Mata Uang Rupiah Diprediksi Melanjutkan Tren Pelemahan
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada hari ini diprediksi melanjutkan tren pelemahan. Kemerosotan mata uang garuda dipicu sentimen eksternal soal perang dagang Amerika Serikat (AS) versus China yang berkepanjangan untuk membuat USD menguat.
Sementara sentimen dari domestik, datang dari data resmi pertumbuhan ekonomi yang diyakini melesat dari target untuk kemudian menekan rupiah. Diperkirakan pada hari kedua pekan ini, rupiah bakal bergerak di rentang Rp14.270/USD hingga Rp14,365/USD.
"Karena escalating trade war dan rilis GDP domestik yang muncul kurang menggembirakan," ujar Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Sebagai informasi, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Senin (5/8) ditutup masih tak berdaya untuk tertahan dalam tren negatif sejak awal pembukaan. Penyusutan kurs rupiah mengiringi kejatuhan Yuan China yang tembus ke level terendah dalam 11 tahun terhadap USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah masih terkapar di level Rp14.250/USD dari sebelumnya Rp14.175/USD. Pergerakan harian rupiah pada hari ini berada pada kisaran Rp14.175 hingga Rp14.275/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di posisi Rp14.231/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan mata uang Garuda. Posisi ini memperlihatkan rupiah tergelincir usai sebelumnya pada akhir pekan kemarin bertengger Rp14.203/USD.
Sementara sentimen dari domestik, datang dari data resmi pertumbuhan ekonomi yang diyakini melesat dari target untuk kemudian menekan rupiah. Diperkirakan pada hari kedua pekan ini, rupiah bakal bergerak di rentang Rp14.270/USD hingga Rp14,365/USD.
"Karena escalating trade war dan rilis GDP domestik yang muncul kurang menggembirakan," ujar Analis Pasar Uang PT Bank Mandiri Tbk, Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Selasa (6/8/2019).
Sebagai informasi, Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Senin (5/8) ditutup masih tak berdaya untuk tertahan dalam tren negatif sejak awal pembukaan. Penyusutan kurs rupiah mengiringi kejatuhan Yuan China yang tembus ke level terendah dalam 11 tahun terhadap USD.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah masih terkapar di level Rp14.250/USD dari sebelumnya Rp14.175/USD. Pergerakan harian rupiah pada hari ini berada pada kisaran Rp14.175 hingga Rp14.275/USD.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di posisi Rp14.231/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan mata uang Garuda. Posisi ini memperlihatkan rupiah tergelincir usai sebelumnya pada akhir pekan kemarin bertengger Rp14.203/USD.
(akr)