Pelni Luncurkan Vending Machine
A
A
A
MAKASSAR - PT Pelayaran Nasional Indonesia (Pelni) terus meningkatkan pelayanan. Bertepatan dengan Hari Pelanggan Nasional (HPN), Pelni meluncurkan sejumlah pelayanan baru untuk masyarakat.
Salah satunya soal kemudahan pelayanan tiket penumpang. Pelni mulai menerapkan penggunaan vending machine di 7 pelabuhan keberangkatan yang memiliki jumlah penumpang paling banyak di antara pelabuhan lainnya. Peng gunaan vending machine itu mulai diimplementasikan sejak 28 Agustus 2019 di Semarang, Jawa Tengah, dan masih akan terus dikembangkan di kota-kota lainnya sehingga peningkatan pelayanan yang diberikan dapat menyeluruh pada pelanggan kapal Pelni.
”Peluncuran vending machine ini merupakan bentuk pelayanan dari kami untuk memudahkan penumpang dalam membeli tiket. Melalui vending machine penumpang cukup memasukkan kode booking. Ya seperti di bandara,” ujar Kepala Cabang Pelni Pelabuhan Makassar Ridwan Mandaliko di sela-sela peringatan Hari Pelanggan Nasional kemarin.
Menurut Ridwan, dengan vending machine diharapkan penumpang juga tidak mengantre dalam pembelian tiket karena sudah bisa secara digital. Selain di agen-agen, pembelian tiket juga dapat dilakukan melalui telepon seluler. Selain vending machine , pada peringatan HPN kali ini Pelni juga akan menerapkan kebijakan satu tiket satu orang.
”Artinya, kapasitas penumpang nanti sesuai tiket. Kalau tiket sudah habis, ya sudah tidak bisa beli. Intinya, kami ingin terapkan layanan prima dan nyaman untuk penumpang,” tambah Ridwan.
Kepala Kesekretariatan PT Pelni Yahya Kuncoro mengatakan, dengan pemasangan vending machine ini diharapkan para pelanggan mendapatkan pengalaman perjalanan kapal yang semakin mudah. Sebab, pelayanan akan menjadi lebih cepat.
Pelanggan dapat secara langsung melakukan check in sendiri untuk memverifikasi tiket sebelum menaiki kapal. Salah seorang penumpang Pelni, Petrus, mengatakan bahwa dirinya berterima kasih dan mengapresiasi Pelni atas peluncuran vending machine ini. Meski pada awal-awal masih membuatnya bingung, dirinya yakin seiring berjalannya waktu layanan vending machine ini akan mempermudah penumpang. Abdulrahman, penumpang Pelni lainnya juga menimpali, dirinya sangat dimudahkan dengan keberadaan vending machine.
”Ya ini mungkin karena ma sih baru, jadi wajar masih agak bingung karena baru pertama. Tapi tidak apa-apa, ke depan ini cukup membantu,” ujar Abdulrahman yang akan be pergian dari Pelabuhan Makassar menuju Labuhan Bajo, kemarin.
Menurut data, secara nasional jumlah penumpang Pelni mengalami peningkatan sekitar 39%. Jika pada periode Januari-Agustus 2018 penumpang yang menumpang kapal Pelni berjumlah 2,03 juta, maka jumlahnya naik menjadi 2,82 juta pada periode sama 2019.
Terus Genjot Pelayanan
Sementara itu, Pelni juga menegaskan siap meningkatkan pelayanan kepada masyarakat meski nantinya anggaran subsidi untuk penumpang yang diajukan pihaknya tidak disetujui oleh pemerintah. Pada 2020 nanti, pihak Pelni akan mengajukan dana subsidi PSO (public service obligation) untuk penumpang sebesar Rp2,1 triliun.
Sementara tahun ini Pelni mendapatkan dana PSO untuk penumpang sebesar Rp1,8 triliun. Menurut Vice President PT Pelni Sukendra, tanpa memikirkan apakah nantinya anggaran PSO untuk penumpang diloloskan atau tidak oleh pemerintah, hal itu tidak mengurangi pelayanan yang diberikan kepada penumpang.
”Semua kami serahkan kepada pemerintah dan DPR. Disetujui ya syukur, tidak juga tidak apa-apa. Yang jelas, kami akan terus berusaha meningkatkan pelayanan,” ujar Sukendra saat berkunjung ke kantor Pelni Cabang Labuhan Bajo, Mang garai Barat, NTT, kemarin. Menurut Sukendra, pihaknya saat ini secara bertahap akan terus membenahi pelayanan ticketing dan makanan penumpang. Dia mencontohkan rute kapal ekonomi Makassar-Labuan Bajo.
Meski hanya dikenakan tiket Rp161.000 per orang dewasa dengan fasilitas makan dua kali, pihaknya akan terus berusaha memperbaiki kualitas layanan. Meski Sukendra mengakui, dengan ongkos yang hanya RP161.000 plus makan dua kali, hal itu cukup membuat pihaknya melakukan efisiensi.
Menurut Sukendra, kalaupun nantinya anggaran PSO untuk penumpang yang diajukan pihaknya tidak disetujui, setidaknya pemerintah mempertimbangkan soal kebijakan harga tiket. Selama ini aturan harga tiket penumpang yang ditetapkan pemerintah adalah Rp477 per mil per penumpang. Sementara real cost tiket penumpang selama ini sebesar Rp1.300 per mil per penumpang.
Kepala Cabang Pelni Labuan Bajo Herman mengatakan, kebijakan satu orang satu tempat tidur (one man one side) sebagai bagian dari upaya pihaknya meningkatkan pelayanan, secara perpelan berimplikasi positif. (Wahyono)
Salah satunya soal kemudahan pelayanan tiket penumpang. Pelni mulai menerapkan penggunaan vending machine di 7 pelabuhan keberangkatan yang memiliki jumlah penumpang paling banyak di antara pelabuhan lainnya. Peng gunaan vending machine itu mulai diimplementasikan sejak 28 Agustus 2019 di Semarang, Jawa Tengah, dan masih akan terus dikembangkan di kota-kota lainnya sehingga peningkatan pelayanan yang diberikan dapat menyeluruh pada pelanggan kapal Pelni.
”Peluncuran vending machine ini merupakan bentuk pelayanan dari kami untuk memudahkan penumpang dalam membeli tiket. Melalui vending machine penumpang cukup memasukkan kode booking. Ya seperti di bandara,” ujar Kepala Cabang Pelni Pelabuhan Makassar Ridwan Mandaliko di sela-sela peringatan Hari Pelanggan Nasional kemarin.
Menurut Ridwan, dengan vending machine diharapkan penumpang juga tidak mengantre dalam pembelian tiket karena sudah bisa secara digital. Selain di agen-agen, pembelian tiket juga dapat dilakukan melalui telepon seluler. Selain vending machine , pada peringatan HPN kali ini Pelni juga akan menerapkan kebijakan satu tiket satu orang.
”Artinya, kapasitas penumpang nanti sesuai tiket. Kalau tiket sudah habis, ya sudah tidak bisa beli. Intinya, kami ingin terapkan layanan prima dan nyaman untuk penumpang,” tambah Ridwan.
Kepala Kesekretariatan PT Pelni Yahya Kuncoro mengatakan, dengan pemasangan vending machine ini diharapkan para pelanggan mendapatkan pengalaman perjalanan kapal yang semakin mudah. Sebab, pelayanan akan menjadi lebih cepat.
Pelanggan dapat secara langsung melakukan check in sendiri untuk memverifikasi tiket sebelum menaiki kapal. Salah seorang penumpang Pelni, Petrus, mengatakan bahwa dirinya berterima kasih dan mengapresiasi Pelni atas peluncuran vending machine ini. Meski pada awal-awal masih membuatnya bingung, dirinya yakin seiring berjalannya waktu layanan vending machine ini akan mempermudah penumpang. Abdulrahman, penumpang Pelni lainnya juga menimpali, dirinya sangat dimudahkan dengan keberadaan vending machine.
”Ya ini mungkin karena ma sih baru, jadi wajar masih agak bingung karena baru pertama. Tapi tidak apa-apa, ke depan ini cukup membantu,” ujar Abdulrahman yang akan be pergian dari Pelabuhan Makassar menuju Labuhan Bajo, kemarin.
Menurut data, secara nasional jumlah penumpang Pelni mengalami peningkatan sekitar 39%. Jika pada periode Januari-Agustus 2018 penumpang yang menumpang kapal Pelni berjumlah 2,03 juta, maka jumlahnya naik menjadi 2,82 juta pada periode sama 2019.
Terus Genjot Pelayanan
Sementara itu, Pelni juga menegaskan siap meningkatkan pelayanan kepada masyarakat meski nantinya anggaran subsidi untuk penumpang yang diajukan pihaknya tidak disetujui oleh pemerintah. Pada 2020 nanti, pihak Pelni akan mengajukan dana subsidi PSO (public service obligation) untuk penumpang sebesar Rp2,1 triliun.
Sementara tahun ini Pelni mendapatkan dana PSO untuk penumpang sebesar Rp1,8 triliun. Menurut Vice President PT Pelni Sukendra, tanpa memikirkan apakah nantinya anggaran PSO untuk penumpang diloloskan atau tidak oleh pemerintah, hal itu tidak mengurangi pelayanan yang diberikan kepada penumpang.
”Semua kami serahkan kepada pemerintah dan DPR. Disetujui ya syukur, tidak juga tidak apa-apa. Yang jelas, kami akan terus berusaha meningkatkan pelayanan,” ujar Sukendra saat berkunjung ke kantor Pelni Cabang Labuhan Bajo, Mang garai Barat, NTT, kemarin. Menurut Sukendra, pihaknya saat ini secara bertahap akan terus membenahi pelayanan ticketing dan makanan penumpang. Dia mencontohkan rute kapal ekonomi Makassar-Labuan Bajo.
Meski hanya dikenakan tiket Rp161.000 per orang dewasa dengan fasilitas makan dua kali, pihaknya akan terus berusaha memperbaiki kualitas layanan. Meski Sukendra mengakui, dengan ongkos yang hanya RP161.000 plus makan dua kali, hal itu cukup membuat pihaknya melakukan efisiensi.
Menurut Sukendra, kalaupun nantinya anggaran PSO untuk penumpang yang diajukan pihaknya tidak disetujui, setidaknya pemerintah mempertimbangkan soal kebijakan harga tiket. Selama ini aturan harga tiket penumpang yang ditetapkan pemerintah adalah Rp477 per mil per penumpang. Sementara real cost tiket penumpang selama ini sebesar Rp1.300 per mil per penumpang.
Kepala Cabang Pelni Labuan Bajo Herman mengatakan, kebijakan satu orang satu tempat tidur (one man one side) sebagai bagian dari upaya pihaknya meningkatkan pelayanan, secara perpelan berimplikasi positif. (Wahyono)
(nfl)