Pelaku Industri Keuangan Dorong Percepatan Ekonomi dan Keuangan Pasca Pilpres
A
A
A
JAKARTA - Pemilihan Presiden 2019 sudah usai. Dan ini momen yang tepat untuk mempercepat sektor bisnis dan keuangan dalam mendukung perekonomian Indonesia. Hal ini menjadi penting karena sebelumnya, sebagian pelaku industri masih mengambil sikap wait and see terkait Pilpres 2019.
Setelah Pilpres 2019 dilalui dengan cukup baik, pelaku bisnis akan segera meningkatkan langkahnya. Peningkatan tersebut akan membantu stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk mencapai stabilitas perekonomian dan sistem keuangan nasional, maka diperlukan industri keuangan yang sehat dan baik, terutama perbankan, asuransi, dan multifinance.
Karena itu, penghargaan Top Bank Insurance and Multifinance 2019, yang diadakan oleh Majalah Top Business, bisa menjadi salah satu cara mendorong kinerja industri keuangan dan mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian.
Majalah TopBusiness memberikan penghargaan Top Bank, Insurance, and Multifinance 2019 dengan acara puncak di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Sejumlah nama besar perusahaan keuangan (bank, asuransi, dan pembiayaan) muncul sebagai pemenang di tahun ini. Kegiatan Top Bank 2019, Top Insurance 2019 Top Bank 2019, Top Multifinance 2019 menjadi satu rangkaian kegiatan Top Finance 2019.
Ketua Dewan Juri, Suryo Danisworo, menjelaskan anugerah ini sejalan dengan tema yang diangkat, yaitu "Percepatan Ekonomi dan Keuangan Pasca Pilpres". "Kegiatan anugerah sektor keuangan ini merupakan salah satu momentum penting dalam pembangunan perekonomian nasional, khususnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi pasca Pilpres," ujarnya, Rabu (28/8/2019).
Visi Indonesia Maju 2019-2024 yang sudah dicanangkan oleh Presiden Jokowi, mutlak harus didukung oleh semua pihak. Industri di sektor keuangan, terutama perbankan, asuransi, dan multifinance, memiliki peran yang penting dan strategis dalam mendukung visi Indonesia Maju.
"Visi Indonesia Maju dapat tercapai jika tercipta stabilitas sistem keuangan nasional. Tentu, Sistem Keuangan Indonesia dapat terwujud jika Perbankan, Asuransi, dan Multifinance memiliki kinerja yang sehat dan mampu memberikan layanan yang baik," tambah Suryo.
Sementara utu, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyambut baik penghargaan ini sekaligus mengingatkan sejumlah tantangan bagi pelaku sektor keuangan, terutama terkait perlambatan ekonomi global.
Destry mengatakan, terkait perlambatan ekonomi global, sebenarnya Indonesia pun bisa mendapatkan peluang dari hal tersebut. Belum lama ini, tingkat suku bunga acuan BI Rate, kembali diturunkan. BI pun selalu meneruskan implementasi bauran kebijakan makro prudensial, dan lain-lain. "Hal ini bisa memercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga, sektor keuangan bisa lebih baik lagi".
Destry menambahkan, penurunan BI Rate tersebut juga karena potensi dan momentum untuk pertumbuhan ekonomi domestik,masih bagus. Diharapkan, perlambatan ekonomi global tidak mengganggu ekonomi domestik. Dan penurunan BI Rate merupakan satu cara untuk mendorong ekonomi domestik.
"Industri keuangan Indonesia harus menjaga momentum ini. Oleh sebab, tidak banyak negara di dunia saat ini, yang bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5%-an seperti Indonesia," imbuhnya.
Untuk tahun 2020, dengan adanya sejumlah kebijakan fiskal, ruang pertumbuhan ekonomi domestik bisa lebih tinggi daripada di tahun 2019 ini. Hal ini bagus untuk sektor bisnis dan keuangan.
Setelah Pilpres 2019 dilalui dengan cukup baik, pelaku bisnis akan segera meningkatkan langkahnya. Peningkatan tersebut akan membantu stabilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional.
Untuk mencapai stabilitas perekonomian dan sistem keuangan nasional, maka diperlukan industri keuangan yang sehat dan baik, terutama perbankan, asuransi, dan multifinance.
Karena itu, penghargaan Top Bank Insurance and Multifinance 2019, yang diadakan oleh Majalah Top Business, bisa menjadi salah satu cara mendorong kinerja industri keuangan dan mendukung terciptanya stabilitas sistem keuangan dan perekonomian.
Majalah TopBusiness memberikan penghargaan Top Bank, Insurance, and Multifinance 2019 dengan acara puncak di Balai Kartini, Jalan Gatot Subroto, Jakarta Selatan. Sejumlah nama besar perusahaan keuangan (bank, asuransi, dan pembiayaan) muncul sebagai pemenang di tahun ini. Kegiatan Top Bank 2019, Top Insurance 2019 Top Bank 2019, Top Multifinance 2019 menjadi satu rangkaian kegiatan Top Finance 2019.
Ketua Dewan Juri, Suryo Danisworo, menjelaskan anugerah ini sejalan dengan tema yang diangkat, yaitu "Percepatan Ekonomi dan Keuangan Pasca Pilpres". "Kegiatan anugerah sektor keuangan ini merupakan salah satu momentum penting dalam pembangunan perekonomian nasional, khususnya untuk mempercepat pertumbuhan ekonomi pasca Pilpres," ujarnya, Rabu (28/8/2019).
Visi Indonesia Maju 2019-2024 yang sudah dicanangkan oleh Presiden Jokowi, mutlak harus didukung oleh semua pihak. Industri di sektor keuangan, terutama perbankan, asuransi, dan multifinance, memiliki peran yang penting dan strategis dalam mendukung visi Indonesia Maju.
"Visi Indonesia Maju dapat tercapai jika tercipta stabilitas sistem keuangan nasional. Tentu, Sistem Keuangan Indonesia dapat terwujud jika Perbankan, Asuransi, dan Multifinance memiliki kinerja yang sehat dan mampu memberikan layanan yang baik," tambah Suryo.
Sementara utu, Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia, Destry Damayanti, menyambut baik penghargaan ini sekaligus mengingatkan sejumlah tantangan bagi pelaku sektor keuangan, terutama terkait perlambatan ekonomi global.
Destry mengatakan, terkait perlambatan ekonomi global, sebenarnya Indonesia pun bisa mendapatkan peluang dari hal tersebut. Belum lama ini, tingkat suku bunga acuan BI Rate, kembali diturunkan. BI pun selalu meneruskan implementasi bauran kebijakan makro prudensial, dan lain-lain. "Hal ini bisa memercepat pertumbuhan ekonomi Indonesia. Sehingga, sektor keuangan bisa lebih baik lagi".
Destry menambahkan, penurunan BI Rate tersebut juga karena potensi dan momentum untuk pertumbuhan ekonomi domestik,masih bagus. Diharapkan, perlambatan ekonomi global tidak mengganggu ekonomi domestik. Dan penurunan BI Rate merupakan satu cara untuk mendorong ekonomi domestik.
"Industri keuangan Indonesia harus menjaga momentum ini. Oleh sebab, tidak banyak negara di dunia saat ini, yang bisa mencapai pertumbuhan ekonomi 5%-an seperti Indonesia," imbuhnya.
Untuk tahun 2020, dengan adanya sejumlah kebijakan fiskal, ruang pertumbuhan ekonomi domestik bisa lebih tinggi daripada di tahun 2019 ini. Hal ini bagus untuk sektor bisnis dan keuangan.
(ven)