Herbal Kian Potensial, HGI Ekspor Jamu Tetes SoMan Rp170 Miliar ke China

Senin, 09 September 2019 - 09:09 WIB
Herbal Kian Potensial, HGI Ekspor Jamu Tetes SoMan Rp170 Miliar ke China
Herbal Kian Potensial, HGI Ekspor Jamu Tetes SoMan Rp170 Miliar ke China
A A A
JAKARTA - Pesatnya perkembangan industri obat kimia modern tidak lantas melindas industri obat tradisional herbal. Bahkan, seiring tren gaya hidup kembali ke alam, tanaman dan produk herbal seperti jamu kian diminati hingga pasar mancanegara.

Menurut Kementerian Pertanian (Kementan), pada tahun lalu Indonesia mengekspor tanaman obat atau biofarmaka seperti jahe (2.000 ton), kunyit (7.000 ton), saffron (1.000 ton), kapulaga (6.000 ton) dan tanaman biofarmaka lainnya (1.000 ton).

Untuk produk hilirnya, beberapa produsen jamu dan obat herbal nusantara juga sukses mengekspor produknya ke berbagai negara. Salah satunya PT Harvest Gorontalo Indonesia (HGI) yang mengekspor produk jamu Herbal Tetes SoMan hingga ke 10 negara.

Belum lama ini, HGI menggandeng dua perusahaan yaitu Hangzhou Ingent Import and Export Trade Co. Ltd danVittoria Health Science and Technology Co. Ltd untuk memasarkan SoMan di China dan Hong Kong.

Melalui kesepakatan Supply and Distribution Agreement dengan dua perusahaan tersebut, HGI akan mengekspor Herbal Tetes SoMan ke pasar China dengan nilai kontrak USD12 juta atau sekitar Rp170 miliar (kurs Rp14.200/dolar AS).

MoA ini diteken di sela-sela ajang"The 2nd China (Gansu) Traditional Chinese Medicine Industry Expo"di Lanzhou, Gansu, China, 23-24 Agustus 2019.

Presiden Direktur PT Harvest Gorontalo Indonesia Riyanto mengatakan, dengan mutu dan khasiat yang sudah dipercaya di dalam negeri, HGI optimistis Herbal Tetes SoMan juga dapat diterima di pasar China dan negara lainnya.

HGI sebagai produsen Herbal Tetes SoMan diketahui telah mengantongi sertifikat Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) serta sertifikat ISO 22000:2018 tentang sistem manajemen keamanan pangan.

“Standar produksi Herbal Tetes SoMan telah mengikuti prinsip CPOTB, bukan sekedar benar tapi benar sejak awal," ujarnya melalui keterangan tertulis di Jakarta, Minggu (8/9/2019).

Riyanto juga mengapresiasi dukungan nyata Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) RI untuk terus meningkatkan pasar jamu ke mancanegara, terlebih upaya penetrasi pasar ke negeri Tirai Bambu yang populer dengan pengobatan Traditional Chinese Medicine (TCM)-nya.

Kepala BPOM Penny K. Lukito mengatakan, BPOM RI berkepentingan untuk mendorong daya saing produk jamu atau obat tradisional Indonesia di pasar global.

"Kami akan memfinalisasi nota kesepahaman untuk memperkuat kolaborasi lebih lanjut, untuk mendorong daya saing produk jamu atau obat tradisional Indonesia agar berkembang dan meningkatkan perdagangannya secara bilateral dengan China," ujar Penny yang turut menyaksikan penandatanganan MoA PT HGI dengan perusahaan dua perusahaan di China.

Pemerintah menyadari bahwa pembinaan industri farmasi, kosmetik dan jamu merupakan kerja sama lintas sektoral yang saling terintegrasi. Dalam pembinaannya, selain pemenuhan terhadap regulasi dari sisi kesehatan, juga diperlukan fasilitasi atau pembinaan untuk menjamin standar dan kualitas produk.

Berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 14 Tahun 2015 tentang Rencana Induk Pembangunan Industri Nasional Tahun 2015-2035 (RIPIN), industri farmasi dan kosmetik termasuk juga industri obat tradisional menjadi salah satu sektor andalan Indonesia.

Kementerian Perindustrian memproyeksikan pertumbuhan industri farmasi, produk obat kimia dan obat tradisional tahun 2019 mampu tembus hingga 9% seiring dengan segmen pasar yang masih potensial.

Dengan bahan baku tanaman obat yang cukup melimpah di tanah air, industri obat tradisional Indonesia punya potensi besar untuk mengembangkan produk yang bermanfaat bagi kesehatan dan diminati pasar global.
(ind)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.6598 seconds (0.1#10.140)