TBBM Pertamina Boyolali Berdayakan Masyarakat lewat Kawasan Wisata Edukasi

Sabtu, 21 September 2019 - 15:01 WIB
TBBM Pertamina Boyolali...
TBBM Pertamina Boyolali Berdayakan Masyarakat lewat Kawasan Wisata Edukasi
A A A
BOYOLALI - Terminal BBM Pertamina Boyolali melalui kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (corporate socialresponsibility/CSR) membangun Kawasan Wisata Edukasi Campbell 2 di Desa Tawangsari, Kecamatan Teras, Kabupaten Boyolali. Destinasi wisata yang sebelumnya merupakan lahan kritis ini dijadikan taman edukasi untuk membangun perekonomian masyarakat desa.

Selain menyediakan sejumlah fasilitas wisata luar ruangan, wahana edukasi ternak sapi perah dan biogas, tempat ini juga memiliki pengolahan sampah organik dan plastik yakni Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) Asri Berkah Mandiri.

"Di TPST ini semua sampah rumah tangga dari desa dikumpulkan untuk kemudian diolah menjadi bahan bakar dan pupuk kompos," ujar Operation Head TBBM Pertamina Boyolali Mangku Hidayat di Boyolali, Jumat (20/9/2019).

Dia menjelaskan, istilah mengolah sampah menjadi bahan bakar ini disebut "Petik Jami" yakni pengubah plastik jadi minyak. Mesin Petik Jami yang diberikan memiliki kapasitas pengolahan 5 kg sampah plastik. Dengan alat ini, limbah plastik dipanaskan dalam tong reaktor yang tertutup rapat untuk menghasilkan uap polimer. Kemudian uap yang dihasilkan ini ditampung dalam kondensor menjadi minyak.

"Dari 1 kg plastik bisa jadi 0,7 liter solar ataupun minyak tanah. Olahan sampah ini bisa menjadi bensin tapi belum ada kandungan oktannya," terang Mangku.

Sementara sampah organik diolah menjadi kompos dan pupuk organik. Desa Tawangsari juga terkenal sebagai daerah penghasil susu sapi terbesar di Jawa Tengah. Produk-produk susu sapi yang diolah dari peternakan sapi di Campbell 2 antara lain es yogurt dan es susu segar yang menjadi favorit pengunjung saat berwisata di sini.

"Selain menjadi pupuk organik, kami juga mengolah kotoran sapi menjadi biogas, yang kemudian menjadi sumber energi untuk penerangan agrowisata dan energi alternatif untuk memasak dan mengolah produk susu," pungkas Mangku.
(fjo)
Copyright ©2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.0798 seconds (0.1#10.140)