Menpar Arief Yahya Langsung Gas Danau Toba, Pasca Kunker Presiden Jokowi
A
A
A
JAKARTA - Tiga hari kunjungan kerja Presiden Joko Widodo ke Danau Toba, Menpar Arief Yahya langsung focus ke destinasi super prioritas di Sumatera Utara itu. Alokasi sumber daya dikerahkan untuk sana, untuk mengejar percepatan Danau Toba sebagai world class destination.
Hari ini, Kamis, 1 Agustus 2019, dari pagi sudah nge-gas para deputi dan asdep-nya melalui Rapim-Rapat Pimpinan di Kemenpar. Pertama, untuk up date, menyampaikan perkembangan terkini pasca kunker Presiden Joko Widodo, dari Senin 29 Juli hingga Rabu 31 Juli 2019. Kepada para Deputi dan Asdepnya, dia menjelaskan bahwa selama di Danau Toba, Orang nomor satu di Republik ini mencetuskan banyak ide-ide besar untuk mengangkat Danau Toba sebagai destinasi superclass.
“Dari soal support infrastruktur, penambahan budget, investor, branding dan promosi, percepatan program, sampai timeline 2020 harus kelar. Beliau meyakini bahwa pariwisata adalah cara yang paling cepat, mudah dan murah untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, sekaligus meraup devisa untuk Negara. Dan Danau Toba berpotensi untuk menjadi destinasi kelas dunia,” kata Menpar Arief Yahya di forum Rapim itu.
Kedua, pihaknya langsung menerjemahkan ide-ide besar Presiden Jokowi itu dalam bentuk rencana kerja, teknis implementasi dan sekaligus timeline-nya. “Kita langsung bergerak, mengejar quick win. Tantangan dan kelemahan kita sebagai bangsa saat ini ada di speed. Kecepatan. Inilah yang harus kita lawan, karena persaingan ke depan bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat menenggelamkan yang lambat,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Tugas seorang CEO, kata Arief Yahya, adalah menentukan arah dan mengalokasikan sumber daya, baik SDM maupun budget. Di Rapim itu, dia kerahkan seluruh Deputi dan Asdep-nya, Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas dan Badan Otorita untuk ngebut. “Kalau lelet, pasti saya ganti,” tegasnya.
Ketiga, sebagai doctor strategic management, dia memilih melakukan hal-hal strategis untuk melakukan percepatan Danau Toba. Sembari Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan mengeksekusi pekerjaan fisik dan infrastruktur, dia melakukan tiga hal strategis. Yakni, deregulasi, menggunakan teknologi (terutama digital, red) dan memperkuat SDM.
Kunjungan kerja Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri, dari Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono, Menhub Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, dan para bupati di wilayah Danau Toba itu sangat bermakna buat Kemenpar. Ibarat pendulum, atau bahasa Jawanya “bandulan”, ketika yang menyampaikan itu di level teknis, gerakannya sangat terbatas.
“Tetapi ketika yang berstatemen itu Pak Presiden, atau di level strategis, maka gerakannya akan jauh lebih powerful. Maka kita tidak ingin kehilangan momentum, cukup banyak ide beliau yang harus diimplementasikan, baik fisik maupun non fisik,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom yang doctor Strategi Management itu.
Lalu apa yang akan dilakukan? Menpar menyebut dalam pengembangan destinasi dia sudah menemukan framework yang baku, 3A, Atraksi, Akses, Amenitas. Untuk menjadi pemain global, maka 3A itu juga harus berstandar global. Agar berkelas dunia, maka 3A di destinasi itu juga wajib kelas dunia.
Soal Atraksi, kata Menpar Arief Yahya, ini inline dengan keinginan Presiden Jokowi, bahwa Danau Toba harus segera mendapatkan status UNESCO Global Geopark. Destinasi itu harus mendapatkan pengakuan dunia, dan yang paling masuki akal adalah mendorong percepatan status itu ke UNESCO. “Saya sudah presentasikan sendiri soal Danau Toba yang sangat layak dicatat sebagai Global Geopark di markas UNESCO di Paris,” ungkap menteri asli Banyuwangi itu.
Soal Akses, dia sangat percaya dengan apa yang sedang dikerjakan oleh sahabat-sahabtnya di Kabinet Kerja ini. Menteri PUPR dan Kementerian Perhubungan sudah melakukan banyak hal, sejak 2018 dan sekarang 2019 masih dalam proses merampungkan semua. Dan diperkirakan 2020, semua akan selesai.
“Mas Basuki sudah menegaskan, untuk mewujudkan impian Pak Presiden Jokowi, sudah disiapkan budget 2020 untuk infrastruktur pendukung pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Danau Toba, sebesar Rp 2,4 Triliun, naik dari tahun 2019 sebesar 821,3 Miliar,” kata sebut Arief Yahya.
Akses Darat misalnya, sudah dan sedang dikerjakan Kemen PUPR, seperti Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi sepanjang 60 km. Ruas Medan-Sei Rampah (41.7 km) telah selesai dan diresmikan oleh Presiden Jokowi bulan Oktober 2017. Lalu ruas Sei-Rampah-Tebing Tinggi juga sudah beroperasi pada Desember 2018.
Juga, Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, sepanjang 143 km. Bulan Juli 2019 telah selesai proses pembebasan lahan, Tebing Tinggi-Siantar sepanjang 58 km.
Saata ini, sudah mulai pembangunan fisik, dan diperkirakan tahun 2020 sudah beroperasi. Pembebasan lahan Tebing Tinggi Siantar sudah tuntas 100% di Juli 2019.
Lalu, Jalan Lingkar Samosir, Preservasi dan Pelebaran Jalan sepanjang 123 km. Paket 1 panjang 75.90 km, dari Pangururan-Ambharita-Tomok-Onan Runggu, yang progresnya per Januari 2019 mencapai 74.86%. Disusul Paket 2 panjang 68.43 km, dari Tele-Pangururan, Nainggolan-OnanRunggu, saat ini progres per Jan 2019 sebesar 87.60%.
Akses dari dan ke Bandara Sibisa, melewati kawasan Otorita 6,6 km, juga sudah dibangun 100% dan sudah bisa dipergunakan masyarakat. Akses Silangit-Muara sepanjang 4 km, selesai 100% dan sudah dipergunakan masyarakat. Akses Sipinsur-Bakkara 4,4 km, telah selesai dibangun tahun 2018 dan sudah dipergunakan masyarakat. Dari total 4.4 km, sepanjang 3 km dibangun mempergunakan aspal plastik, teknologi ramah lingkungan.
Bagaimana dengan Akses Udara? Bandara Silangit sudah berstatus international airport. Panjang runway dari 2.250 x 30 meter, ditingkatkan menjadi 2.650 x 45 meter. Terminal dari kapasitas 200.000 pax per tahun, dalam proses menuju 500.000 passanger per tahun. Apron dari kapasitas 2 pesawat, sekarang menuju 6 pesawat berbadan lebar. Silangit sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus A320 dan Boeing 737-800, sudah berstatus internasional. Yang regular berjadwal ada KUL-DT, Kuala Lumpur Danau Toba.
Tahun 2018, panjang runway sudah meningkat menjadi 2650 x 45 m. Tahun 2019 kami membangun Tower Airnav, Instrument Landing System (ILS) dan perataan tanah di area kritis. Tahun 2020 kami persiapan pengembangan terminal penumpang menjadi 10.000 m2, bersama PT AP2.
Kemenhub juga mempersiapkan Bandara Sibisa Kab Toba Samosir, yang hanya 15-20 menit ke Parapat. Panjang Runway dinaikkan, dari 700 x 30 meter menjadi 1200 x 30 meter. Saat ini, beroperasi penerbangan perintis oleh Aviastar dengan pesawat Cesna kapasitas 19 seat,1 kali/minggu rute Binaka Pulau Nias–Sibisa Toba Samosir.
Tahun, 2020 nanti, pemenuhan runway strip, penyelesaian pekerjaan perpanjangan runway menjadi 1700 x 30 M, 1 paket, pengadaan kendaraan PKP-PK, pelapisan taxi way. Tahun 2019 ini menyelesaikan studi RTT sisi udara dan darat.
Akses danau atau air, Kemenhub membangun 4 dermaga utama, yakni dari pelabuhan Ajibata- Ambarita, dan Tigaras – Simanindo. Sekarang sudah diselesaikan peningkatan sisi danau 3 dermaga, Ajibata, Tiga Ras dan Simanindo, dan pembangunan baru 1 dermaga Ambarita.
Termasuk pembangunan sisi darat dan terminal penumpang.
Tahun 2018, sudah dimulai dengan Pembangunan tahap II pelabuhan Ajibata, Simanindo, Ambarita dan Tigaras. Tahun 2019, Pelabuhan Ajibata ditargetkan selesai. Pelabuhan Simanindo, Ambarita dan Tigaras ditargetkan selesai 2020 tahun depan.
Arief Yahya menjelaskan, focus Kemenpar adalah mempromosikan daya tarik atraksi yang sudah ada melalui berbagai model promosi dan melalui semua channel yang dimiliki saat ini. Strategi Promosinya dengan BAS, Branding Advertising, Selling. Strategi medianya, dengan POSE, Paid Media, Own Media, Social Media, Endorser. “Kita akan me-running Calendar of Event Danau Toba 2019, mulai bulan ini, Agustus 2019 ini, sekaligus di Hari Kemerdekaan RI ke-74,” pungkas Menpar Arief Yahya.
Hari ini, Kamis, 1 Agustus 2019, dari pagi sudah nge-gas para deputi dan asdep-nya melalui Rapim-Rapat Pimpinan di Kemenpar. Pertama, untuk up date, menyampaikan perkembangan terkini pasca kunker Presiden Joko Widodo, dari Senin 29 Juli hingga Rabu 31 Juli 2019. Kepada para Deputi dan Asdepnya, dia menjelaskan bahwa selama di Danau Toba, Orang nomor satu di Republik ini mencetuskan banyak ide-ide besar untuk mengangkat Danau Toba sebagai destinasi superclass.
“Dari soal support infrastruktur, penambahan budget, investor, branding dan promosi, percepatan program, sampai timeline 2020 harus kelar. Beliau meyakini bahwa pariwisata adalah cara yang paling cepat, mudah dan murah untuk menggerakkan ekonomi masyarakat, sekaligus meraup devisa untuk Negara. Dan Danau Toba berpotensi untuk menjadi destinasi kelas dunia,” kata Menpar Arief Yahya di forum Rapim itu.
Kedua, pihaknya langsung menerjemahkan ide-ide besar Presiden Jokowi itu dalam bentuk rencana kerja, teknis implementasi dan sekaligus timeline-nya. “Kita langsung bergerak, mengejar quick win. Tantangan dan kelemahan kita sebagai bangsa saat ini ada di speed. Kecepatan. Inilah yang harus kita lawan, karena persaingan ke depan bukan yang besar mengalahkan yang kecil, tetapi yang cepat menenggelamkan yang lambat,” ungkap Menpar Arief Yahya.
Tugas seorang CEO, kata Arief Yahya, adalah menentukan arah dan mengalokasikan sumber daya, baik SDM maupun budget. Di Rapim itu, dia kerahkan seluruh Deputi dan Asdep-nya, Tim Percepatan 10 Destinasi Prioritas dan Badan Otorita untuk ngebut. “Kalau lelet, pasti saya ganti,” tegasnya.
Ketiga, sebagai doctor strategic management, dia memilih melakukan hal-hal strategis untuk melakukan percepatan Danau Toba. Sembari Kementerian PUPR dan Kementerian Perhubungan mengeksekusi pekerjaan fisik dan infrastruktur, dia melakukan tiga hal strategis. Yakni, deregulasi, menggunakan teknologi (terutama digital, red) dan memperkuat SDM.
Kunjungan kerja Presiden Jokowi bersama sejumlah menteri, dari Menkomar Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri PUPR Basuki Hadimuldjono, Menhub Budi Karya Sumadi, Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko, Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, dan para bupati di wilayah Danau Toba itu sangat bermakna buat Kemenpar. Ibarat pendulum, atau bahasa Jawanya “bandulan”, ketika yang menyampaikan itu di level teknis, gerakannya sangat terbatas.
“Tetapi ketika yang berstatemen itu Pak Presiden, atau di level strategis, maka gerakannya akan jauh lebih powerful. Maka kita tidak ingin kehilangan momentum, cukup banyak ide beliau yang harus diimplementasikan, baik fisik maupun non fisik,” ungkap Mantan Dirut PT Telkom yang doctor Strategi Management itu.
Lalu apa yang akan dilakukan? Menpar menyebut dalam pengembangan destinasi dia sudah menemukan framework yang baku, 3A, Atraksi, Akses, Amenitas. Untuk menjadi pemain global, maka 3A itu juga harus berstandar global. Agar berkelas dunia, maka 3A di destinasi itu juga wajib kelas dunia.
Soal Atraksi, kata Menpar Arief Yahya, ini inline dengan keinginan Presiden Jokowi, bahwa Danau Toba harus segera mendapatkan status UNESCO Global Geopark. Destinasi itu harus mendapatkan pengakuan dunia, dan yang paling masuki akal adalah mendorong percepatan status itu ke UNESCO. “Saya sudah presentasikan sendiri soal Danau Toba yang sangat layak dicatat sebagai Global Geopark di markas UNESCO di Paris,” ungkap menteri asli Banyuwangi itu.
Soal Akses, dia sangat percaya dengan apa yang sedang dikerjakan oleh sahabat-sahabtnya di Kabinet Kerja ini. Menteri PUPR dan Kementerian Perhubungan sudah melakukan banyak hal, sejak 2018 dan sekarang 2019 masih dalam proses merampungkan semua. Dan diperkirakan 2020, semua akan selesai.
“Mas Basuki sudah menegaskan, untuk mewujudkan impian Pak Presiden Jokowi, sudah disiapkan budget 2020 untuk infrastruktur pendukung pengembangan Kawasan Strategis Pariwisata Nasional, Danau Toba, sebesar Rp 2,4 Triliun, naik dari tahun 2019 sebesar 821,3 Miliar,” kata sebut Arief Yahya.
Akses Darat misalnya, sudah dan sedang dikerjakan Kemen PUPR, seperti Jalan Tol Medan-Tebing Tinggi sepanjang 60 km. Ruas Medan-Sei Rampah (41.7 km) telah selesai dan diresmikan oleh Presiden Jokowi bulan Oktober 2017. Lalu ruas Sei-Rampah-Tebing Tinggi juga sudah beroperasi pada Desember 2018.
Juga, Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat, sepanjang 143 km. Bulan Juli 2019 telah selesai proses pembebasan lahan, Tebing Tinggi-Siantar sepanjang 58 km.
Saata ini, sudah mulai pembangunan fisik, dan diperkirakan tahun 2020 sudah beroperasi. Pembebasan lahan Tebing Tinggi Siantar sudah tuntas 100% di Juli 2019.
Lalu, Jalan Lingkar Samosir, Preservasi dan Pelebaran Jalan sepanjang 123 km. Paket 1 panjang 75.90 km, dari Pangururan-Ambharita-Tomok-Onan Runggu, yang progresnya per Januari 2019 mencapai 74.86%. Disusul Paket 2 panjang 68.43 km, dari Tele-Pangururan, Nainggolan-OnanRunggu, saat ini progres per Jan 2019 sebesar 87.60%.
Akses dari dan ke Bandara Sibisa, melewati kawasan Otorita 6,6 km, juga sudah dibangun 100% dan sudah bisa dipergunakan masyarakat. Akses Silangit-Muara sepanjang 4 km, selesai 100% dan sudah dipergunakan masyarakat. Akses Sipinsur-Bakkara 4,4 km, telah selesai dibangun tahun 2018 dan sudah dipergunakan masyarakat. Dari total 4.4 km, sepanjang 3 km dibangun mempergunakan aspal plastik, teknologi ramah lingkungan.
Bagaimana dengan Akses Udara? Bandara Silangit sudah berstatus international airport. Panjang runway dari 2.250 x 30 meter, ditingkatkan menjadi 2.650 x 45 meter. Terminal dari kapasitas 200.000 pax per tahun, dalam proses menuju 500.000 passanger per tahun. Apron dari kapasitas 2 pesawat, sekarang menuju 6 pesawat berbadan lebar. Silangit sudah bisa didarati pesawat berbadan lebar seperti Airbus A320 dan Boeing 737-800, sudah berstatus internasional. Yang regular berjadwal ada KUL-DT, Kuala Lumpur Danau Toba.
Tahun 2018, panjang runway sudah meningkat menjadi 2650 x 45 m. Tahun 2019 kami membangun Tower Airnav, Instrument Landing System (ILS) dan perataan tanah di area kritis. Tahun 2020 kami persiapan pengembangan terminal penumpang menjadi 10.000 m2, bersama PT AP2.
Kemenhub juga mempersiapkan Bandara Sibisa Kab Toba Samosir, yang hanya 15-20 menit ke Parapat. Panjang Runway dinaikkan, dari 700 x 30 meter menjadi 1200 x 30 meter. Saat ini, beroperasi penerbangan perintis oleh Aviastar dengan pesawat Cesna kapasitas 19 seat,1 kali/minggu rute Binaka Pulau Nias–Sibisa Toba Samosir.
Tahun, 2020 nanti, pemenuhan runway strip, penyelesaian pekerjaan perpanjangan runway menjadi 1700 x 30 M, 1 paket, pengadaan kendaraan PKP-PK, pelapisan taxi way. Tahun 2019 ini menyelesaikan studi RTT sisi udara dan darat.
Akses danau atau air, Kemenhub membangun 4 dermaga utama, yakni dari pelabuhan Ajibata- Ambarita, dan Tigaras – Simanindo. Sekarang sudah diselesaikan peningkatan sisi danau 3 dermaga, Ajibata, Tiga Ras dan Simanindo, dan pembangunan baru 1 dermaga Ambarita.
Termasuk pembangunan sisi darat dan terminal penumpang.
Tahun 2018, sudah dimulai dengan Pembangunan tahap II pelabuhan Ajibata, Simanindo, Ambarita dan Tigaras. Tahun 2019, Pelabuhan Ajibata ditargetkan selesai. Pelabuhan Simanindo, Ambarita dan Tigaras ditargetkan selesai 2020 tahun depan.
Arief Yahya menjelaskan, focus Kemenpar adalah mempromosikan daya tarik atraksi yang sudah ada melalui berbagai model promosi dan melalui semua channel yang dimiliki saat ini. Strategi Promosinya dengan BAS, Branding Advertising, Selling. Strategi medianya, dengan POSE, Paid Media, Own Media, Social Media, Endorser. “Kita akan me-running Calendar of Event Danau Toba 2019, mulai bulan ini, Agustus 2019 ini, sekaligus di Hari Kemerdekaan RI ke-74,” pungkas Menpar Arief Yahya.
(atk)