Sri Mulyani Sebut Enam Langkah Indonesia Menjadi Negara Maju
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan, Sri Mulyani Indrawati, mengingatkan bahwa gejolak ekonomi global bisa menekan perekonomian Indonesia. Namun pemerintah sudah menyiapkan enam strategi dalam menghadapi gejolak perekonomian global.
Ibarat sebuah papan catur, butuh enam langkah bagi pion untuk mencapai tujuan. Demikian dengan Indonesia yang bercita-cita menjadi lima besar negara ekonomi dunia, dengan pendapatan per kapita USD23.199 dan usia produktif mencapai 47% dari jumlah penduduk.
Adapun keenam langkah ini adalah pertama, pembangunan infrastruktur untuk mendukung mobilitas dan mendukung pembangunan. Kedua, penguatan sumber daya manusia melalui pendidikan, riset, kesehatan dan perlindungan sosial,
Ketiga, penyediaan teknologi melalui inovasi untuk menjawab tantangan industri, terutama di era industri 4.0. Keempat, perbaikan birokrasi pemerintah dengan merevisi beberapa aturan yang menyulitkan investasi.
"Ini yang harus kita perbaiki, yaitu merevisi undang-undang yang memberatkan investasi," terang Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Kelima adalah pengelolaan tata ruang wilayah yang baik dan didukung oleh sistem yang integratif. Keenam, tata kelola sumber daya ekonomi dan keuangan melalui APBN yang sehat.
Namun, kata Sri Mulyani, upaya memperbaiki ekonomi tersebut bukan hal mudah dan sekejap. Dia pun meminta masyarakat tidak berharap ada "Satria Piningit" yang mampu menyelesaikan persoalan ekonomi bangsa dengan sekejap.
"Jangan berharap ada Satria Piningit yang bisa menyelsaikan seluruh permasalahan (ekonomi). Jangan harap ada Satria Piningit, itu cuma ada di Disneyland," pungkasnya.
Ibarat sebuah papan catur, butuh enam langkah bagi pion untuk mencapai tujuan. Demikian dengan Indonesia yang bercita-cita menjadi lima besar negara ekonomi dunia, dengan pendapatan per kapita USD23.199 dan usia produktif mencapai 47% dari jumlah penduduk.
Adapun keenam langkah ini adalah pertama, pembangunan infrastruktur untuk mendukung mobilitas dan mendukung pembangunan. Kedua, penguatan sumber daya manusia melalui pendidikan, riset, kesehatan dan perlindungan sosial,
Ketiga, penyediaan teknologi melalui inovasi untuk menjawab tantangan industri, terutama di era industri 4.0. Keempat, perbaikan birokrasi pemerintah dengan merevisi beberapa aturan yang menyulitkan investasi.
"Ini yang harus kita perbaiki, yaitu merevisi undang-undang yang memberatkan investasi," terang Sri Mulyani di Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Kelima adalah pengelolaan tata ruang wilayah yang baik dan didukung oleh sistem yang integratif. Keenam, tata kelola sumber daya ekonomi dan keuangan melalui APBN yang sehat.
Namun, kata Sri Mulyani, upaya memperbaiki ekonomi tersebut bukan hal mudah dan sekejap. Dia pun meminta masyarakat tidak berharap ada "Satria Piningit" yang mampu menyelesaikan persoalan ekonomi bangsa dengan sekejap.
"Jangan berharap ada Satria Piningit yang bisa menyelsaikan seluruh permasalahan (ekonomi). Jangan harap ada Satria Piningit, itu cuma ada di Disneyland," pungkasnya.
(ven)