Kurs Rupiah Berakhir Loyo Mengiringi Pemulihan Dolar AS
A
A
A
JAKARTA - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (USD) pada akhir perdagangan, Rabu (25/9/2019) ditutup loyo untuk semakin dalam terperosok ke zona merah. Keterpurukan mata uang Garuda mengiringi dolar yang mulai pulih setelah sempat tergerus di tengah penyeledikan pemakzulan terhadap Presiden AS Donald Trump resmi dimulai.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah anjlok ke level Rp14.145/USD untuk jadi penurunan yang cukup dalam dibandingkan sesi sebelumnya Rp14.100/USD. Pergerakan harian rupiah pada perdagangan hari ini berada pada kisaran Rp14.098 hingga Rp14.150/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada akhir perdagangan spot exchange merosot menjadi Rp14.151/USD dari Selasa, kemarin yang bertengger di Rp14.113/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.120-Rp14.155/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore terlihat tak berdaya hingga berakhir ambruk hingga Rp14.152/USD. Kondisi eksternal dan internal yang tidak menentu menekan kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di posisi Rp14.134/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan kurs rupiah. Posisi ini memperlihatkan rupiah memburuk dari, kemarin Rp14.099/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar pulih pada perdagangan hari Rabu setelah sempat tertekan saat penyelidikan pemakzulan resmi dimulai terhadap Presiden AS Donald Trump. Sementara perdagangan Amerika Serikat dan China masih penuh ketidakpastian seputar babak baru pembicaraan perang dagang yang justru menggerus pasar mata uang.
Dolar turun setelah Ketua DPR Nancy Pelosi mengumumkan, akan memulai penyelidikan formal dengan menuding Trump telah merusak keamanan nasional dan melanggar Konstitusi AS. Hingga akhirnya Dolar pulih pada awal perdagangan Eropa, meskipun analis mengatakan penyelidikan impeachment akan meningkatkan tekanan pada mata uang.
Indeks dolar dalam sesi terakhir tercatat naik 0,2% pada posisi 98,545. Sedangkan euro justru naik 0,2% menjadi 1,0996 saat menghadapi USD. Di tempat lain, pasar valas sebagian besar sebagian besar dalam suasana risk-off, dengan dolar Australia, Poundsterling, dan sebagian besar mata uang emerging-market lebih rendah.
Yuan offshore China turun 0,2% menjadi 7,1205. Selanjutnya Dolar Australia yang terpapar pelemahan China menyusut 0,3% di level 0,6780 per USD. Sedangkan Yen Jepang turun 0,2% terhadap dolar menjadi 107,31. Mata uang Safe-haven lain seperti franc Swiss terpantau naik 0,2% terhadap euro menjadi 1,0845 franc.
Data Yahoo Finance menunjukkan rupiah anjlok ke level Rp14.145/USD untuk jadi penurunan yang cukup dalam dibandingkan sesi sebelumnya Rp14.100/USD. Pergerakan harian rupiah pada perdagangan hari ini berada pada kisaran Rp14.098 hingga Rp14.150/USD.
Posisi rupiah melihat data Bloomberg, pada akhir perdagangan spot exchange merosot menjadi Rp14.151/USD dari Selasa, kemarin yang bertengger di Rp14.113/USD. Rupiah hari ini bergerak di antara Rp14.120-Rp14.155/USD.
Berdasarkan data SINDOnews bersumber dari Limas, rupiah hingga sesi sore terlihat tak berdaya hingga berakhir ambruk hingga Rp14.152/USD. Kondisi eksternal dan internal yang tidak menentu menekan kurs rupiah dalam beberapa hari terakhir.
Menurut kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) BI, rupiah tertahan pada zona merah di posisi Rp14.134/USD untuk menjadi sinyal keterpurukan kurs rupiah. Posisi ini memperlihatkan rupiah memburuk dari, kemarin Rp14.099/USD.
Di sisi lain seperti dilansir Reuters, Dolar pulih pada perdagangan hari Rabu setelah sempat tertekan saat penyelidikan pemakzulan resmi dimulai terhadap Presiden AS Donald Trump. Sementara perdagangan Amerika Serikat dan China masih penuh ketidakpastian seputar babak baru pembicaraan perang dagang yang justru menggerus pasar mata uang.
Dolar turun setelah Ketua DPR Nancy Pelosi mengumumkan, akan memulai penyelidikan formal dengan menuding Trump telah merusak keamanan nasional dan melanggar Konstitusi AS. Hingga akhirnya Dolar pulih pada awal perdagangan Eropa, meskipun analis mengatakan penyelidikan impeachment akan meningkatkan tekanan pada mata uang.
Indeks dolar dalam sesi terakhir tercatat naik 0,2% pada posisi 98,545. Sedangkan euro justru naik 0,2% menjadi 1,0996 saat menghadapi USD. Di tempat lain, pasar valas sebagian besar sebagian besar dalam suasana risk-off, dengan dolar Australia, Poundsterling, dan sebagian besar mata uang emerging-market lebih rendah.
Yuan offshore China turun 0,2% menjadi 7,1205. Selanjutnya Dolar Australia yang terpapar pelemahan China menyusut 0,3% di level 0,6780 per USD. Sedangkan Yen Jepang turun 0,2% terhadap dolar menjadi 107,31. Mata uang Safe-haven lain seperti franc Swiss terpantau naik 0,2% terhadap euro menjadi 1,0845 franc.
(akr)