Tertinggal, ADB Sebut Manufaktur RI Harus Dibarengi Inovasi dan Teknologi

Senin, 12 Agustus 2019 - 18:13 WIB
Tertinggal, ADB Sebut Manufaktur RI Harus Dibarengi Inovasi dan Teknologi
Tertinggal, ADB Sebut Manufaktur RI Harus Dibarengi Inovasi dan Teknologi
A A A
JAKARTA - Pertumbuhan industri manufaktur Indonesia menurut Asian Development Bank (ADB) masih tertinggal dari negara-negara tetangga, seperti Singapura. Perwakilan Asian Development Bank Mike Gregory menyebutkan, beberapa negara berkembang sudah mengembangkan sektor manufaktur yang dibarengi dengan inovasi dan teknologi.

Apalagi pemasukan sektor manufaktur di sejumlah negara tersebut diperkirakan terus meningkat hingga 35% di 2026. "Di Australia manufakturnya meningkat antara 25-35% di 2026. Mereka sesuaikan dengan inovasi, produk, prosesnya, supply chain dan delivery, karena mereka fokus untuk menghadirkan inovasi digital dibidang teknologi," ujar Gregory di Gedung BI Thamrin, Jakarta, Senin (12/8/2019).

Sambung dia mencontohkan, sektor manufaktur Singapura pada 2024 menunjukkan produktivitas pekerja diprediksi meningkat hingga 30%. Output manufaktur Singapura juga diprediksi naik hingga 15-20% di 2024.

"Efisiensi yang dilakukan perusahaan lokalnya naik 30% karena meningkatnya penggunaan teknologi, ini melihat manufaktur sesuai dengan perkembangan saat ini. Apalagi, andil sektor manufaktur merupakan yang terbesar bagi perekonomian domestik," jelasnya.

Dalam kesempatan yang sama, Doddy Rahadi, Dirjen Ketahanan, Perwilayahan dan Akses Industri Internasional, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) bakal terus meningkatkan sektor manufaktur Indonesia berbasis digital agar dapat menyumbang pertumbuhanan ekonomi Indonesia "Untuk sektor manufaktur kita kontribusinya sebesar 19,52% dalam pertumbuhan ekonomi, maka dari itu kita tingkatkan," jelas Doddy.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7333 seconds (0.1#10.140)