Kurs Rupiah Berakhir Loyo Mengiringi Pemulihan Dolar AS

Rabu, 25 September 2019 - 17:47 WIB
Kurs Rupiah Berakhir...
Kurs Rupiah Berakhir Loyo Mengiringi Pemulihan Dolar AS
A A A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Rabu (25/9/2019) ditutup loyo untuk semakin dalam terperosok ke zona merah. Keterpurukan mata uang Garuda mengiringi dolar yang mulai pulih setelah sempat tergerus di tengah penyeledikan pemakzulan terhadap Presiden AS Donald Trump resmi dimulai.

Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah anjlok ke level Rp14.145/USD untuk jadi penurunan yang cukup dalam dibandingkan sesi sebelumnya Rp14.100/USD. Pergerakan harian rupiah pada perdagangan hari ini berada pada kisaran Rp14.098 hingga Rp14.150/USD.

Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada akhir perdagangan spot exchange merosot menjadi Rp14.151/USD dari Selasa, kemarin yang bertengger di Rp14.113/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.120-Rp14.155/USD.

Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore terlihat tak berdaya hingga berakhir ambruk hingga Rp14.152/USD. Kondisi eksternal dan internal yang tidak menentu menekan kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir.

Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di posisi Rp14.134/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan kurs rupiah. Posisi ini memperlihatkan rupiah memburuk dari, kemarin Rp14.099/USD.

Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar pulih pada perdagangan hari Rabu setelah sempat tertekan saat penyelidikan pemakzulan resmi dimulai terhadap Presiden AS Donald Trump. Sementara perdagangan Amerika Serikat dan China masih penuh ketidakpastian seputar babak baru pembicaraan perang dagang yang justru menggerus pasar mata uang.

Dolar turun setelah Ketua DPR Nancy Pelosi mengumumkan, akan memulai penyelidikan formal dengan menuding Trump telah merusak keamanan nasional dan melanggar Konstitusi AS. Hingga akhirnya Dolar pulih pada awal perdagangan Eropa, meskipun analis mengatakan penyelidikan impeachment akan meningkatkan tekanan pada mata uang.

Indeks dolar dalam sesi terakhir tercatat naik 0,2% pada posisi 98,545. Sedangkan euro justru naik 0,2% menjadi 1,0996 saat menghadapi USD. Di tempat lain, pasar valas sebagian besar sebagian besar dalam suasana risk-off, dengan dolar Australia, Poundsterling, dan sebagian besar mata uang emerging-market lebih rendah.

Yuan offshore China turun 0,2% menjadi 7,1205. Selanjutnya Dolar Australia yang terpapar pelemahan China menyusut 0,3% di level 0,6780 per USD. Sedangkan Yen Jepang turun 0,2% terhadap dolar menjadi 107,31. Mata uang Safe-haven lain seperti franc Swiss terpantau naik 0,2% terhadap euro menjadi 1,0845 franc.
(akr)
Berita Terkait
Nilai Tukar Rupiah Melemah
Nilai Tukar Rupiah Melemah
Balik Arah, Rupiah Menguat...
Balik Arah, Rupiah Menguat Tipis ke Rp16.251 Sore Ini
Nilai Tukar Rupiah Melemah...
Nilai Tukar Rupiah Melemah ke Level Rp15.036
Rupiah Tertekan Meski...
Rupiah Tertekan Meski Indeks Dolar AS Melemah
Rupiah Punya Peluang...
Rupiah Punya Peluang Saat Penguatan Dollar AS Tertahan di Tengah Sikap Wait and See
Rupiah Tengah Pekan...
Rupiah Tengah Pekan Dibuka Loyo ke Rp14.853/USD Iringi Kejatuhan Pounds
Berita Terkini
Kejar Pertumbuhan Ekonomi...
Kejar Pertumbuhan Ekonomi 8% Butuh Konektivitas Andal
6 jam yang lalu
Dampak Perang Dagang,...
Dampak Perang Dagang, DPR Dorong Impor Gas Penuhi Kebutuhan Industri
8 jam yang lalu
3 Fakta Menarik Singapore...
3 Fakta Menarik Singapore Airlines, Beri Bonus Fantastis 8 Kali Gaji dalam Setahun
9 jam yang lalu
Benahi Truk ODOL, Aptrindo:...
Benahi Truk ODOL, Aptrindo: Jangan Sampai Omon-omon, Harus Ada Roadmap Jelas
10 jam yang lalu
Sanksi AS Gagal Runtuhkan...
Sanksi AS Gagal Runtuhkan Moskow, Rusia Catat Pertumbuhan Ekonomi 4,1%
10 jam yang lalu
Scooter Prix dan Pertamina...
Scooter Prix dan Pertamina Mandalika Racing Series Bisa Menjadi Katalisator Ekonomi
10 jam yang lalu
Infografis
6 Pekan, Houthi Tembak...
6 Pekan, Houthi Tembak Jatuh 7 Drone AS Senilai Rp3,4 Triliun
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved