Angin Segar Perang Dagang, Trump Tunda Kenaikan Tarif Produk Asal China
A
A
A
WASHINGTON - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump akan menunda rencana kenaikan tarif bea impor terhadap produk-produk asal China senilai USD250 miliar. Penundaan ini disebutkan sebagai niat baik dari Negeri Paman Sam -julukan AS-, menyusul agenda pembicaraan lanjutan antara kedua negara untuk menyelesaikan perang dagang.
Dilansir BBC, Kamis (12/9/2019) dalam kicuannya di Twitter, Trump mengatakan kenaikan 5% terhadap produk China yang dijadwalkan berlaku 1 Oktober 2019, akan ditunda selama dua minggu. Lebih lanjut Ia mengungkapkan, penundaan ini atas dasar permintaan dari China serta mengikuti langkah Beijing yang lebih dulu menghapus beberapa produk AS dari kebijakan tarif.
Kedua langkah baik dari AS dan China ini mengiringi kesiapan kedua belah pihak untuk memulai pembicaraan baru yang bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan dagang jangka panjang di antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Seperti diketahui bulan lalu, AS sempat mengatakan bakal menaikkan tarif untuk semua produk China, termasuk menaikkan pajak 25% atas impor Tiongkok senilai USD250 milIar menjadi 30%. Pada hari Rabu kemarin, Trump mengatakan Wakil Perdana Menteri China Liu He telah memintanya untuk menunda kenaikan tarif pada 1 Oktober karena tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan hari jadi Republik Rakyat Tiongkok.
"Pada tanggal 1 Oktober, kami telah sepakat, sebagai isyarat niat baik, untuk menunda kenaikan tarif produk senilai 250 Miliar Dolar (25% menjadi 30%), dari tanggal 1 Oktober hingga 15 Oktober," bunyi Tweet Trump.
Sebelumnya, China merilis daftar 16 impor AS yang akan dibebaskan dari tarif termasuk obat anti-kanker dan pakan ternak. Ekspor AS yang signifikan ke China, seperti daging babi, kedelai, dan mobil buatan Amerika, merupakan di antara barang-barang yang masih akan terkena pajak besar.
Ketegangan Meningkat
Ekonomi terbesar dunia telah terkunci dalam pertarungan perdagangan yang sudah berlangsung selama satu tahun terakhir yang berdampak ke sektor bisnis hingga membebani ekonomi global. Ketegangan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan Washington mengatakan akan menargetkan semua impor China ke AS dengan bea baru pada akhir tahun ini.
Dengan adanya saling ancam, kedua belah pihak bersiap untuk kembali ke meja perundingan. Pertemuan pendahuluan dijadwalkan berlangsung akhir bulan ini di Washington sebelum Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan perwakilan perdagangan Robert Lighthizer bertemu dengan Liu di China pada bulan Oktober.
Namun, beberapa analis berpendapat bahwa langkah terbaru oleh AS dan China belum membawa resolusi menuju kesepakatan perdagangan di antara mereka lebih dekat. "Penyelesaian secara luas tidak terlihat," kata Gary Hufbauer dari Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional.
"Beijing siap untuk kelanjutan dari kebijakan tarif mereka dan secara retorika, permusuhan ini akan berlanjut hingga tahun 2020. Dan Trump tidak dapat mundur, tanpa mendapat kritik keras, baik Demokrat dan Republik," ungkapnya.
Dilansir BBC, Kamis (12/9/2019) dalam kicuannya di Twitter, Trump mengatakan kenaikan 5% terhadap produk China yang dijadwalkan berlaku 1 Oktober 2019, akan ditunda selama dua minggu. Lebih lanjut Ia mengungkapkan, penundaan ini atas dasar permintaan dari China serta mengikuti langkah Beijing yang lebih dulu menghapus beberapa produk AS dari kebijakan tarif.
Kedua langkah baik dari AS dan China ini mengiringi kesiapan kedua belah pihak untuk memulai pembicaraan baru yang bertujuan untuk menyelesaikan perselisihan dagang jangka panjang di antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
Seperti diketahui bulan lalu, AS sempat mengatakan bakal menaikkan tarif untuk semua produk China, termasuk menaikkan pajak 25% atas impor Tiongkok senilai USD250 milIar menjadi 30%. Pada hari Rabu kemarin, Trump mengatakan Wakil Perdana Menteri China Liu He telah memintanya untuk menunda kenaikan tarif pada 1 Oktober karena tanggal tersebut bertepatan dengan peringatan hari jadi Republik Rakyat Tiongkok.
"Pada tanggal 1 Oktober, kami telah sepakat, sebagai isyarat niat baik, untuk menunda kenaikan tarif produk senilai 250 Miliar Dolar (25% menjadi 30%), dari tanggal 1 Oktober hingga 15 Oktober," bunyi Tweet Trump.
Sebelumnya, China merilis daftar 16 impor AS yang akan dibebaskan dari tarif termasuk obat anti-kanker dan pakan ternak. Ekspor AS yang signifikan ke China, seperti daging babi, kedelai, dan mobil buatan Amerika, merupakan di antara barang-barang yang masih akan terkena pajak besar.
Ketegangan Meningkat
Ekonomi terbesar dunia telah terkunci dalam pertarungan perdagangan yang sudah berlangsung selama satu tahun terakhir yang berdampak ke sektor bisnis hingga membebani ekonomi global. Ketegangan telah meningkat dalam beberapa bulan terakhir dan Washington mengatakan akan menargetkan semua impor China ke AS dengan bea baru pada akhir tahun ini.
Dengan adanya saling ancam, kedua belah pihak bersiap untuk kembali ke meja perundingan. Pertemuan pendahuluan dijadwalkan berlangsung akhir bulan ini di Washington sebelum Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin dan perwakilan perdagangan Robert Lighthizer bertemu dengan Liu di China pada bulan Oktober.
Namun, beberapa analis berpendapat bahwa langkah terbaru oleh AS dan China belum membawa resolusi menuju kesepakatan perdagangan di antara mereka lebih dekat. "Penyelesaian secara luas tidak terlihat," kata Gary Hufbauer dari Institut Peterson untuk Ekonomi Internasional.
"Beijing siap untuk kelanjutan dari kebijakan tarif mereka dan secara retorika, permusuhan ini akan berlanjut hingga tahun 2020. Dan Trump tidak dapat mundur, tanpa mendapat kritik keras, baik Demokrat dan Republik," ungkapnya.
(akr)