Eropa (ECB) tidak akan menggangu ekonomi Indonesia khususnya investasi. Hal ini ketika ECB masih enggan melonggarkan kebijakan moneter.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ECB untuk tidak menurunkan suku bunga acuan tidak akan menghambat investasi di Indonesia. Bahkan dia menyebutkan sikap ECB ini akan membuat investor berbondong-bondong berinvestasi melirik negara lain, salah satunya Indonesia.
"Tapi itu akan membuat Indonesia akan banyak mendapatkan investasi dan arus modal asing akan cukup deras," ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (26/7/2019)
Dia menambahkan, ECB saat ini tengah bernegosiasi dengan Perdana Menteri Inggris. Pasalnya, PM Inggirs saat ini lebih mendukung kebijakan Brexit alias keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE). Tentunya, BI pun akan mewaspdai langkah kebijakan ECB agar tidak mengganggu ekonomi Indonesia.
"Kalau terhadap Brexit akan lama dan tentu saja kondisi ekonomi Eropa terkena dan menurun sehingga kena platformnya, jadi dolar menguat itu responnya. Nah kita akan terus mewaspdai kondisi ekonomi Eropa agar tidak terlalu berimbas," jelasnya.
Gubernur BI Perry Warjiyo mengatakan, keputusan ECB untuk tidak menurunkan suku bunga acuan tidak akan menghambat investasi di Indonesia. Bahkan dia menyebutkan sikap ECB ini akan membuat investor berbondong-bondong berinvestasi melirik negara lain, salah satunya Indonesia.
"Tapi itu akan membuat Indonesia akan banyak mendapatkan investasi dan arus modal asing akan cukup deras," ujar Perry Warjiyo di Jakarta, Jumat (26/7/2019)
Dia menambahkan, ECB saat ini tengah bernegosiasi dengan Perdana Menteri Inggris. Pasalnya, PM Inggirs saat ini lebih mendukung kebijakan Brexit alias keluarnya Inggris dari Uni Eropa (UE). Tentunya, BI pun akan mewaspdai langkah kebijakan ECB agar tidak mengganggu ekonomi Indonesia.
"Kalau terhadap Brexit akan lama dan tentu saja kondisi ekonomi Eropa terkena dan menurun sehingga kena platformnya, jadi dolar menguat itu responnya. Nah kita akan terus mewaspdai kondisi ekonomi Eropa agar tidak terlalu berimbas," jelasnya.
(akr)