40 Negara Hadir dalam Indonesia Channel di Banyuwangi
A
A
A
BANYUWANGI - Semangat Indonesia Incorporated berhembus di Banyuwangi. Sebab, Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) menghadirkan 72 pemuda dari 40 negara. Mereka ambil bagian dalam pagelaran seni Indonesia Channel (Inchan) 2019, Rabu (14/8/2019) malam.
Indonesia Channel 2019 berlangsung di Taman Blambangan, Banyuwangi. Para peserta mancanegara yang dibawa Kemenlu adalah penerima program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI).
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengungkapkan, langkah strategis Kemenlu ini sangat luar biasa.
“Apa yang dilakukan oleh Mbak Menlu Retno Marsudi (panggilan karib Menpar Arief Yahya kepada Menlu Retno Marsudi, red) luar biasa. Selalu totalitas mempromosikan pariwisata Indonesia. Kini giliran destinasi Banyuwangi ini yang dibrandingnya. Impact positifnya pasti sangat besar buat Banyuwangi. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih,” tutur Menpar, Rabu (14/8).
Di belakang layar, hubungan keduanya memang sangat akrab. Jika Menpar memanggil Menlu Retno Marsudi dengan sebutan ‘Mbak Menlu’, Menlu Retno Marsudi memanggil Menpar dengan sebutan ‘Mas Wonderful Yahya'.
Harmoni tersebut semakin memperkuat semangat Indonesia Incorporated. Terlebih, Menlu Retno Marsudi memilih The Sun Rise of Java sebagai venue Inchan 2019.
“Kami semua sangat solid dan fokus untuk perkembangan positif Indonesia. Sinergi pun terus dilakukan pada setiap lini. Mbak Menlu kerap mengerahkan KBRI dan KJRI guna menguatkan pasar mancanegara. Mereka selalu mendukung promosi yang dilakukan Wonderful Indonesia di setiap negara. Untuk semua upaya yang dilakukan, sekali lagi terima kasih,” terang Menpar.
Mengusung tema ‘Mosaic of Indonesia’, Inchan 2019 pun digelar meriah. Beragam warna budaya dari bumi The Sun Rise of Java disajikan, termasuk Tari Gandrung. Tarian ini menjadi bukti kekayaan budaya Banyuwangi.
‘Gandrung’ sendiri bisa diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan terhadap Dewi Sri, Dewi Padi yang menjadi representasi kesejahteraan.
Tari Gandrung sedikitnya memiliki 8 varian. Selain Gandrung Marsan, ada juga Jejer Gandrung, Paju Gandrung, Seblang Subuh, dan Seblang Lukinto. Varian lainnya, Gandrung Dor, Gama Gandrung, dan Jaripah.
“Banyuwangi sangat luar biasa. Representasi keseimbangan antara lestarinya budaya, keberagaman, dan pembangunan inovatif,” jelas Menlu Retno Marsudi.
Selain budaya, Banyuwangi juga terkenal dengan kulinernya. Ada Pecel Pitik, Sego Cawuk, Sego Tempong, Rujak Soto, juga Sego Bungkus. Di sini ada juga Mie Kuah, Rawon, Pecel Rawon, Botok Tawon, Nasi Kalak, juga Klemben.
Alam Banyuwangi sangat eksotis. Ada Kawah Ijen dan Blue Fire, yang hanya ada dua di dunia. Bumi The Sun Rise of Java juga memiliki Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Teluk Hijau, Pantai G-Land, dan masih banyak lagi.
“Saya sudah mendengar banyak hal mengenai spot-spot luar biasa di Banyuwangi. Semuanya memang eksotis. Saya juga sudah mencoba bermacam kuliner Banyuwangi. Semuanya nikmat dan otentik. Saya merasa terhormat bisa berada di sini,” kata Retno lagi.
Menlu Retno Marsudi juga dikenal total mendukung Calendar of Events Pariwisata Nasional. Salah satu eventnya, Tomohon International Flower Festival 2019 pada 8-10 Agustus. Sebanyak 11 Duta Besar dihadirkan di sana. Menguatkan branding, para Duta Besar ini menikmati Diplomatic Tour.
Para Duta Besar yang bergabung berasal dari Irak, Nigeria, Afrika Selatan, Maroko, dan Bahrain. Hadir juga Duta Besar dari Panama, Belarus, Ukraina, Papua Nugini, hingga Myanmar.
“Sudah jadi tanggung jawab bersama untuk selalu mendukung pariwisata. Potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Dan, sektor ini sangat efektif untuk mendatangkan devisa bagi negara,” tegas Retno lagi.
Merespon dedikasi Menlu Retno Marsudi, apresiasi juga diberikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Menurutnya, Inchan 2019 telah berhasil mengenalkan budaya lokal ke level dunia.
“Kami juga ingin berterima kasih pada Bu Menlu Retno Marsudi. Sebab, telah memilih Banyuwangi sebagai venue. Pariwisata di sini masih baru dan sedang berkembang. Yang jelas, Inchan telah mengenalkan budaya di sini semakin mendunia,” tutupnya.
Indonesia Channel 2019 berlangsung di Taman Blambangan, Banyuwangi. Para peserta mancanegara yang dibawa Kemenlu adalah penerima program Beasiswa Seni dan Budaya Indonesia (BSBI).
Menteri Pariwisata (Menpar) Arief Yahya mengungkapkan, langkah strategis Kemenlu ini sangat luar biasa.
“Apa yang dilakukan oleh Mbak Menlu Retno Marsudi (panggilan karib Menpar Arief Yahya kepada Menlu Retno Marsudi, red) luar biasa. Selalu totalitas mempromosikan pariwisata Indonesia. Kini giliran destinasi Banyuwangi ini yang dibrandingnya. Impact positifnya pasti sangat besar buat Banyuwangi. Untuk itu, kami ucapkan banyak terima kasih,” tutur Menpar, Rabu (14/8).
Di belakang layar, hubungan keduanya memang sangat akrab. Jika Menpar memanggil Menlu Retno Marsudi dengan sebutan ‘Mbak Menlu’, Menlu Retno Marsudi memanggil Menpar dengan sebutan ‘Mas Wonderful Yahya'.
Harmoni tersebut semakin memperkuat semangat Indonesia Incorporated. Terlebih, Menlu Retno Marsudi memilih The Sun Rise of Java sebagai venue Inchan 2019.
“Kami semua sangat solid dan fokus untuk perkembangan positif Indonesia. Sinergi pun terus dilakukan pada setiap lini. Mbak Menlu kerap mengerahkan KBRI dan KJRI guna menguatkan pasar mancanegara. Mereka selalu mendukung promosi yang dilakukan Wonderful Indonesia di setiap negara. Untuk semua upaya yang dilakukan, sekali lagi terima kasih,” terang Menpar.
Mengusung tema ‘Mosaic of Indonesia’, Inchan 2019 pun digelar meriah. Beragam warna budaya dari bumi The Sun Rise of Java disajikan, termasuk Tari Gandrung. Tarian ini menjadi bukti kekayaan budaya Banyuwangi.
‘Gandrung’ sendiri bisa diartikan sebagai terpesonanya masyarakat Blambangan terhadap Dewi Sri, Dewi Padi yang menjadi representasi kesejahteraan.
Tari Gandrung sedikitnya memiliki 8 varian. Selain Gandrung Marsan, ada juga Jejer Gandrung, Paju Gandrung, Seblang Subuh, dan Seblang Lukinto. Varian lainnya, Gandrung Dor, Gama Gandrung, dan Jaripah.
“Banyuwangi sangat luar biasa. Representasi keseimbangan antara lestarinya budaya, keberagaman, dan pembangunan inovatif,” jelas Menlu Retno Marsudi.
Selain budaya, Banyuwangi juga terkenal dengan kulinernya. Ada Pecel Pitik, Sego Cawuk, Sego Tempong, Rujak Soto, juga Sego Bungkus. Di sini ada juga Mie Kuah, Rawon, Pecel Rawon, Botok Tawon, Nasi Kalak, juga Klemben.
Alam Banyuwangi sangat eksotis. Ada Kawah Ijen dan Blue Fire, yang hanya ada dua di dunia. Bumi The Sun Rise of Java juga memiliki Taman Nasional Baluran, Taman Nasional Alas Purwo, Pantai Teluk Hijau, Pantai G-Land, dan masih banyak lagi.
“Saya sudah mendengar banyak hal mengenai spot-spot luar biasa di Banyuwangi. Semuanya memang eksotis. Saya juga sudah mencoba bermacam kuliner Banyuwangi. Semuanya nikmat dan otentik. Saya merasa terhormat bisa berada di sini,” kata Retno lagi.
Menlu Retno Marsudi juga dikenal total mendukung Calendar of Events Pariwisata Nasional. Salah satu eventnya, Tomohon International Flower Festival 2019 pada 8-10 Agustus. Sebanyak 11 Duta Besar dihadirkan di sana. Menguatkan branding, para Duta Besar ini menikmati Diplomatic Tour.
Para Duta Besar yang bergabung berasal dari Irak, Nigeria, Afrika Selatan, Maroko, dan Bahrain. Hadir juga Duta Besar dari Panama, Belarus, Ukraina, Papua Nugini, hingga Myanmar.
“Sudah jadi tanggung jawab bersama untuk selalu mendukung pariwisata. Potensi yang dimiliki Indonesia sangat besar. Dan, sektor ini sangat efektif untuk mendatangkan devisa bagi negara,” tegas Retno lagi.
Merespon dedikasi Menlu Retno Marsudi, apresiasi juga diberikan Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas. Menurutnya, Inchan 2019 telah berhasil mengenalkan budaya lokal ke level dunia.
“Kami juga ingin berterima kasih pada Bu Menlu Retno Marsudi. Sebab, telah memilih Banyuwangi sebagai venue. Pariwisata di sini masih baru dan sedang berkembang. Yang jelas, Inchan telah mengenalkan budaya di sini semakin mendunia,” tutupnya.
(atk)