Dukung Acara KBRI, Kemenpar Sukses Unjuk Gigi di Indonesia-Russia Business Forum
A
A
A
MOSKOW - Kementerian Pariwisata (Kemenpar) berhasil unjuk gigi di kegiatan Forum Bisnis Indonesia-Rusia yang digelar Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Moskow, Kamis (1/8). Kegiatan yang berlangsung di Ritz Carlton Hotel Moskow ini mengangkat tema ‘Menuju Kemitraan Strategis Indonesia-Rusia: Menjembatani Kolaborasi yang Bermanfaat Melalui Pariwisata, Perdagangan, dan Investasi’.
Adalah Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya. Wanita berhijab itu sukses memukau ratusan pengunjung yang hadir dengan paparan dan sambutannya. Kata Nia,
Kemenpar di bawah komando Arief Yahya sudah terus menjawab tantangan yang diberikan. Sejumlah target pun ditetapkan. Dan salah satunya pasar Rusia yang terus meningkat dengan baik. Dari tahun ke tahun, jumlah kunjungan wisatawan Rusia ke Indonesia menunjukkan grafik kenaikan yang positif. Pada tahun 2017 jumlah kunjungan wisman Rusia mencapai 110.529, dan pada tahun 2018 mencapai 125.697.
“Upaya promosi akan terus kita lakukan secara berkelanjutan. Terlebih, kita punya target kunjungan wisatawan Rusia ke Indonesia sebesar 160.000, sepanjang tahun 2019. Dengan acara ini semoga terus bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke tanah air kita,"kata Nia Niscaya.
Nia juga membeberkan konsep promosi yang dilakukan Kemenpar di bawah kepemimpinan Arief Yahya sangat mengalami kemajuan pesat. Kemenpar membagi strateginya dalam tiga batasan besar yakni Ordinary, Extra Ordinary dan Super Extra Ordinary. Program Ordinary telah dijalankan dibeberapa tahun sebelumnya, yakni Branding, Advertiing dan Selling. Sementara, program Extra Ordinary dan Super Extra Ordinary sedang dijalankan, yakni Incentive (Airlines) ; Hot Deals ; Competing Destination Model dan Border Tourism dan Low Cost Terminal.
Salah satu potensi wisata yang terus digarap oleh Kementerian Pariwisata adalah Crossborder. Hal ini dikarenakan jenis wisata ini memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan. Selain itu, wisata perbatasan menjadi jawaban ketika wisatawan menemui kesulitan dalam melakukan kegiatan wisata yang berada di dalam wilayah Indonesia.
"Kemenpar terus menggarap potensi perbatasan atau cross border. Implementasinya yakni melalui program Joint Promotion. Misalnya dengan penyedia transportasi (ferry dan bus), event crossborder, hot deals, destinasi digital, dan mobile positioning data (MPD). Seperti dengan Malaysia, Singapura, maupun Thailand,"ujar Nia.
Nia yang hari itu menggunakan kerudung warna merah muda itu mengajak kepada semua investor maupun pengusaha untuk berinvestasi dan berkunjung ke Indonesia dengan mengunjungi destinasi-destinasi unggulan di tanah air. "Silahkan datang ke Indonesia, dan nikmati juga persembahan kami di Festival Wonderful Indonesia (FWI) pada tanggal 2-4 Agustus 2019 di Krasnaya Presnya Park. Bentuk partisipasi Kementerian Pariwisata berupa penyedian Paviliun Indonesia seluas 10 x 10 meter di depan main stage. Kemudian Hospitality Corner, berupa coffee/ mixologist corner yang akan menyajikan dan meracik kopi khas dari berbagai daerah di Indonesia. Silahkan hadir,"kata Nia.
Selain itu akan juga ada pendistribusian bahan promosi Wonderful Indonesia kepada pengunjung melalui kuis dan information counter, serta photo booth/ Instagramable-Area. Kemenpar juga menghadirkan Tim Wonderful Indonesia yang terdiri dari barista, The Wonderful Indonesia Band, dan penari/ carnival dari Banyuwangi.
Dubes Indonesia untuk Rusia Mohammad Wahid Supriyadi mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang telah mendukung dan hadir di acara Forum Bisnis Indonesia-Rusia yang diprakarsai KBRI tersebut.
Selain menjadi pemantik pariwisata Indonesia, acara ini juga tujuannya untuk memfasilitasi komunikasi bisnis, jaringan, dan kesepakatan serta kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Rusia untuk sektor swasta dan pemerintah, termasuk yang dari Jakarta dan daerah-daerah seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, Aceh, Jawa Barat , Pulau Riau dan Sumatra Barat.
Beberapa peserta dari Rusia juga datang dari luar Moskow seperti Ivanovo dan Orel. Diadakan pada tanggal 1 Agustus 2019 di Ritz Carlton Hotel, forum ini menampilkan “Menuju Kemitraan Strategis Indonesia-Rusia: Menjembatani Kerjasama yang Berbuah melalui Pariwisata, Perdagangan, dan Investasi” sebagai tema. Ini akan terdiri dari sesi pleno, empat sesi breakout dan pencocokan bisnis.
Empat sesi pembahasan akan mencakup infrastruktur dan energi, perdagangan bilateral, kolaborasi pariwisata, dan industri minyak sawit.
"Fitur yang paling substansial dari forum adalah sesi perjanjian penandatanganan di mana beberapa pihak telah berkomunikasi dan ditangani sebelumnya. Para pembicara forum akan berkisar dari pejabat pemerintah tingkat tinggi hingga asosiasi bisnis top dan tokoh perusahaan swasta. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, H.E. Bapak Triawan Munaf, Wakil Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Ibu Nia Niscaya, Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Bapak Alexey V. Gruzdev, Presiden Pengusaha dan Pengusaha Rusia, Bapak Alexander Nikolaevich Shokhin dan Komisaris Federasi Rusia untuk Hak Pengusaha, Boris Titov adalah salah satu pembicara terkemuka,"beber Dubes.
Diorganisir oleh Kedutaan Besar Indonesia di Moskow dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, forum yang menargetkan 450 pengusaha dari kedua belah pihak, diadakan dalam semangat ikatan persahabatan tradisional dan kerja sama dan untuk menyambut 70 tahun hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia pada tahun 2020.
Pada kesempatan tersebut, Deputy Minister of Trade and Industry of the Russian Alexey Gruzdev mengucapkan terima kasih kepada KBRI dan seluruh pendukung acara ini. Dikatakan, Indonesia adalah negara yang sangat lengkap.
“Saya sangat senang dengan kabar peningkatan pariwisata Indonesia. Pariwisata semakin dinikmati masyarakat Rusia dan banyak yang berkunjung ke Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia sangat indah dan layak dikunjungi. Tentu ini bisa menjadi pembuka kerjasama di bidang lain. Seperti pendidikan dan lain sebagainya. Saya juga dalam waktu dekat ini akan segera berkunjung ke Indonesia,” kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta maaf atas batalnya hadir ke acara tersebut. Kata Menpar, dirinya harus mendampingi acara kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di salah satu destinasi super prioritas yakni Danau Toba. "Terima kasih kepada KBRI dan seluruh stakeholder yang terlibat di acara tersebut. Semangat Indonesia Incorporated adalah hal yang sangat penting untuk membangun pariwisata Indonesia. Karena mengangkat pariwisata Indonesia bukan hanya tugas dari Kemenpar sendiri, namun juga tugas dan kerjasama kita semua,"kata menteri pariwisata terbaik ASEAN tersebut.
Adalah Deputi Bidang Pengembangan Pemasaran II Kemenpar Nia Niscaya. Wanita berhijab itu sukses memukau ratusan pengunjung yang hadir dengan paparan dan sambutannya. Kata Nia,
Kemenpar di bawah komando Arief Yahya sudah terus menjawab tantangan yang diberikan. Sejumlah target pun ditetapkan. Dan salah satunya pasar Rusia yang terus meningkat dengan baik. Dari tahun ke tahun, jumlah kunjungan wisatawan Rusia ke Indonesia menunjukkan grafik kenaikan yang positif. Pada tahun 2017 jumlah kunjungan wisman Rusia mencapai 110.529, dan pada tahun 2018 mencapai 125.697.
“Upaya promosi akan terus kita lakukan secara berkelanjutan. Terlebih, kita punya target kunjungan wisatawan Rusia ke Indonesia sebesar 160.000, sepanjang tahun 2019. Dengan acara ini semoga terus bisa meningkatkan kunjungan wisatawan ke tanah air kita,"kata Nia Niscaya.
Nia juga membeberkan konsep promosi yang dilakukan Kemenpar di bawah kepemimpinan Arief Yahya sangat mengalami kemajuan pesat. Kemenpar membagi strateginya dalam tiga batasan besar yakni Ordinary, Extra Ordinary dan Super Extra Ordinary. Program Ordinary telah dijalankan dibeberapa tahun sebelumnya, yakni Branding, Advertiing dan Selling. Sementara, program Extra Ordinary dan Super Extra Ordinary sedang dijalankan, yakni Incentive (Airlines) ; Hot Deals ; Competing Destination Model dan Border Tourism dan Low Cost Terminal.
Salah satu potensi wisata yang terus digarap oleh Kementerian Pariwisata adalah Crossborder. Hal ini dikarenakan jenis wisata ini memiliki banyak peminat dari berbagai kalangan. Selain itu, wisata perbatasan menjadi jawaban ketika wisatawan menemui kesulitan dalam melakukan kegiatan wisata yang berada di dalam wilayah Indonesia.
"Kemenpar terus menggarap potensi perbatasan atau cross border. Implementasinya yakni melalui program Joint Promotion. Misalnya dengan penyedia transportasi (ferry dan bus), event crossborder, hot deals, destinasi digital, dan mobile positioning data (MPD). Seperti dengan Malaysia, Singapura, maupun Thailand,"ujar Nia.
Nia yang hari itu menggunakan kerudung warna merah muda itu mengajak kepada semua investor maupun pengusaha untuk berinvestasi dan berkunjung ke Indonesia dengan mengunjungi destinasi-destinasi unggulan di tanah air. "Silahkan datang ke Indonesia, dan nikmati juga persembahan kami di Festival Wonderful Indonesia (FWI) pada tanggal 2-4 Agustus 2019 di Krasnaya Presnya Park. Bentuk partisipasi Kementerian Pariwisata berupa penyedian Paviliun Indonesia seluas 10 x 10 meter di depan main stage. Kemudian Hospitality Corner, berupa coffee/ mixologist corner yang akan menyajikan dan meracik kopi khas dari berbagai daerah di Indonesia. Silahkan hadir,"kata Nia.
Selain itu akan juga ada pendistribusian bahan promosi Wonderful Indonesia kepada pengunjung melalui kuis dan information counter, serta photo booth/ Instagramable-Area. Kemenpar juga menghadirkan Tim Wonderful Indonesia yang terdiri dari barista, The Wonderful Indonesia Band, dan penari/ carnival dari Banyuwangi.
Dubes Indonesia untuk Rusia Mohammad Wahid Supriyadi mengucapkan terima kasih kepada Kemenpar yang telah mendukung dan hadir di acara Forum Bisnis Indonesia-Rusia yang diprakarsai KBRI tersebut.
Selain menjadi pemantik pariwisata Indonesia, acara ini juga tujuannya untuk memfasilitasi komunikasi bisnis, jaringan, dan kesepakatan serta kerjasama ekonomi antara Indonesia dan Rusia untuk sektor swasta dan pemerintah, termasuk yang dari Jakarta dan daerah-daerah seperti Yogyakarta, Jawa Tengah, Aceh, Jawa Barat , Pulau Riau dan Sumatra Barat.
Beberapa peserta dari Rusia juga datang dari luar Moskow seperti Ivanovo dan Orel. Diadakan pada tanggal 1 Agustus 2019 di Ritz Carlton Hotel, forum ini menampilkan “Menuju Kemitraan Strategis Indonesia-Rusia: Menjembatani Kerjasama yang Berbuah melalui Pariwisata, Perdagangan, dan Investasi” sebagai tema. Ini akan terdiri dari sesi pleno, empat sesi breakout dan pencocokan bisnis.
Empat sesi pembahasan akan mencakup infrastruktur dan energi, perdagangan bilateral, kolaborasi pariwisata, dan industri minyak sawit.
"Fitur yang paling substansial dari forum adalah sesi perjanjian penandatanganan di mana beberapa pihak telah berkomunikasi dan ditangani sebelumnya. Para pembicara forum akan berkisar dari pejabat pemerintah tingkat tinggi hingga asosiasi bisnis top dan tokoh perusahaan swasta. Kepala Badan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, H.E. Bapak Triawan Munaf, Wakil Menteri Pariwisata Republik Indonesia, Ibu Nia Niscaya, Wakil Menteri Perindustrian dan Perdagangan, Bapak Alexey V. Gruzdev, Presiden Pengusaha dan Pengusaha Rusia, Bapak Alexander Nikolaevich Shokhin dan Komisaris Federasi Rusia untuk Hak Pengusaha, Boris Titov adalah salah satu pembicara terkemuka,"beber Dubes.
Diorganisir oleh Kedutaan Besar Indonesia di Moskow dengan dukungan dari Kementerian Pariwisata Republik Indonesia, forum yang menargetkan 450 pengusaha dari kedua belah pihak, diadakan dalam semangat ikatan persahabatan tradisional dan kerja sama dan untuk menyambut 70 tahun hubungan bilateral antara Republik Indonesia dan Federasi Rusia pada tahun 2020.
Pada kesempatan tersebut, Deputy Minister of Trade and Industry of the Russian Alexey Gruzdev mengucapkan terima kasih kepada KBRI dan seluruh pendukung acara ini. Dikatakan, Indonesia adalah negara yang sangat lengkap.
“Saya sangat senang dengan kabar peningkatan pariwisata Indonesia. Pariwisata semakin dinikmati masyarakat Rusia dan banyak yang berkunjung ke Indonesia. Ini menjadi bukti bahwa Indonesia sangat indah dan layak dikunjungi. Tentu ini bisa menjadi pembuka kerjasama di bidang lain. Seperti pendidikan dan lain sebagainya. Saya juga dalam waktu dekat ini akan segera berkunjung ke Indonesia,” kata dia.
Menteri Pariwisata Arief Yahya meminta maaf atas batalnya hadir ke acara tersebut. Kata Menpar, dirinya harus mendampingi acara kunjungan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo di salah satu destinasi super prioritas yakni Danau Toba. "Terima kasih kepada KBRI dan seluruh stakeholder yang terlibat di acara tersebut. Semangat Indonesia Incorporated adalah hal yang sangat penting untuk membangun pariwisata Indonesia. Karena mengangkat pariwisata Indonesia bukan hanya tugas dari Kemenpar sendiri, namun juga tugas dan kerjasama kita semua,"kata menteri pariwisata terbaik ASEAN tersebut.
(atk)