Pertamina Kelola 40% Produksi Migas Nasional

Kamis, 05 September 2019 - 00:16 WIB
Pertamina Kelola 40%...
Pertamina Kelola 40% Produksi Migas Nasional
A A A
JAKARTA - PT Pertamina (Persero) terus meningkatkan kontribusi dalam pengelolaan produksi minyak dan gas nasional. Pada semester I 2019, Pertamina mengelola produksi migas setidaknya 40% dari total produksi nasional.

Di dalam negeri, Pertamina saat ini memproduksi minyak bumi sebesar 314 ribu barel per hari (BOPD) atau sekitar 41,16% dari total produksi nasional. Sementara itu, produksi gas bumi Pertamina mencapai 2591 MMSCFGPD atau sekitar 43,82% dari total produksi nasional. Dari lapangan di luar negeri, sebesar 99 ribu BOPD minyak bumi dan 261 MMSCFGPD gas bumi diproduksi Pertamina.

Direktur Hulu Pertamina, Dharmawan Samsu, mengatakan bisnis hulu Pertamina yang saat ini ditopang oleh anak usaha, yakni PEP, PEPC, PHE, PHI, dan PIEP akan terus meningkatkan produksi minyak dan gas bumi agar dapat lebih banyak lagi memberikan kontribusi bagi negara.

"Sebagai perusahaan migas terintegrasi, Pertamina mengemban misi utama sebagai powerhouse untuk menjamin keamanan dan pasokan energi nasional. Peningkatan produksi minyak dan gas Pertamina tentunya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pemenuhan energi nasional," kata Dharmawan di Konvensi Indonesian Petroleum Association di Jakarta, Rabu (4/9/2019).

Menurut Dharmawan, untuk meningkatkan kontribusi dalam produksi migas nasional, Pertamina akan terus berupaya beradaptasi dengan perubahan dan tantangan global dengan menerapkan tiga pilar strategi bisnis hulu.

Pertama, Managing Base, yaitu mengelola produksi migas di aset domestik yang ada. Menurutnya, sebanyak 49,25% lapangan tersebut telah beroperasi lebih dari 50 tahun dan masih berproduksi hingga kini.

Lapangan existing yang sudah mature tersebut bersifat die-hard dan dikelola oleh insan Pertamina yang die-hard pula. Lapangan itu pun masih menjadi penyumbang pendapatan terbesar bagi Pertamina sekaligus bagi negara, baik langsung maupun melalui kontribusi pajak.

"Melalui strategi ini, Pertamina hendak memastikan bahwa semangat, perhatian terhadap detail, tekad, ketekunan, dan kegigihan merupakan kunci keberhasilan dalam mengoperasikan lapangan tersebut," tegasnya.

Kedua, tambah Dharmawan, Pertamina akan melakukan Stepping Out atau melangkah keluar untuk menemukan lapangan baru, dengan cara non-organik melalui M&A (Merger and Acquisitions) dan New Exploration Frontiers.

Menurut Dharmawan, penemuan eksplorasi oleh PHE Nunukan pada tahun 2017 dengan potensi 1 TCFG dan 80 MMBO, diikuti upaya konsisten untuk mencari peluang baru. Tahun 2019, Pertamina kembali mendapat kepercayaan pemerintah untuk mengeksplorasi Blok Maratua yang berdekatan dengan penemuan baru di Blok Nunukan.

"Di bawah kontrak kerja sama Jambi Merang, komitmen pasti eksplorasi Pertamina sebesar USD240 juta merupakan tonggak penting yang terbesar dalam sejarah. Tahun ini, survei seismik 2D sepanjang 32.000 km akan dilakukan untuk menggali potensi eksplorasi tersembunyi dari ujung barat hingga timur Indonesia," imbuhnya.

Ketiga, Pertamina memulai Energy Transitions (transisi energi), yaitu bertransisi ke energi terbarukan dalam rangka mendukung penuh cita-cita Pemerintah untuk mencapai tujuan dan sasaran kebijakan energi nasional tahun 2025 dan 2050, sebagaimana tertuang dalam RUEN (Rencana Umum Energi Nasional).

"Kontribusi kami dalam hal ini adalah melalui pengembangan energi panas bumi dengan menggandakan target peningkatan kapasitas pada tahun 2025," pungkasnya.
(ven)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0995 seconds (0.1#10.140)