Simak Baik-Baik! Tips Menabung Duit Pensiun Bagi Milenials
loading...
A
A
A
JAKARTA - Head of Investment Specialist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia (MAMI) Freddy Tedja membagikan tips kepada milenial dalam persiapan masa pensiun yang sejahtera. Menurutnya setiap orang mendambakan masa pensiun yang sejahtera namun, tidak semua bisa mewujudkannya.
"Dibutuhkan perencanaan dan prioritas penggunaan penghasilan saat masa produktif. Serta gaya hidup juga sangat menentukan tingkat kesejahteraan di masa pensiun kelak," ujar Freddy. Baca Juga: Guys, Simak Nih 10 Tips Ampuh Memulai Bisnis Baru
Dia mengingatkan tidak mungkin mengandalkan dana jaminan sosial (BPJS Ketenagakerjaan) untuk membiayai seluruh kebutuhan hidup di masa pensiun. Bahkan jika ditambah dengan program pensiun atau DPLK dari perusahaan masih tidak mencukupi. "Biasanya biaya hidup di masa pensiun tidak jauh beda dari masa produktif. Walau beberapa pos pengeluaran mengalami penurunan, seperti transportasi, namun biaya kesehatan justru akan mengalami peningkatan," ujarnya.
Dukungan dana dari anak atau anggota keluarga lainnya juga kerap diandalkan sebagai sumber pendapatan di masa pensiun kelak. Padahal, sudah seharusnya memutus rantai sandwich generation, terutama jika ingin anak-anak hidup bahagia.
Sementara opsi bekerja lagi di usia pensiun juga menantang karena tidak banyak perusahaan yang mau menerima pekerja usia pensiun. "Maka, satu-satunya sumber pendapatan yang bisa diandalkan di masa pensiun nanti adalah kekayaan atau aset yang dikumpulkan sejak masa produktif. Seperti dana investasi di reksa dana, saham, obligasi, properti, dan lain-lain," ujarnya.
Dia mengingatkan pasak harus lebih kecil dari tiang. Boleh menikmati hidup, tapi jangan sampai gaya hidup sekarang harus dibayar susah payah di masa depan. Agar memiliki kekayaan rumah tangga yang cukup, mulailah dengan gaya hidup yang tidak berlebihan. "Meskipun anda mampu membeli smart phone keluaran terbaru, tapi itu bukanlah keputusan terbaik untuk masa depan," ujarnya.
Sebaliknya, para milenial bisa mempertimbangkan keputusan mencicil rumah yang akan ditempati nanti. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar. "Tentunya agar cicilannya dapat segera Anda lunasi sebelum memasuki masa pensiun dan agar biaya pemeliharaannya kelak tidak terlalu membebani. Karena itu mulai hidup sederhana dan sisihkan minimal 10% untuk menyiapkan pensiun yang sejahtera," pesannya.
Tidak hanya berhemat tapi juga harus lunasi semua utang. Jika benar-benar ingin memiliki masa pensiun yang sejahtera, lunasi utang-utang secara bertahap hingga semuanya lunas. "Kemudian, sisihkan setidaknya 30% dari penghasilan Anda saat ini, agar di masa pensiun nanti bisa menikmati hasil kerja keras usia produktif," ujarnya.
Persiapan pensiun lainnya adalah mendiversifikasi untuk setiap tujuan keuangan yang akan dicapai. Misalnya dengan investasi di reksa dana. Bisa dengan reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran atau saham. Tentukan berdasarkan tujuan keuangan, jangka waktu dan profil risiko Anda. Biarkan uang Anda yang bekerja. "Ingat ancaman inflasi masih membayangi. Taruh uang di instrumen investasi yang memberikan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dari inflasi," ujarnya.
Berikutnya jangan mudah tergiur dengan instrumen investasi yang memberikan imbal hasil sangat tinggi. Semakin tinggi imbal hasil, semakin tinggi pula risiko yang harus kita tanggung. "Pensiun bukan soal main-main, karena menyangkut kehidupan di masa tua. Jadi simpanlah di instrumen investasi yang tepat," ujarnya.
"Dibutuhkan perencanaan dan prioritas penggunaan penghasilan saat masa produktif. Serta gaya hidup juga sangat menentukan tingkat kesejahteraan di masa pensiun kelak," ujar Freddy. Baca Juga: Guys, Simak Nih 10 Tips Ampuh Memulai Bisnis Baru
Dia mengingatkan tidak mungkin mengandalkan dana jaminan sosial (BPJS Ketenagakerjaan) untuk membiayai seluruh kebutuhan hidup di masa pensiun. Bahkan jika ditambah dengan program pensiun atau DPLK dari perusahaan masih tidak mencukupi. "Biasanya biaya hidup di masa pensiun tidak jauh beda dari masa produktif. Walau beberapa pos pengeluaran mengalami penurunan, seperti transportasi, namun biaya kesehatan justru akan mengalami peningkatan," ujarnya.
Dukungan dana dari anak atau anggota keluarga lainnya juga kerap diandalkan sebagai sumber pendapatan di masa pensiun kelak. Padahal, sudah seharusnya memutus rantai sandwich generation, terutama jika ingin anak-anak hidup bahagia.
Sementara opsi bekerja lagi di usia pensiun juga menantang karena tidak banyak perusahaan yang mau menerima pekerja usia pensiun. "Maka, satu-satunya sumber pendapatan yang bisa diandalkan di masa pensiun nanti adalah kekayaan atau aset yang dikumpulkan sejak masa produktif. Seperti dana investasi di reksa dana, saham, obligasi, properti, dan lain-lain," ujarnya.
Dia mengingatkan pasak harus lebih kecil dari tiang. Boleh menikmati hidup, tapi jangan sampai gaya hidup sekarang harus dibayar susah payah di masa depan. Agar memiliki kekayaan rumah tangga yang cukup, mulailah dengan gaya hidup yang tidak berlebihan. "Meskipun anda mampu membeli smart phone keluaran terbaru, tapi itu bukanlah keputusan terbaik untuk masa depan," ujarnya.
Sebaliknya, para milenial bisa mempertimbangkan keputusan mencicil rumah yang akan ditempati nanti. Dengan ukuran yang tidak terlalu besar. "Tentunya agar cicilannya dapat segera Anda lunasi sebelum memasuki masa pensiun dan agar biaya pemeliharaannya kelak tidak terlalu membebani. Karena itu mulai hidup sederhana dan sisihkan minimal 10% untuk menyiapkan pensiun yang sejahtera," pesannya.
Tidak hanya berhemat tapi juga harus lunasi semua utang. Jika benar-benar ingin memiliki masa pensiun yang sejahtera, lunasi utang-utang secara bertahap hingga semuanya lunas. "Kemudian, sisihkan setidaknya 30% dari penghasilan Anda saat ini, agar di masa pensiun nanti bisa menikmati hasil kerja keras usia produktif," ujarnya.
Persiapan pensiun lainnya adalah mendiversifikasi untuk setiap tujuan keuangan yang akan dicapai. Misalnya dengan investasi di reksa dana. Bisa dengan reksa dana pasar uang, pendapatan tetap, campuran atau saham. Tentukan berdasarkan tujuan keuangan, jangka waktu dan profil risiko Anda. Biarkan uang Anda yang bekerja. "Ingat ancaman inflasi masih membayangi. Taruh uang di instrumen investasi yang memberikan potensi imbal hasil yang lebih tinggi dari inflasi," ujarnya.
Berikutnya jangan mudah tergiur dengan instrumen investasi yang memberikan imbal hasil sangat tinggi. Semakin tinggi imbal hasil, semakin tinggi pula risiko yang harus kita tanggung. "Pensiun bukan soal main-main, karena menyangkut kehidupan di masa tua. Jadi simpanlah di instrumen investasi yang tepat," ujarnya.
(nng)