Menkeu Akui Ucapan Presiden Trump Bisa Ubah Proyeksi Ekonomi
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani mengakui ucapan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump terus mempengaruhi proyeksi ekonomi dunia, termasuk Indonesia. Salah satunya ucapan Trump mengenai kebijakan ekononi yang dipilihnya.
"Kalau kita lihat policy Amerika Serikat itu mempengaruhi ekonomi, seperti cuitan Presiden Trump di twitter mempengaruhi proyeksi ekonomi," ujar Sri Mulyani di Djakarta Teater, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Menurut dia, kebijakan Trump itu terus memanaskan perang dagang serta memicu resesi ekonomi yang terjadi di beberapa negara maju.
"Bicara The Fed (bank sentral AS), kebijakan yang dilakukan Amerika sebagai negara dengan size ekonomi besar itu efeknya dapat menyebar dan mempengaruhi sekitarnya dan dunia. AS dan China ini kan ekonominya terbesar di dunia. Kalau keduanya nggak harmonis, ditambah lagi isu Brexit, negara lain seperti Indonesia ikut pusing," jelasnya.
Untuk itu, Sri Mulyani akan bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga fundamental ekonomi. Pasalnya, masalah ekonomi Indonesia sangat rumit.
"Masalah Indonesia itu banyak seperti fundamentalnya, strukturalnya dan spill over-nya. Makanya kita bekerjasama dengan BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam memperkuat pendalaman pasar keuangan," jelasnya.
"Kalau kita lihat policy Amerika Serikat itu mempengaruhi ekonomi, seperti cuitan Presiden Trump di twitter mempengaruhi proyeksi ekonomi," ujar Sri Mulyani di Djakarta Teater, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Menurut dia, kebijakan Trump itu terus memanaskan perang dagang serta memicu resesi ekonomi yang terjadi di beberapa negara maju.
"Bicara The Fed (bank sentral AS), kebijakan yang dilakukan Amerika sebagai negara dengan size ekonomi besar itu efeknya dapat menyebar dan mempengaruhi sekitarnya dan dunia. AS dan China ini kan ekonominya terbesar di dunia. Kalau keduanya nggak harmonis, ditambah lagi isu Brexit, negara lain seperti Indonesia ikut pusing," jelasnya.
Untuk itu, Sri Mulyani akan bekerjasama dengan Bank Indonesia (BI) dalam menjaga fundamental ekonomi. Pasalnya, masalah ekonomi Indonesia sangat rumit.
"Masalah Indonesia itu banyak seperti fundamentalnya, strukturalnya dan spill over-nya. Makanya kita bekerjasama dengan BI, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) dalam memperkuat pendalaman pasar keuangan," jelasnya.
(ind)