Persiapan Dana Pensiunan Penduduk Indonesia Masih Rendah

Sabtu, 14 September 2019 - 01:12 WIB
Persiapan Dana Pensiunan Penduduk Indonesia Masih Rendah
Persiapan Dana Pensiunan Penduduk Indonesia Masih Rendah
A A A
BANDUNG - Persiapan dana pensiun penduduk Indonesia dinilai masih sangat rendah. Karenanya masyarakat diminta lebih mempersiapkan masa tua dengan membuat perencanaan keuangan untuk masa tua.

Head of Brand Product Campaign & Creative Manulife Indonesia Henry Widagdo mengatakan, merujuk pada data Manulife Investor Sentiment Index (MISI) pada 2017, mayoritas masyarakat Indonesia optimistis terhadap hari tua mereka. Dimana, mereka memiliki ekspektasi memiliki 57% lebih baik dari gaya hidup saat ini.

Tetapi, terdapat 19% investor yang khawatir akan kehabisan uang pada masa pensiun nanti. Karena, mayoritas investor hanya dapat menyiapkan dana pensiun kurang dari Rp100 juta. "Uang sejumlah itu diperkirakan akan habis dalam 2-3 tahun jika rata-rata pengeluaran Rp4 juta per bulan," kata Henry saat launching MiFuture Income Protector (Mifid) di Bandung.

Kendati begitu, berdasarkan data Otoritas Jasa Keuangan (OJK), hanya 13,5 juta pekerja atau sekitar 27% dari 50 juta pekerja formal di Indonesia yang memiliki program pensiun. Kondisi itu kata dia, akan menjadi beban bagi anak dan keluarganya kelak.

Dia menyebut, saat ini masih banyak generasi sandwich. Generasi yang masih dihadapkan persoalan menanggung kebutuhan orangtua dan keluarganya. "Kita harus merubah paradigma, bahwa anak bukan celengan. Kita harus ada solusi untuk masa depan kita sendiri," tegas dia.

Salah satu solusi yang bisa diambil mayarakat adalah membuat perencanaan keuangan masa depan, mengikuti program asuransi hari tua. Head of Product Manulife Indonesia Richard Azarya Sondakh menyebut, produk asuransi Mifid misalnya, memberikan perlindungan jangka panjang kepada investor. Produk ini juga dapat diwariskan kepada generasi berikutnya.

Melalui Mifip, Manulife ingin memudahkan hidup nasabah agar tidak menanggung beban yang sama pada masa pensiun. Mifip ini memberikan manfaat hingga enam kali jumlah premi yang dibayarkan sehingga nasabah siap menghadapi hari tua. Pembayaran premi pun bisa disesuaikan dengan keinginan nasabah.

Dia yakin, produk ini akan diterima pasar. Apalagi produk Mifid dibuat berdasarkan riset kebutuhan nasabah saat ini. Bila dihubungkan dengan kajian Boston Consulting Group, akan jauh relevan. Di mana pertumbuhan masyarakat kelas menengah Indonesia akan meningkat 64% dari 2012 hingga 2020, yakni dari 41,6 juta jiwa menjadi 68,2 juta jiwa.

Peluang pasar bagi produk asuransi optimistis akan terus meningkat. Walaupun saat ini penetrasi asuransi di Indonesia masih sangat rendah, yaitu 1,3% dari 250 juta populasi Indonesia. "Kami optimistis produk kami akan diterima pasar," imbuh dia.
(akr)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.3875 seconds (0.1#10.140)