Ancaman Resesi Ekonomi Global Tak Bikin Sri Mulyani Cemas
A
A
A
JAKARTA - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengaku tidak khawatir terkait ancaman resesi ekonomi global, yang bakal berdampak ke Tanah Air. Menurutnya perkembangan kondisi global memang harus terus diwaspadai tanpa membuat kita menjadi cemas.
"Agar makro policy kita sound dan timely appropriate. Tekanan ketidakpastian global harus terus diwaspadai, meski tak perlu khawatir," ujar Sri Mulyani di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Seperti diketahui belakangan, lembaga Internasional memproyeksi perlambatan akan menggerus ekonomi global. Bahkan IMF dalam World Economic Forum (WEF) 2019, kembali merevisi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2019-2020 menjadi 3,2% dan 3,5%, lebih rendah 0,1% dibandingkan proyeksi sebelumnya.
Menurut Sri Mulyani, sejak krisis ekonomi global pada 2008-2009 lalu ekonomi dunia belum sepenuhnya sehat. Hal ini dibuktikan dengan masih belum stabilnya ekonomi dari negara-negara di dunia, bahkan terang dia ada yang sampai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)-nya mengalami defisit lagi.
"Terpenting bagaimana pemerintah bisa menjaga dengan baik fundamental ekonomi. Pemerintah justru juga akan mewaspadai perkembangan ekonomi global yang dapat mempengaruhi ekonomi nasional," jelasnya.
Sebelumnya mantan Direktur Bank Dunia itu menyatakan, kondisi perekonomian domestik sampai dengan Juli 2019 masih terjaga dengan baik meskipun terdapat tekanan pada perdagangan internasional. "Sampai Juli terjadi recovery yang cukup besar dan juga terlihat dalam nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan sampai Juli 2019," ungkapnya.
"Agar makro policy kita sound dan timely appropriate. Tekanan ketidakpastian global harus terus diwaspadai, meski tak perlu khawatir," ujar Sri Mulyani di Djakarta Theater, Jakarta, Kamis (12/9/2019).
Seperti diketahui belakangan, lembaga Internasional memproyeksi perlambatan akan menggerus ekonomi global. Bahkan IMF dalam World Economic Forum (WEF) 2019, kembali merevisi pertumbuhan ekonomi dunia tahun 2019-2020 menjadi 3,2% dan 3,5%, lebih rendah 0,1% dibandingkan proyeksi sebelumnya.
Menurut Sri Mulyani, sejak krisis ekonomi global pada 2008-2009 lalu ekonomi dunia belum sepenuhnya sehat. Hal ini dibuktikan dengan masih belum stabilnya ekonomi dari negara-negara di dunia, bahkan terang dia ada yang sampai Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN)-nya mengalami defisit lagi.
"Terpenting bagaimana pemerintah bisa menjaga dengan baik fundamental ekonomi. Pemerintah justru juga akan mewaspadai perkembangan ekonomi global yang dapat mempengaruhi ekonomi nasional," jelasnya.
Sebelumnya mantan Direktur Bank Dunia itu menyatakan, kondisi perekonomian domestik sampai dengan Juli 2019 masih terjaga dengan baik meskipun terdapat tekanan pada perdagangan internasional. "Sampai Juli terjadi recovery yang cukup besar dan juga terlihat dalam nilai tukar rupiah yang mengalami penguatan sampai Juli 2019," ungkapnya.
(akr)