Garap Market Bandung, Tunaiku Bidik Pembiayaan Produktif
A
A
A
BANDUNG - Perusahaan financial technology (fintech) Tunaiku bakal memperbesar penetrasi pasar ke wilayah Bandung raya, menyasar pembiayaan produktif. Target tersebut seiring tingginya jumlah pelaku usaha di kawasan ini.
Managing Director Tunaiku Vishal Tulsian mengatakan, Bandung menjadi bidikan Tunaiku melihat tingginya potensi penyaluran pembiayaan di kawasan ini.
Bandung merupakan kota terbesar keempat Indonesia, dengan pertumbuhan produk inovatif terutama untuk kuliner, fesyen, dan destinasi wisata yang terus berkembang.
"Bandung sebagai kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia ini merupakan motor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penduduk di kawasan ini juga cukup besar dengan ditopang banyaknya pelaku usaha yang terus berkembang," kata Vishal di Bandung, Sabtu (10/8/2019).
Menurut dia, Tunaiku selama ini telah mendapat respons positif dari masyarakat Bandung. Hingga kini, penyaluran pembiayaan di Bandung telah mencapai Rp20 miliar. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) juga mampu ditekan dibawah menentukan OJK sebesar 5%.
"Selama ini, hampir 70% pembiayaan digunakan untuk kepentingan produktif. Kami berharap kehadiran kami dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Bandung, dengan tumbuhnya wirausaha wirausaha baru dan menjawab kebutuhan masyarakat Bandung," beber dia.
Tunaiku di bawah Bank Amar yang hadir sejak 2014 dan telah melayani nasabah lebih dari 300.000 orang. Ke depan, pihaknya berharap Tunaiku dapat menjadi sarana yang tepat untuk ikut menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru ataupun yang sudah memulai tetapi ingin berkembang lebih besar.
Secara umum, kata dia, Tunaiku telah menyalurkan pinjaman sebesar lebih dari Rp2 triliun dan diunduh lebih dari 2,5 juta kali. Dengan menawarkan jangka waktu pinjaman yang lebih panjang daripada fintech lainnya.
"Plafon pinjaman kami bisa sampai Rp20 juta," ungkapnya.
Walaupun begitu, hasil riset dan wawancara yang dilakukan oleh tim riset Tunaiku, beberapa nasabah potensial di Bandung ternyata mempunyai kekhawatiran terkait pinjaman online.
"Mereka khawatir tidak mampu membayar kewajiban untuk cicilan pinjaman dan merasa tidak aman terkait syarat dan ketentuan yang berlaku,” ungkap tim riset Tunaiku, Adela.
Namun, dia menegatakan, Tunaiku menjawab kekhawahran ini dengan persyaratan yang mudah dan cicilan yang ringan sesuai dengan kemampuan nasabah. Dengan begitu, harapannya tidak ada nasabah yang terbebani oleh angsuran kepada fintech.
Managing Director Tunaiku Vishal Tulsian mengatakan, Bandung menjadi bidikan Tunaiku melihat tingginya potensi penyaluran pembiayaan di kawasan ini.
Bandung merupakan kota terbesar keempat Indonesia, dengan pertumbuhan produk inovatif terutama untuk kuliner, fesyen, dan destinasi wisata yang terus berkembang.
"Bandung sebagai kota metropolitan terbesar ketiga di Indonesia ini merupakan motor pertumbuhan ekonomi Indonesia. Penduduk di kawasan ini juga cukup besar dengan ditopang banyaknya pelaku usaha yang terus berkembang," kata Vishal di Bandung, Sabtu (10/8/2019).
Menurut dia, Tunaiku selama ini telah mendapat respons positif dari masyarakat Bandung. Hingga kini, penyaluran pembiayaan di Bandung telah mencapai Rp20 miliar. Rasio kredit macet atau non performing loan (NPL) juga mampu ditekan dibawah menentukan OJK sebesar 5%.
"Selama ini, hampir 70% pembiayaan digunakan untuk kepentingan produktif. Kami berharap kehadiran kami dapat ikut mendorong pertumbuhan ekonomi di Bandung, dengan tumbuhnya wirausaha wirausaha baru dan menjawab kebutuhan masyarakat Bandung," beber dia.
Tunaiku di bawah Bank Amar yang hadir sejak 2014 dan telah melayani nasabah lebih dari 300.000 orang. Ke depan, pihaknya berharap Tunaiku dapat menjadi sarana yang tepat untuk ikut menumbuhkan wirausaha-wirausaha baru ataupun yang sudah memulai tetapi ingin berkembang lebih besar.
Secara umum, kata dia, Tunaiku telah menyalurkan pinjaman sebesar lebih dari Rp2 triliun dan diunduh lebih dari 2,5 juta kali. Dengan menawarkan jangka waktu pinjaman yang lebih panjang daripada fintech lainnya.
"Plafon pinjaman kami bisa sampai Rp20 juta," ungkapnya.
Walaupun begitu, hasil riset dan wawancara yang dilakukan oleh tim riset Tunaiku, beberapa nasabah potensial di Bandung ternyata mempunyai kekhawatiran terkait pinjaman online.
"Mereka khawatir tidak mampu membayar kewajiban untuk cicilan pinjaman dan merasa tidak aman terkait syarat dan ketentuan yang berlaku,” ungkap tim riset Tunaiku, Adela.
Namun, dia menegatakan, Tunaiku menjawab kekhawahran ini dengan persyaratan yang mudah dan cicilan yang ringan sesuai dengan kemampuan nasabah. Dengan begitu, harapannya tidak ada nasabah yang terbebani oleh angsuran kepada fintech.
(ind)