OJK Target Kepemilikan Rekening di Bank Capai 75% Tahun Ini
A
A
A
BANYUWANGI - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) memasang target kepemilikan rekening di bank pada tahun ini dapat mencapai 75% seiring gencarnya kebijakan keuangan inklusif yang dilakukan pemerintah. Namun hal ini sepertinya bukan pekerjaan mudah, mengingat saat ini baru 49% masyarakat Indonesia yang mempunyai rekening bank.
Tercatat sejak tahun 2011, persentase pembukaan rekening hanya 19% untuk kemudian dilanjutkan hingga tahun 2017 baru sebatas 45%. Apalagi pembukaan rekening untuk remaja masih sangat rendah. "Pokoknya target kita ini harus mencapai 75%," ujar Deputi Spesialis Mikro Prudensial Umum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Miftah di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (26/7/2019).
Untuk itu kata dia, OJK bakal mengeluarkan program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif yang mana disingkat Laku Pandai untuk meningkatkan inklusi keuangan. Program Laku Pandai yakni berbentuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) tanpa harus datang ke bank.
"Program ini bertujuan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan. Selain itu, juga melancarkan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antar wilayah di Indonesia, terutama antara desa dan kota," paparnya.
Dia menyebutkan, poduk-produk yang disediakan melalui Laku Pandai adalah tabungan dengan karakteristik Basic Saving Account (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, dan produk keuangan lainnya seperti Asuransi Mikro. "Jadi BSA ini sudah sangat terasa di Indonesia, bahkan di desa pembukaan rekening sudah meningkat sedikit dengan laku pandai," jelasnya.
Tercatat sejak tahun 2011, persentase pembukaan rekening hanya 19% untuk kemudian dilanjutkan hingga tahun 2017 baru sebatas 45%. Apalagi pembukaan rekening untuk remaja masih sangat rendah. "Pokoknya target kita ini harus mencapai 75%," ujar Deputi Spesialis Mikro Prudensial Umum Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muhammad Miftah di Banyuwangi, Jawa Timur, Jumat (26/7/2019).
Untuk itu kata dia, OJK bakal mengeluarkan program Layanan Keuangan Tanpa Kantor dalam Rangka Keuangan Inklusif yang mana disingkat Laku Pandai untuk meningkatkan inklusi keuangan. Program Laku Pandai yakni berbentuk penyediaan layanan perbankan atau layanan keuangan lainnya melalui kerja sama dengan pihak lain (agen bank) tanpa harus datang ke bank.
"Program ini bertujuan menyediakan produk-produk keuangan yang sederhana, mudah dipahami, dan sesuai dengan kebutuhan masyarakat yang belum dapat menjangkau layanan keuangan. Selain itu, juga melancarkan kegiatan ekonomi masyarakat sehingga mendorong pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pembangunan antar wilayah di Indonesia, terutama antara desa dan kota," paparnya.
Dia menyebutkan, poduk-produk yang disediakan melalui Laku Pandai adalah tabungan dengan karakteristik Basic Saving Account (BSA), kredit atau pembiayaan kepada nasabah mikro, dan produk keuangan lainnya seperti Asuransi Mikro. "Jadi BSA ini sudah sangat terasa di Indonesia, bahkan di desa pembukaan rekening sudah meningkat sedikit dengan laku pandai," jelasnya.
(akr)