Membangun Kesadaran Finansial di Tahapan Pra Menikah

Minggu, 01 September 2019 - 05:18 WIB
Membangun Kesadaran...
Membangun Kesadaran Finansial di Tahapan Pra Menikah
A A A
JAKARTA - Pada umumnya fokus calon pasangan yang akan menikah hanya tertuju pada biaya pernikahan. Tanpa memikirkan perencanaan biaya pasca-menikah. Tidak heran, akhirnya masalah ekonomi kerap menjadi salah satu faktor penyebab perceraian.

Untuk persiapan yang lebih baik, Justitia Tripurwasani, Kepala Unit Pengelolaan Investasi Syariah (UPIS) PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) memberikan beberapa saran. Saran yang pertama adalah pastikan ada keterbukaan dengan pasangan.

Sebelum lebih serius tentang pernikahan, lakukan diskusi keuangan bersama pasangan. Masing-masing harus terbuka tentang berapa pinjaman yang ditanggung, jumlah anggota keluarga yang harus ditanggung (bila ada), identifikasi sumber penghasilan dan berapa penghasilan yang diperoleh. "Selanjutnya, buat kesepakatan bersama. Misalnya untuk saling meminta izin sebelum melakukan pembelanjaan di atas nominal tertentu," ujar Justitia hari ini.

Hal kedua adalah menyusun tujuan keuangan. Bahas secara mendalam bersama pasangan, apa saja tujuan keuangan jangka panjang yang ingin diraih bersama. Misalnya, rencana pensiun di usia berapa, istri akan terus bekerja setelah memiliki anak atau akan menjadi ibu rumah tangga, dan lainnya.

Selain itu, tulis pula tujuan keuangan bersama dalam jangka pendek-menengah. Misalnya, tempat tinggal setelah menikah (numpang di rumah orang tua, kontrak, atau beli), motor atau mobil untuk keluarga, frekuensi liburan keluarga, dan lain-lain. "Pastikan untuk mencatat tujuan keuangan bersama ini, untuk ditinjau bersama secara periodik. Jika dilakukan secara disiplin, ada peluang yang lebih besar untuk mencapai tujuan keuangan bersama," tambahnya.

Ketika sudah memasuki jenjang pernikahan, dia menerangkan maksimalkan usaha untuk mewujudkan beragam tujuan keuangan yang telah disusun bersama. Apabila selama ini masih sering membelanjakan uang secara impulsif, tidak disiplin dalam pengelolaan uang atau memiliki 1001 alasan untuk pembenaran kegiatan belanja ekstra, ini artinya belum memiliki komitmen yang kuat untuk mempertahankan rumah tangga.

Dalam memilih instrumen keuangan, terang dia terdapat beragam jenis reksa dana syariah yang bisa dimanfaatkan untuk mewujudkan berbagai tujuan keuangan. Menurutnya sudah seharusnya sisihkan sebagian pendapatan keduanya dalam beberapa jenis reksa dana untuk berbagai tujuan keuangan.

"Salah satu pilihan Reksa dana saham syariah akan memberikan imbal hasil optimal jika digunakan untuk menyimpan dana investasi dalam jangka panjang (di atas 10 tahun), seperti untuk persiapan pensiun. Sedangkan reksa dana pendapatan tetap/sukuk syariah cocok digunakan untuk mewujudkan tujuan keuangan dalam jangka menengah (5-10 tahun). Selain itu, ada reksa dana pasar uang syariah yang sangat cocok digunakan untuk menyimpan dana investasi dalam jangka pendek (di bawah 5 tahun)," paparnya.

Setiap pernikahan pada umumnya dapat mengalami masa-masa sulit dari waktu ke waktu, termasuk dalam hal keuangan. Luruskan niat pernikahan, bangun komunikasi yang terbuka dengan pasangan, lakukan introspeksi, sabar, dan bersyukur, agar keluarga sakinah, mawaddah dan warahmah yang diimpikan dapat terwujud.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.5680 seconds (0.1#10.140)