Perang Dagang AS-China, Darmin Sebut Ekonomi Indonesia Tetap Stabil
A
A
A
JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Darmin Nasution, menilai kinerja perekonomian Indonesia tetap tumbuh ditengah gejolak ekonomi global akibat perang dagang antara Amerika Serikat dan China.
Menurut Darmin, konflik dagang dua negara ekonomi utama dunia ini membuat ketidakpastian di sejumlah negara, bahkan terdapat penurunan pertumbuhan ekonomi.
"Sejak akhir tahun lalu, ekonomi dunia mengalami sejumlah ketidakpastian meski perkembangan masih berlangsung. Dan gejolak ekonomi itu terjadi di sana sini, imbas perang dagang. Tapi kita sendiri tetap mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi kita," ujar Darmin di Jakarta Convention Center Senayan, Jumat (23/8/2019).
Menurutnya, perekonomian Indonesia tidak hanya stabil tetapi kulitas pertumbuhannya bisa dikategorikan baik. Hal ini, kata Darmin, terlihat dari volume perdagangan yang terus tumbuh, inflasi tercatat rendah, tingkat pengangguran dan kemiskinan yang turun.
"Bahkan gini rasio sebagai indikator distribusi pendapatan juga membaik," tandasnya.
Darmin menegaskan bahwa kinerja perekonomian yang positif ini tidak mudah untuk dicapai. Terlebih dalam menurunkan angka kemiskinan bersama dengan penurunan kesenjangan sosial.
"Ini sebenarnya kinerja yang tidak mudah. Kalau pertumbuhan dengan penurunan tingkat kemiskinan, enggak terlalu susah mencapaianya. Tapi jika bersama perbaikan gini rasio, itu tidak mudah mencapainya," tuturnya.
Capaian kinerja ekonomi yang positif, kata Darmin, lantaran terdapat strategi yang dilakukan melalui berbagai kebijakan, khususnya kemudahan berinvestasi.
"Kenapa bisa dicapai, karena ada hal-hal baru yang dilakukan di dalam ekonomi kita, mulai dari awal 2014 sampai 2017, itu naik," imbuh dia.
Dengan demikian, Darmin mengatakan hal tersebut berimbas pada peringkat kredit Indonesia yang semakin membaik.
"Selain itu, kita juga mencatat bahwa credit rating kita semakin dinilai baik dan tinggi, kita sekarang sudah memperoleh kestabilan, mengangkat kita menjadi negara investasi," tandasnya.
Menurut Darmin, konflik dagang dua negara ekonomi utama dunia ini membuat ketidakpastian di sejumlah negara, bahkan terdapat penurunan pertumbuhan ekonomi.
"Sejak akhir tahun lalu, ekonomi dunia mengalami sejumlah ketidakpastian meski perkembangan masih berlangsung. Dan gejolak ekonomi itu terjadi di sana sini, imbas perang dagang. Tapi kita sendiri tetap mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi kita," ujar Darmin di Jakarta Convention Center Senayan, Jumat (23/8/2019).
Menurutnya, perekonomian Indonesia tidak hanya stabil tetapi kulitas pertumbuhannya bisa dikategorikan baik. Hal ini, kata Darmin, terlihat dari volume perdagangan yang terus tumbuh, inflasi tercatat rendah, tingkat pengangguran dan kemiskinan yang turun.
"Bahkan gini rasio sebagai indikator distribusi pendapatan juga membaik," tandasnya.
Darmin menegaskan bahwa kinerja perekonomian yang positif ini tidak mudah untuk dicapai. Terlebih dalam menurunkan angka kemiskinan bersama dengan penurunan kesenjangan sosial.
"Ini sebenarnya kinerja yang tidak mudah. Kalau pertumbuhan dengan penurunan tingkat kemiskinan, enggak terlalu susah mencapaianya. Tapi jika bersama perbaikan gini rasio, itu tidak mudah mencapainya," tuturnya.
Capaian kinerja ekonomi yang positif, kata Darmin, lantaran terdapat strategi yang dilakukan melalui berbagai kebijakan, khususnya kemudahan berinvestasi.
"Kenapa bisa dicapai, karena ada hal-hal baru yang dilakukan di dalam ekonomi kita, mulai dari awal 2014 sampai 2017, itu naik," imbuh dia.
Dengan demikian, Darmin mengatakan hal tersebut berimbas pada peringkat kredit Indonesia yang semakin membaik.
"Selain itu, kita juga mencatat bahwa credit rating kita semakin dinilai baik dan tinggi, kita sekarang sudah memperoleh kestabilan, mengangkat kita menjadi negara investasi," tandasnya.
(ven)