Era Ekonomi Digital, Infrastruktur ICT Indonesia Masih Belum Memadai
A
A
A
JAKARTA - Dalam era ekonomi digital memunculkan transisi dimana bank bukan lagi menjadi satu-satunya opsi pembayaran. E-payment non bank seperti Go-Pay, OVO, Dana, dan yang lainnya turut meramaikan lingkup perekonomian digital. Pembayaran non-bank ini sangat dinikmati oleh para consuming class, khususnya generasi millenial.
"Kita bisa lihat ya penggunaan e-payment butuh koneksi internet dan kecanggihan teknologi, tapi sayangnya infrastruktur ICT (Information and Communication Technology) kita masih terlambat," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara dalam Economic Outlook 2020 yang digelar Bank UOB di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Sambung Rudiantara menyebutkan, bahwa dibandingkan dengan negara-negara tetangga, infrastruktur ICT milik Indonesia masih belum memadai. "Pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur ICT sangat kecil, hanya 0,1% dari GDP," tegasnya.
Selain menyinggung masalah infrastruktur ICT, Menkominfo juga menambahkan bank-bank perlu mengikuti perkembangan era digital. "Saat ini udah zamannya artificial intelligence (AI) dan contextual notification, bank harus bisa melakukan engagement yang lebih terhadap nasabahnya melalui fitur-fitur tersebut," papar Rudiantara.
Dengan perkembangan ekonomi digital saat ini, pemerintah masih optimis karena tidak bisa dipungkiri kemunculan unicorn karya anak bangsa mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat. "Kita melihat adanya ekonomi baru, didominasi oleh e-commerce, jasa dan transportasi online, maupun kuliner berbasis online yang serba cepat dan efisien. Efisiensi ini yang mendorong ekonomi kita," tambahnya.
Rudiantara menyebutkan bahwa pemerintah perlu fokus pada peningkatan infrastruktur ICT, sehingga semua masyarakat bahkan di daerah terpencil bisa menikmati akses internet. "Akses internet ini juga harus diterapkan di sekolah-sekolah, anak-anak harus diajarkan berpikir kritis sejak dini, dan internet menjadi sumber referensi mereka. Dengan terlatih berpikir kritis, mereka yang nantinya jadi penopang perekonomian kita pun akan menjadi pribadi unggul," pungkas Rudiantara.
"Kita bisa lihat ya penggunaan e-payment butuh koneksi internet dan kecanggihan teknologi, tapi sayangnya infrastruktur ICT (Information and Communication Technology) kita masih terlambat," ujar Menteri Komunikasi dan Informatika RI Rudiantara dalam Economic Outlook 2020 yang digelar Bank UOB di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Sambung Rudiantara menyebutkan, bahwa dibandingkan dengan negara-negara tetangga, infrastruktur ICT milik Indonesia masih belum memadai. "Pengeluaran pemerintah untuk infrastruktur ICT sangat kecil, hanya 0,1% dari GDP," tegasnya.
Selain menyinggung masalah infrastruktur ICT, Menkominfo juga menambahkan bank-bank perlu mengikuti perkembangan era digital. "Saat ini udah zamannya artificial intelligence (AI) dan contextual notification, bank harus bisa melakukan engagement yang lebih terhadap nasabahnya melalui fitur-fitur tersebut," papar Rudiantara.
Dengan perkembangan ekonomi digital saat ini, pemerintah masih optimis karena tidak bisa dipungkiri kemunculan unicorn karya anak bangsa mampu menciptakan banyak lapangan pekerjaan bagi masyarakat. "Kita melihat adanya ekonomi baru, didominasi oleh e-commerce, jasa dan transportasi online, maupun kuliner berbasis online yang serba cepat dan efisien. Efisiensi ini yang mendorong ekonomi kita," tambahnya.
Rudiantara menyebutkan bahwa pemerintah perlu fokus pada peningkatan infrastruktur ICT, sehingga semua masyarakat bahkan di daerah terpencil bisa menikmati akses internet. "Akses internet ini juga harus diterapkan di sekolah-sekolah, anak-anak harus diajarkan berpikir kritis sejak dini, dan internet menjadi sumber referensi mereka. Dengan terlatih berpikir kritis, mereka yang nantinya jadi penopang perekonomian kita pun akan menjadi pribadi unggul," pungkas Rudiantara.
(akr)