Kurs Rupiah Tergelincir di Awal Sesi Iringi Lompatan Dolar AS
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada perdagangan, Kamis (19/9/2019) dibuka tergelincir usai kemarin sempat mencuatkan sinyal perbaikan. Berbalik arahnya mata uang Garuda mengiringi lompatan dolar AS setelah Fed pangkas suku bunga sebesar 25 basis poin.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini menyusut ke posisi Rp14.099/USD untuk kembali mendapatkan tekanan. Rupiah memperlihatkan masih rentan terhadap faktor eksternal usai jatuh dibandingkan kemarin Rp14.080/USD.
Sementara posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga ikut merosot ke level Rp14.101/USD untuk memperlihatkan masih fluktuatif dibandingkan dari sesi penutupan Rabu, kemarin Rp14.066/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.098 hingga Rp14.104/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi masih stagnan pada level Rp14.085/USD atau tidak beranjak dari sebelumnya. Rupiah memperlihatkan masih rendah terhadap faktor eksternal yang masih penuh ketidakpastian.
Posisi rupiah berdasarkan data Yahoo Finance hari ini terlihat menguat tipis untuk melawan tren pelemahan, usai meningkat jadi Rp14.055/USD. Raihan tersebut lebih baik dari sebelumnya Rp14.060/USD lewat pergerakan harian Rp14.055-Rp14.099/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar berdiri lebih tinggi pada hari Kamis setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Hal ini seperti yang sudah diharapkan, tetapi ketua The Fed mengisyaratkan batasan yang lebih tinggi untuk penurunan suku bunga di masa depan.
Dolar naik 0,3% versus euro setelah keputusan Fed dan mantap di posisi 1,1027 terhadap Pounds. Itu memberi beberapa keuntungan pada pound untuk menahan sedikit pada kisaran 1,2468.
Greenback sempat menyentuh level tertinggi tujuh minggu di 108,47 terhadap yen Jepang dan berdiri tepat di bawah itu di perdagangan pagi Asia. USD juga naik saat melawan franc Swiss, mencapai level tertinggi tiga bulan, dan naik terhadap mata uang utama lainnya.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah pagi ini menyusut ke posisi Rp14.099/USD untuk kembali mendapatkan tekanan. Rupiah memperlihatkan masih rentan terhadap faktor eksternal usai jatuh dibandingkan kemarin Rp14.080/USD.
Sementara posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada perdagangan spot exchange juga ikut merosot ke level Rp14.101/USD untuk memperlihatkan masih fluktuatif dibandingkan dari sesi penutupan Rabu, kemarin Rp14.066/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.098 hingga Rp14.104/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas menunjukkan rupiah pada sesi perdagangan pagi masih stagnan pada level Rp14.085/USD atau tidak beranjak dari sebelumnya. Rupiah memperlihatkan masih rendah terhadap faktor eksternal yang masih penuh ketidakpastian.
Posisi rupiah berdasarkan data Yahoo Finance hari ini terlihat menguat tipis untuk melawan tren pelemahan, usai meningkat jadi Rp14.055/USD. Raihan tersebut lebih baik dari sebelumnya Rp14.060/USD lewat pergerakan harian Rp14.055-Rp14.099/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar berdiri lebih tinggi pada hari Kamis setelah Federal Reserve AS memangkas suku bunga sebesar 25 basis poin. Hal ini seperti yang sudah diharapkan, tetapi ketua The Fed mengisyaratkan batasan yang lebih tinggi untuk penurunan suku bunga di masa depan.
Dolar naik 0,3% versus euro setelah keputusan Fed dan mantap di posisi 1,1027 terhadap Pounds. Itu memberi beberapa keuntungan pada pound untuk menahan sedikit pada kisaran 1,2468.
Greenback sempat menyentuh level tertinggi tujuh minggu di 108,47 terhadap yen Jepang dan berdiri tepat di bawah itu di perdagangan pagi Asia. USD juga naik saat melawan franc Swiss, mencapai level tertinggi tiga bulan, dan naik terhadap mata uang utama lainnya.
(akr)