Pertahankan Neraca Surplus, Indonesia Ekspor Komoditas

Minggu, 04 Agustus 2019 - 18:22 WIB
Pertahankan Neraca Surplus,...
Pertahankan Neraca Surplus, Indonesia Ekspor Komoditas
A A A
KUALANAMU - Kepala Badan Karantina Pertanian Ali Jamil melepas ekspor beberapa komoditas pertanian di Kualanamu, Medan (4/8/2019). "Neraca ekspor impor komoditas pertanian kita ke Vietnam posisi surplus sebesar 181.000 ton atau senilai Rp6,45 triliun," ucapnya.

Berdasarkan sistem data informasi IQFAST (Indonesian Quarantine Full Automation System) neraca perdagangan pertanian Indonesia dengan Vietnam sendiri tumbuh baik, Januari sampai Juli 2019 ekspor komoditas tumbuhan sebanyak 252.000 ton antara lain berupa air kelapa, bambu dan lainnya. Sementara untuk komoditas hewan tercatat ekspor sebanyak 866,3 ton antara lain kelabang, daging babi, guano dan lainnya.

Ali Jamil secara khusus hari ini melepas ekspor komoditas asal hewan, yakni sarang walet dan gigi taring babi, dengan volume 6 ton senilai Rp82,39 miliar. Komoditas ini dikirim ke China, Hong Kong, Makao, Malaysia, Singapura, Taiwan, Kamboja dan Vietnam. Sementara komoditas Hortikultura dan Perkebunan yang juga turut diekspor adalah berupa biji jambu, biji kopi, biji pinang, bungan potong dan bungkil kelapa senilai Rp91.6 juta.

Pada kesempatan yang sama Jamil juga melakukan kunjungan ke instalasi karantina hewan yaitu tempat pemrosesan walet yang sudah teregistrasi oleh otoritas karantina China yaitu lewat General Administration of Customs China (GACC).

Jamil menjelaskan, pada tahun 2018 Indonesia telah berhasil mengekspor walet ke berbagai negara sebanyak 1,59 juta ton atau setara dengan Rp40,7 triliun. Beberapa negara tersebut di antaranya Vietnam, Hong Kong, Singapura, Amerika dan China. Sedangkan sampai dengan Juni 2019 eksportasi walet Indonesia sudah mencapai 449 ton atau senilai Rp11,78 triliun.

"Ekspor ke Tiongkok memang perlu upaya yang lebih, tapi kalau sudah diregistrasi enak. Nilainya sekitar Rp40 juta per kilo, sedangkan diluar China sekitar Rp25 juta per kilo. Semoga kedepan bisa lebih mudah ya, kita berjuang bersama," tegas Jamil.

Kementerian Pertanian saat ini tengah gencar melaksanakan Program bertajuk Agro Gemilang, dengan pendampingan generasi muda guna pemenuhan persyaratan ekspor negara mitra dagang ini diharapkan mendongkrak jumlah eksportir.

”Dorong bersama agar petani semakin bersemangat berproduksi dengan peluang pasar global. Ini saatnya dengan potensi yang berlimpah, ekportir muda asal Sumut dapat berkiprah di pasar dunia. Jika kesulitan mau ekspor datangi kantor karantina pertanian, “ tutur Jamil.

Di sisi lain hewan lipan atau kelabang (Scolopendra) termasuk hewan yang membuat geli, bahkan takut. Namun tidak buat Ricky Santri Kurniawan (22), ditangannya hewan nokturnal dan berbisa ini bisa mendatangkan pundi-pundi rupiah. Menurut Ricky, lipan kering dimanfaatkan sebagai pakan hewan kesayangan.

"Ini peluang, anak muda bisa manfaatkan ini jadi sumber penghasilan keluarga, kalau bisa ini nanti sistem ternak saja supaya hasilnya lebih optimal, syukur-syukur sudah diolah, menjadi bubuk misal, bagus itu, kita dukung," jelas Ali Jamil

Menurut Jamil, ia mendukung sekecil apapun upaya petani dan pelaku bisnis yang melakukan eksportasi baik produk peternakan maupun pertanian yang dilakukan secara legal. Instansinya akan mendukung penuh, baik percepatan pelayanan karantina, kesesuaian persyaratan SPS (sanitary and phytosanitary) negara tujuan, fasilitas informasi komoditas unggulan dan potensial ekspor. Serta negara tujuannya bagi para petani dan calon eksportir.

Jumlah ekspor lipan hari ini sebanyak 460 kg dengan tujuan Vietnam untuk dijadikan pakan hewan kesayangan seperti burung dan ikan, dengan nilai 552 juta. Menurut Jamil, ekspor ini adalah yang pertama dari Medan dan akan rutin dua kali per bulan.
(alf)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0995 seconds (0.1#10.140)