Genjot Ekonomi, Darmin Minta Industri Harus Ciptakan Nilai Tambah
A
A
A
JAKARTA - Pemerintah tengah menyiapkan kebijakan transformasi ekonomi untuk membuat pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan. Dia meminta industri harus memiliki nilai tambah.
Sekertaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Susiwijono, mengatakan pihaknya telah menyusun rancangan, pemerintah akan melibatkan beberapa pihak termasuk dari akademisi dan perguruan tinggi. Tak hanya itu, pemerintah juga akan melibatkan pemerintah daerah agar kebijakan transformasi ini berjalan berkesinambungan.
"Pilar pertama perguruan tinggi, pilar kedua pemerintah daerah," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Susiwijono menambahkan, dalam tahap implementasi kebijakan, pemerintah mengharapkan dukungan dari akademisi dalam mengkomunikasikan dan mendiseminasikan kebijakan ekonomi kepada masyarakat dan dunia usaha.
"Pemerintah juga perlu meminta mereka mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan yang diberikan pemerintah jadi dua arah," jelasnya.
Oleh karena itu lanjut Susi, kedepannya pihaknya akan mengundang beberapa pihak untuk datang dan berdiskusi mengenai kebijakan apa yang akan dilakukan untuk mentransformasi ekonomi Indonesia. Misalnya mengundang Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari berbagai Universitas perwakilan setiap provinsi.
Asal tahu saja, Kemenko Perekonomian telah bekerja sama dengan Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari berbagai universitas dalam menyelenggarakan Seminar Diseminasi Outlook Dan Kebijakan Perekonomian 2019 bersama kementerian/lembaga, pemda, dan asosiasi di beberapa daerah.
Hal yang tidak kalah penting adalah forum ini menjadi wadah untuk menjaring ekonom muda yang inovatif yang memahami proses perumusan kebijakan ekonomi.
Forum serupa akan digelar secara rutin dua kali dalam setahun, disamping pertemuan-pertemuan rutin berupa penyampaian kajian atau masukan atas suatu isu ekonomi dan perumusan kebijakan, serta diseminasi outlook dan kebijakan perekonomian yang akan dilaksanakan secara rutin pada bulan Mei dan November setiap tahun.
"Ini kita ingin mendapatkan masukan mengenai apa yang akan kita lakukan (dalam transformasi ekonomi)," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan, diera seperti saat ini, transformasi ekonomi merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan.
Dengan transformasi, diharapkan dapat menggeser struktur ekonomi yang semula berbasis komoditas, menjadi ekonomi berbasis investasi, produksi, dan pelayanan yang memiliki nilai tambah tinggi. Hal ini dapat meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia dan kualitas hidup masyarakat.
"Substansi yang kita angkat itu adalah subtansi yang bagian dari kelanjutan yang sudah berjalan dalam empat tahun ini," ucapnya.
Darmin mengatakan, selama ini transformasi ekonomi yang dulunya dikenal dengan istilah transformasi struktural hanya membuat peralihan tenaga kerja pindah dari desa ke kota.
"Transformasi struktural diarahkan pada peralihan tenaga kerja dari sektor berbasis sumber daya alam (SDA) ke sektor yang menciptakan nilai tambah misalnya industri. Tetapi hal ini memicu terjadinya urbanisasi dari desa ke kota," tandasnya.
Sekertaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian, Susiwijono, mengatakan pihaknya telah menyusun rancangan, pemerintah akan melibatkan beberapa pihak termasuk dari akademisi dan perguruan tinggi. Tak hanya itu, pemerintah juga akan melibatkan pemerintah daerah agar kebijakan transformasi ini berjalan berkesinambungan.
"Pilar pertama perguruan tinggi, pilar kedua pemerintah daerah," ujarnya di Hotel Borobudur, Jakarta, Jumat (9/8/2019).
Susiwijono menambahkan, dalam tahap implementasi kebijakan, pemerintah mengharapkan dukungan dari akademisi dalam mengkomunikasikan dan mendiseminasikan kebijakan ekonomi kepada masyarakat dan dunia usaha.
"Pemerintah juga perlu meminta mereka mengkomunikasikan kebijakan-kebijakan yang diberikan pemerintah jadi dua arah," jelasnya.
Oleh karena itu lanjut Susi, kedepannya pihaknya akan mengundang beberapa pihak untuk datang dan berdiskusi mengenai kebijakan apa yang akan dilakukan untuk mentransformasi ekonomi Indonesia. Misalnya mengundang Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari berbagai Universitas perwakilan setiap provinsi.
Asal tahu saja, Kemenko Perekonomian telah bekerja sama dengan Akademisi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dari berbagai universitas dalam menyelenggarakan Seminar Diseminasi Outlook Dan Kebijakan Perekonomian 2019 bersama kementerian/lembaga, pemda, dan asosiasi di beberapa daerah.
Hal yang tidak kalah penting adalah forum ini menjadi wadah untuk menjaring ekonom muda yang inovatif yang memahami proses perumusan kebijakan ekonomi.
Forum serupa akan digelar secara rutin dua kali dalam setahun, disamping pertemuan-pertemuan rutin berupa penyampaian kajian atau masukan atas suatu isu ekonomi dan perumusan kebijakan, serta diseminasi outlook dan kebijakan perekonomian yang akan dilaksanakan secara rutin pada bulan Mei dan November setiap tahun.
"Ini kita ingin mendapatkan masukan mengenai apa yang akan kita lakukan (dalam transformasi ekonomi)," ucapnya.
Sementara itu, Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Darmin Nasution, mengatakan, diera seperti saat ini, transformasi ekonomi merupakan prasyarat dari peningkatan dan kesinambungan pertumbuhan serta penanggulangan kemiskinan, sekaligus pendukung bagi keberlanjutan pembangunan.
Dengan transformasi, diharapkan dapat menggeser struktur ekonomi yang semula berbasis komoditas, menjadi ekonomi berbasis investasi, produksi, dan pelayanan yang memiliki nilai tambah tinggi. Hal ini dapat meningkatkan daya saing perekonomian Indonesia dan kualitas hidup masyarakat.
"Substansi yang kita angkat itu adalah subtansi yang bagian dari kelanjutan yang sudah berjalan dalam empat tahun ini," ucapnya.
Darmin mengatakan, selama ini transformasi ekonomi yang dulunya dikenal dengan istilah transformasi struktural hanya membuat peralihan tenaga kerja pindah dari desa ke kota.
"Transformasi struktural diarahkan pada peralihan tenaga kerja dari sektor berbasis sumber daya alam (SDA) ke sektor yang menciptakan nilai tambah misalnya industri. Tetapi hal ini memicu terjadinya urbanisasi dari desa ke kota," tandasnya.
(ven)