Neraca Dagang RI-AS Surplus, Kepala BPS Berharap Trump Tak Perhatikan
A
A
A
JAKARTA - Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto membeberkan, kinerja ekspor Indonesia semakin meningkat. Hal ini terlihat dari surplus ekspor ke Amerika Serikat (AS) yang hingga akhir Juli 2019 mencapai sebesar USD5,17 miliar.
Posisi tersebut meningkat dibanding pada akhir Juli 2018 yang sebesar USD4,71 miliar. Terkait peningkatan tersebut, Kepala BPS berharap tidak diperhatikan oleh Presiden AS Donald Trump, mengingat kebijakan proteksionisme yang diusungnya kerap mengincar negara partner dengan surplus dagang dengan AS.
"Mudah-mudahan ini tidak diperhatikan Presiden-nya (Donald Trump). Karena bahaya kalau tahu perdagangannya defisit lebih tinggi dibanding tahun lalu. Biasanya kan dia selalu mempertanyakan kenapa surplus gitu kan," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Sebelumnya BPS merilis nilai ekspor Indonesia Juli 2019 mencapai USD15,45 miliar atau meningkat 31,02% dibanding ekspor Juni 2019. Sementara jika dibanding Juli 2018 menurun 5,12%.
Ekspor nonmigas Juli 2019 mencapai USD13,85 miliar atau meningkat 25,33% dibanding Juni 2019. Sementara dibanding ekspor nonmigas Juli 2018, turun 6,88%. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2019 mencapai USD95,79 miliar atau lebih rendah 8,02% dibanding periode yang sama tahun 2018.
Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD88,07 miliar atau menurun 6,58%. Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juli 2019 terhadap Juni 2019 terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar USD302,2 juta (58,75%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada perhiasan/ permata sebesar USD116,4 juta (14,86%).
Posisi tersebut meningkat dibanding pada akhir Juli 2018 yang sebesar USD4,71 miliar. Terkait peningkatan tersebut, Kepala BPS berharap tidak diperhatikan oleh Presiden AS Donald Trump, mengingat kebijakan proteksionisme yang diusungnya kerap mengincar negara partner dengan surplus dagang dengan AS.
"Mudah-mudahan ini tidak diperhatikan Presiden-nya (Donald Trump). Karena bahaya kalau tahu perdagangannya defisit lebih tinggi dibanding tahun lalu. Biasanya kan dia selalu mempertanyakan kenapa surplus gitu kan," ujar Kepala BPS Suhariyanto di Jakarta, Kamis (15/8/2019).
Sebelumnya BPS merilis nilai ekspor Indonesia Juli 2019 mencapai USD15,45 miliar atau meningkat 31,02% dibanding ekspor Juni 2019. Sementara jika dibanding Juli 2018 menurun 5,12%.
Ekspor nonmigas Juli 2019 mencapai USD13,85 miliar atau meningkat 25,33% dibanding Juni 2019. Sementara dibanding ekspor nonmigas Juli 2018, turun 6,88%. Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari–Juli 2019 mencapai USD95,79 miliar atau lebih rendah 8,02% dibanding periode yang sama tahun 2018.
Demikian juga ekspor nonmigas mencapai USD88,07 miliar atau menurun 6,58%. Peningkatan terbesar ekspor nonmigas Juli 2019 terhadap Juni 2019 terjadi pada kendaraan dan bagiannya sebesar USD302,2 juta (58,75%), sedangkan penurunan terbesar terjadi pada perhiasan/ permata sebesar USD116,4 juta (14,86%).
(akr)