Tiga Blok Migas Laku Dilelang
A
A
A
JAKARTA - Sebanyak tiga blok minyak dan gas bumi (migas) tahun ini telah laku dilelang. Berdasarkan catatan Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) tiga blok migas tersebut terdiri dari Blok Anambas, Blok Selat Panjang merupakan hasil lelang tahap I dan Blok West Ganal merupakan tahap II.
Adapun Blok West Ganal baru saja dimenangkan oleh Konsorsium Eni Indonesia Limited-PT Pertamina (Persero)-Neptune Energy West Ganal B.V.
“Untuk Blok West Ganal ini daerahnya easy code, karena LNG Bontang ada disitu, jadi sudah ada LNG plant-nya. Kami yakin dengan konsorsium ini mampu melakukan yang terbaik untuk pengelolaan West Ganal,” ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Jakarta, kemarin.
Sementara, untuk blok migas yang belum memiliki pemenang, disebabkan utamanya karena waktu lelang yang kurang panjang. Arcandra meyakini bahwa jumlah blok migas yang laku dilelang akan terus bertambah, mengingat saat ini Pemerintah juga tengah menawarkan 4 blok migas di lelang tahap III.
Keempat blok tersebut adalah East Gebang di Sumatera Utara, West Tanjung I di Kalimantan Tengah, Belayan I di Kalimantan Timur dan blok Migas Cendrawasah VIII di Papua. Berdasarkan jadwal, penawaran lelang tahap III tahun 2019 saat ini berada pada tahap akses bid document yang dimulai sejak tanggal 26 Juli hingga 18 Oktober 2019. Untuk pemasukan dokumen partisipasi akan dilaksanakan pada 18 Oktober 2019 hingga 25 Oktober 2019.
Keyakinan ini bukan tanpa alasan, mengingat saat ini data migas telah transparan seiring telah diterbitkannya Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Minyak dan Gas Bumi. “Kita sampaikan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) migas, apakah data yang kita miliki sudah cukup untuk digunakan sebagai bahan lelang. Kita tidak mau lagi lelang tanpa data yang cukup bagi kontraktor,” jelas Arcandra.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menambahkan, Pemerintah optimistis dengan diterbitkannya Permen ini dapat mengundang sebesar-besarnya investasi di hulu migas. Pemerintah memberikan akses data kepada semua pihak yang membutuhkannya dengan akses yang sebesar-besarnya bagi pihak yang terdaftar menjadi anggota.
“Menjadi anggota berhak mendapatkan akses paket data pada penawaran Wilayah Kerja secara gratis serta mendapatkan paket data gratis untuk pemenang lelang. Sedangkan bagi bukan anggota, akses data diberikan terbatas hanya untuk data umum, data dasar, data olahan dan data interpretasi yang telah melewati masa kerahasiaan,” ujarnya.
Prospek investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia masih dalam koridor. Dalam tiga tahun terakhir terdapat 17 blok migas yang diminati investor selama proses pelelangan. Menurut Agung, keberhasilan ini sekaligus jawaban atas keberanian pemerintah dalam mengeksekusi skema fiskal baru dalam berinvetasi di sektor migas.
“Sudah 17 blok migas yang laku terjual dalam lelang sejak diterapkan Gross Split pada awal tahun 2017,” kata Agung.
Keseluruhan blok yang diminati inevstor adalah WK Andaman I, Andaman II, Merak Lampung, Pekawai dan West Yamdena dari hasil lelang tahun 2017. Sedangkan hasil lelang tahun 2018 adalah WK Citarum, East Ganal, East Seram, Southeast Jambi, South Jambi B, Banyumas, South Andaman, South Sakakemang dan Maratua.
Dari hasil lelang tersebut, Agung menambahkan pemerintah telah mengantongi keuangan negara sebesar USD55,6 juta atau Rp806,2 miliar. “Blok West Ganal memberikan sumbangsih keuangan negara paling besar, yaitu USD30,1 juta,” ungkapnya. (Nanang Wijayanto)
Adapun Blok West Ganal baru saja dimenangkan oleh Konsorsium Eni Indonesia Limited-PT Pertamina (Persero)-Neptune Energy West Ganal B.V.
“Untuk Blok West Ganal ini daerahnya easy code, karena LNG Bontang ada disitu, jadi sudah ada LNG plant-nya. Kami yakin dengan konsorsium ini mampu melakukan yang terbaik untuk pengelolaan West Ganal,” ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Jakarta, kemarin.
Sementara, untuk blok migas yang belum memiliki pemenang, disebabkan utamanya karena waktu lelang yang kurang panjang. Arcandra meyakini bahwa jumlah blok migas yang laku dilelang akan terus bertambah, mengingat saat ini Pemerintah juga tengah menawarkan 4 blok migas di lelang tahap III.
Keempat blok tersebut adalah East Gebang di Sumatera Utara, West Tanjung I di Kalimantan Tengah, Belayan I di Kalimantan Timur dan blok Migas Cendrawasah VIII di Papua. Berdasarkan jadwal, penawaran lelang tahap III tahun 2019 saat ini berada pada tahap akses bid document yang dimulai sejak tanggal 26 Juli hingga 18 Oktober 2019. Untuk pemasukan dokumen partisipasi akan dilaksanakan pada 18 Oktober 2019 hingga 25 Oktober 2019.
Keyakinan ini bukan tanpa alasan, mengingat saat ini data migas telah transparan seiring telah diterbitkannya Peraturan Menteri (Permen) ESDM Nomor 7 Tahun 2019 Tentang Pengelolaan dan Pemanfaatan Data Minyak dan Gas Bumi. “Kita sampaikan kepada Kontraktor Kontrak Kerja Sama (K3S) migas, apakah data yang kita miliki sudah cukup untuk digunakan sebagai bahan lelang. Kita tidak mau lagi lelang tanpa data yang cukup bagi kontraktor,” jelas Arcandra.
Kepala Biro Komunikasi, Layanan Informasi Publik dan Kerja Sama Kementerian ESDM Agung Pribadi menambahkan, Pemerintah optimistis dengan diterbitkannya Permen ini dapat mengundang sebesar-besarnya investasi di hulu migas. Pemerintah memberikan akses data kepada semua pihak yang membutuhkannya dengan akses yang sebesar-besarnya bagi pihak yang terdaftar menjadi anggota.
“Menjadi anggota berhak mendapatkan akses paket data pada penawaran Wilayah Kerja secara gratis serta mendapatkan paket data gratis untuk pemenang lelang. Sedangkan bagi bukan anggota, akses data diberikan terbatas hanya untuk data umum, data dasar, data olahan dan data interpretasi yang telah melewati masa kerahasiaan,” ujarnya.
Prospek investasi hulu minyak dan gas bumi (migas) di Indonesia masih dalam koridor. Dalam tiga tahun terakhir terdapat 17 blok migas yang diminati investor selama proses pelelangan. Menurut Agung, keberhasilan ini sekaligus jawaban atas keberanian pemerintah dalam mengeksekusi skema fiskal baru dalam berinvetasi di sektor migas.
“Sudah 17 blok migas yang laku terjual dalam lelang sejak diterapkan Gross Split pada awal tahun 2017,” kata Agung.
Keseluruhan blok yang diminati inevstor adalah WK Andaman I, Andaman II, Merak Lampung, Pekawai dan West Yamdena dari hasil lelang tahun 2017. Sedangkan hasil lelang tahun 2018 adalah WK Citarum, East Ganal, East Seram, Southeast Jambi, South Jambi B, Banyumas, South Andaman, South Sakakemang dan Maratua.
Dari hasil lelang tersebut, Agung menambahkan pemerintah telah mengantongi keuangan negara sebesar USD55,6 juta atau Rp806,2 miliar. “Blok West Ganal memberikan sumbangsih keuangan negara paling besar, yaitu USD30,1 juta,” ungkapnya. (Nanang Wijayanto)
(nfl)