Kementan Siapkan Solusi Atasi Kendala Progam Serasi Sumsel
A
A
A
JAKARTA - Kementerian Pertanian berkomitmen melakukan percepatan program Selamatkan Rawa, Sejahterakan Petani (Serasi) di Sumatra Selatan (Sumsel). Dalam Rapat Koordinasi Percepatan Kegiatan Luas Tambah Tanam (LTT) dan Serasi 2019 di Hotel Harpper, Palembang, Selasa (27/8), dibahas kendala-kendala dan solusinya.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edhy, mengaku masih ada kendala dalam menyukseskan Serasi. Dia mencontohkan, Sedimentasi tinggi pada saluran sekunder (kewenangan Kementerian PUPR), namun Kementerian Pertanian melalui program Serasi hanya diijinkan membenahi saluran tersier dan kuarter.
"Kendala lainnya yaitu pemanfaatan excavator yang belum optimal di lapangan. Juga terbatasnya jumlah SDM petugas lapangan dan kelompok tani yang memahami pekerjaan fisik (kontruksi) dan administrasi," terang Sarwo Edhy di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Untuk solusinya, Kementan akan melakukan koordinasi secara intensif dengan Kementerian PUPR terkait program/kegiatan pengembangan Saluran Primer dan Sekunder oleh kementerian PUPR yang akan dilaksanakan di lokasi Serasi. Juga akan dibentuk Tim Teknis dengan melibatkan instansi terkait dari Dinas PU, dan perseorangan yang dianggap ahli dalam bidang ini.
"Akan ada pemetaan ketersediaan excavator di Provinsi Sumatra Selatan dan pembuatan rencana distribusi/pergeseran excavator. Selain itu, juga ada pendampingan tim pusat, provinsi dan kabupaten didampingi oleh tim pengawas lapangan," terang Sarwo Edhy.
Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru juga menyampaikan perlunya tenaga ahli yang akan mengawal program tersebut. Sehingga program Serasi bisa berjalan dengan baik.
"Hari ini kita mendapatkan berkah luar biasa. Tapi ini menjadi sia-sia kalau tidak ada komitmen. Komitmen menjadi sia-sia kalau tidak ada ahli yang mengawal," ungkap Herman.
Terkait pergeseran pemakaian ekscavator, Herman Deru memastikan tidak akan memakan banyak biaya. Sebab bisa dilakukan menggunakan truk. Untuk biaya angkutnya juga disiapkan Pemda.
"Saya paham tentang bisnis alat berat. Excavator adalah barang mahal sehingga harus dipelihara dengan baik, jangan sampai rusak. Kita bersyukur mendapatkan bantuan excavator hingga 119 unit, itu harganya mencapai ratusan miliar," kata Herman.
Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menambahkan, pemerintah pusat akan memberikan berbagai fasilitas mulai dari excavator besar, excavator kecil, traktor roda empat, RMU atau mesin penggiling padi, pompa air untuk irigasi, benih, pupuk, dan lain-lain.
"Pemerintah daerah tinggal siapkan sedikit saja. Bahan bakar untuk alsintan dan alat berat, operator, dan narik listrik untuk menghidupkan pompa. Pompanya dari kami. Modalnya sedikit listrik, operator," papar Mentan Amran.
Direktur Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian, Sarwo Edhy, mengaku masih ada kendala dalam menyukseskan Serasi. Dia mencontohkan, Sedimentasi tinggi pada saluran sekunder (kewenangan Kementerian PUPR), namun Kementerian Pertanian melalui program Serasi hanya diijinkan membenahi saluran tersier dan kuarter.
"Kendala lainnya yaitu pemanfaatan excavator yang belum optimal di lapangan. Juga terbatasnya jumlah SDM petugas lapangan dan kelompok tani yang memahami pekerjaan fisik (kontruksi) dan administrasi," terang Sarwo Edhy di Jakarta, Rabu (28/8/2019).
Untuk solusinya, Kementan akan melakukan koordinasi secara intensif dengan Kementerian PUPR terkait program/kegiatan pengembangan Saluran Primer dan Sekunder oleh kementerian PUPR yang akan dilaksanakan di lokasi Serasi. Juga akan dibentuk Tim Teknis dengan melibatkan instansi terkait dari Dinas PU, dan perseorangan yang dianggap ahli dalam bidang ini.
"Akan ada pemetaan ketersediaan excavator di Provinsi Sumatra Selatan dan pembuatan rencana distribusi/pergeseran excavator. Selain itu, juga ada pendampingan tim pusat, provinsi dan kabupaten didampingi oleh tim pengawas lapangan," terang Sarwo Edhy.
Gubernur Sumatra Selatan Herman Deru juga menyampaikan perlunya tenaga ahli yang akan mengawal program tersebut. Sehingga program Serasi bisa berjalan dengan baik.
"Hari ini kita mendapatkan berkah luar biasa. Tapi ini menjadi sia-sia kalau tidak ada komitmen. Komitmen menjadi sia-sia kalau tidak ada ahli yang mengawal," ungkap Herman.
Terkait pergeseran pemakaian ekscavator, Herman Deru memastikan tidak akan memakan banyak biaya. Sebab bisa dilakukan menggunakan truk. Untuk biaya angkutnya juga disiapkan Pemda.
"Saya paham tentang bisnis alat berat. Excavator adalah barang mahal sehingga harus dipelihara dengan baik, jangan sampai rusak. Kita bersyukur mendapatkan bantuan excavator hingga 119 unit, itu harganya mencapai ratusan miliar," kata Herman.
Sementara, Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menambahkan, pemerintah pusat akan memberikan berbagai fasilitas mulai dari excavator besar, excavator kecil, traktor roda empat, RMU atau mesin penggiling padi, pompa air untuk irigasi, benih, pupuk, dan lain-lain.
"Pemerintah daerah tinggal siapkan sedikit saja. Bahan bakar untuk alsintan dan alat berat, operator, dan narik listrik untuk menghidupkan pompa. Pompanya dari kami. Modalnya sedikit listrik, operator," papar Mentan Amran.
(ven)